Novel Di Seberang Rumah karya Wulanfadi mengisahkan perjalanan emosional Adit, seorang pria yang tiba-tiba mengalami psikosis dan tidak bisa membedakan antara dunia nyata dan imajinasinya.
Kondisi ini membuatnya terpaksa menjalani pemulihan dengan pindah ke rumah Nini di Sukabumi. Di tempat baru ini, Adit berharap dapat menenangkan pikirannya dan memperbaiki kondisi mentalnya.
Tak disangka, Adit menemukan seorang tetangga di seberang rumah Nini yang juga mengalami kesulitan hidup serupa. Mona, seorang perempuan yang hidup sendirian setelah kehilangan orang tuanya dan hanya memiliki seorang kakak yang bekerja di luar pulau, juga menghadapi luka batin yang dalam. Kehidupan Mona yang terlihat biasa ternyata penuh dengan perjuangan mental, sama seperti yang dialami Adit.
Kedekatan yang terjalin antara Adit dan Mona bukan hanya sebatas tetangga biasa. Mereka saling mendukung dalam proses penyembuhan luka batin masing-masing. Hubungan ini membawa keduanya menyadari bahwa luka yang tak terlihat seperti trauma dan kesedihan memerlukan waktu dan proses untuk disembuhkan.
Wulanfadi dengan sangat baik menggambarkan kompleksitas emosi manusia dalam menghadapi kesehatan mental. Penulis menggunakan latar yang tenang di Sukabumi untuk memperkuat nuansa pemulihan dan pencarian kedamaian batin kedua tokoh utama.
Deskripsi keseharian Mona yang unik, seperti kebiasaannya memanggil kucingnya yang diberi nama sama dengan tetangganya, memberikan kesan kehidupan yang sederhana namun sarat makna.
Wulanfadi mengajak pembaca untuk memahami bahwa luka batin tidak bisa disembuhkan dengan instan, dan terkadang, orang-orang di sekitar kita memiliki peran penting dalam proses tersebut. Persahabatan yang tumbuh di antara Adit dan Mona memperlihatkan betapa pentingnya dukungan emosional dalam proses penyembuhan.
Novel ini menyentuh karena menggambarkan perjalanan penyembuhan dengan cara yang realistis dan mendalam. Menurut saya, Di Seberang Rumah adalah karya yang dapat membuka mata pembaca tentang pentingnya merawat kesehatan mental dan memberikan dukungan kepada orang-orang di sekitar kita yang mungkin sedang berjuang dalam diam. Wulanfadi berhasil menyajikan cerita yang sederhana, namun sarat emosi dan penuh akan makna.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Perspektif Penyakit dan Perawatan dalam Buku "How to Tell When We Will Die"
-
Ulasan Novel 3726 MDPL, Kisah Cinta di Balik Gunung Rinjani
-
Cinta Tak Terduga di Musim Natal dalam Novel 'If This Was a Movie'
-
Belajar Cara Mengikhlaskan dalam Novel 'At Least I Met You, Dr. Jiru'
-
Kisah Keluarga yang Penuh Luka dan Rahasia dalam Novel "Kisah untuk Alana"
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Quatre Karya Venita Beauty: Memilih Antara Mimpi Atau Realita
-
4 Rekomendasi Film Keluarga Serupa Bila Esok Ibu Tiada, Bikin Banjir Air Mata!
-
Ulasan Novel Bebas Tanggungan, Dilema Sandwich Generation dengan Utang Keluarga
-
Ulasan Novel Logika Asa, Perjuangan Diri di Tengah Tuntutan Keluarga
-
Ulasan Novel Highly Unlikely, Kisah Anak Pertama Menanggung Beban Keluarga
Ulasan
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Ulasan Novel Quatre Karya Venita Beauty: Memilih Antara Mimpi Atau Realita
-
Selalu Best Seller, 3 Buku Ini Gak Pernah Nangkring di Event Cuci Gudang
-
Ulasan Buku Susah Payah Mati di Malam Hari Susah Payah Hidup di Siang Hari, Tolak Romantisasi Hujan dan Senja
-
Doyoung NCT 'The Story': Ceria Hidup Layaknya Healing dan Pelukan Hangat
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg
-
Hazelight Studios Umumkan Game Baru, Siap Hadirkan Inovasi Co-Op Unik!