Buku cerita fabel bertajuk Gara-Gara Balon ini, mengajak para pembaca agar terbiasa hidup damai, pandai mengalah, dan menghindari pertengkaran. Kisah yang diperankan oleh tokoh binatang, yaitu Abi, Epan, Dogi, Ucil, dan Musmus ini, adalah kisah yang mengandung pendidikan karakter.
Pendidikan karakter kini menjadi fokus perhatian pada seri buku cerita anak. Sejauh ini sudah banyak bertebaran buku-buku pendidikan karakter tematik yang dimaksudkan untuk menumbuhkembangkan minat baca sekaligus membentuk karakter untuk anak-anak usia dini.
Sebab, anak-anak adalah aset keluarga, sekaligus juga aset bangsa yang kelak akan mewarnai dan menulis sejarah bangsanya sendiri.
Dengan diterbitkannya buku-buku bermuatan pendidikan karakter seperti ini, besar harapan kita dapat menyiapkan anak-anak kita yang lebih baik, lebih cerdas, berintegritas, jujur, mandiri, serta tangguh menghadapi zaman dan masa depan.
Lewat buku fabel Gara-Gara Balon ini, anak-anak kita akan hidup dengan damai, sebab damai jauh lebih menyenangkan daripada permusuhan dan pertengkaran.
Awal mula cerita, pada hari Minggu Abi dan teman-temannya lari pagi di taman hutan. Abi membeli balon berbentuk lebah dari seorang bapak penjaja balon yang kebetulan lewat di area hutan.
Epan juga membeli balon yang berbentuk terompet, karena nyaris sama dengan bentuk belalainya. Sementara Musmus membeli tiga balon berbentuk huruf abjad A, B, dan C. Balon A berwarna merah, balon B berwarna kuning, dan balon C berwarna biru.
Mulanya, Musmus beli tiga balon bukan untuk dibagikan kepada dua temannya (Dogi dan Ucil) yang belum memiliki balon. Namun, dengan sombong ia tegaskan, dirinya beli tiga balon sebab punya banyak uang.
Dogi dan Ucil tidak membeli balon karena tidak punya uang. Epan si gajah pun memberi usul agar balon A dipegang Musmus, balon B diberikan kepada Dogi, dan balon C dikasihkan kepada Ucil, agar mereka sama-sama pegang balon satu-satu.
Namun, Musmus yang angkuh tidak mau berbagi. Ia mau bermain dengan tiga balon sekaligus. Karena pelit, Epan melarang Musmus untuk tidak bermain di lapangan dan Ucil tidak mau mengajak Musmus bermain bola.
Dasar Musmus si pelit kelas berat, ia membantah bahwa lapangan itu bukan milik Epan. Dan meski tidak bermain bola bersama Ucil, Musmus yakin masih tetap bisa bermain bola sekalipun seorang diri.
Abi si lebah akhirnya datang untuk melerai pertengkaran itu. Ia sampaikan bahwa dirinya yang punya satu balon masih bisa berbagi secara bergantian dengan Dogi. Musmus pun terbuka hatinya untuk berbagi balon dengan Dogi dan Ucil.
Mereka kemudian bermain balon bersama di lapangan hutan dengan riang gembira. Mereka saling meminta maaf untuk tidak lagi marah-marah, pelit, sombong dan mudah bertengkar.
Inilah ulasan dari buku fabel Gara-Gara Balon yang sarat hikmah dan pelajaran untuk kita terapkan dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat. Selamat membaca!
Identitas Buku
Judul: Gara-Gara Balon
Penulis: Anne Rahman
Penerbit: Bee Media
Cetakan: I, Agustus 2017
Tebal: 28 Halaman
ISBN: 978-602-6587-19-0
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
4 Rekomendasi Tablet Layar 12 Inci Paling Worth It untuk Kerja Harian, Produktivitas Naik 10 Kali
-
Vivo X200T Siap Meluncur Awal Tahun 2026, Ukuran Compact dan Performa Kencang
-
4 Rekomendasi HP Terbaik 2025 dengan Harga Rp 2 Jutaan, Chipset Kencang dan Baterai Awet
-
4 Perangkat HP Murah Bawa Chipset MediaTek Helio G99, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
Advan Macha Resmi Rilis, HP dengan Chipset Dimensity 7060 Pertama di Indonesia
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Berubah Itu Mudah, Membentuk Ulang Diri Menjadi Lebih Baik
-
Berhenti Cemas! Memahami Dinamika Dunia Kerja dengan Bijak Lewat Buku 'Lagi Probation'
-
Ulasan Buku Cermin Ajaib, Sarat Pesan Moral untuk Pembaca Cilik
-
Ulasan Buku 'No More Burnout', Strategi Jitu Menjaga Kesehatan Mental
-
Tanamkan Sikap Jujur dan Tanggung Jawab dalam Buku Bertajuk Kio Si Penjaga Lumbung
Ulasan
-
7 Our Family: Luka Keluarga dari Sudut Anak Paling Terlupakan
-
Ahlan Singapore: Rebecca Klopper Terjebak di Antara Kiesha Alvaro dan Ibrahim Risyad
-
Ulasan Novel Timun Jelita: Bukti Mengejar Mimpi Nggak Ada Kata Terlambat!
-
Ulasan Novel The Mint Heart: Romansa Gemas Reporter dengan Fotografer Cuek
-
Review Novel Kami (Bukan) Sarjana Kertas: Potret Realistis Kehidupan Mahasiswa Indonesia
Terkini
-
Sinopsis dan Kontroversi Drama China Love dan Crown, Layakkah Ditonton?
-
5 Rekomendasi Drama China Misteri Baru 2025 untuk Temani Akhir Pekan
-
Indonesia di Mata Ji Chang Wook: Perjalanan Healing yang Penuh Makna
-
Anime Dead Account Bagikan Trailer Baru Jelang Tayang 10 Januari 2026
-
Deforestasi: Investasi Rugi Terbesar dalam Sejarah Pembangunan Indonesia