Awalnya saya mengira bahwa buku berjudul 'Dua Alasan untuk Tidak Jatuh Cinta' karya Faisal Oddang adalah sebuah novela karena hanya terdiri atas 30 halaman. Namun, ternyata buku yang terbit pada tahun 2019 ini hanya terdiri atas dua cerita pendek dengan nuansa kelam yang amat mendalam.
Sebagaimana judulnya, Dua Alasan untuk Tidak Jatuh Cinta memang mengandung dua cerita mengenai orang-orang yang patah hati.
Saya langsung terpana saat membaca cerpen pertama berjudul Cinta Alangkah Rumit. Cerpen ini mengangkat sebuah kisah tentang perasaan patah hati dari beberapa orang.
Hal yang menjadikan cerita ini cukup unik adalah cara Faisal Oddang membentuk sebuah potongan cerita dengan tokoh-tokoh berbeda tapi saling sambung menyambung.
Dimulai dari sudut pandang seorang seorang istri yang telah bercerai dari suaminya, lalu berpindah ke sudut pandang si suami yang ternyata terlibat dengan hubungan sesama jenis dan ketahuan oleh seorang security hotel.
Lantas subjek kemudian berpindah lagi ke sudut pandang si security yang bermasalah dengan seorang pria paruh baya, yang kemudian mengantarkan potongan cerita menuju POV dari pria paruh baya tersebut. Begitu seterusnya hingga cerpen berakhir dengan kisah ayah yang tidak kuasa bertemu puteri yang begitu ia cintai.
Baru kali ini saya menemukan cerpen dengan gaya bernarasi estafet seperti di atas. Dengan cara tersebut, Faisal Oddang membuat saya penasaran untuk terus membaca hingga bagian terakhir.
Adapun cerpen kedua yang berjudul But not Forgetten, Alinea. Bercerita tentang seorang pemuda yang rela menjadi cleaning service demi bisa bertemu dengan kekasihnya. Kekasihnya adalah gadis bernama Alinea yang tengah dirawat karena kehilangan ingatan.
Tapi di akhir cerpen, Faisal Oddang menyuguhkan plot-twist yang tidak disangka-sangka. Ternyata kisah tentang pertemuan pemuda tersebut dengan sosok Alinea hanyalah pikiran delusionalnya yang tidak lagi waras semenjak Alinea meninggal.
Setelah membacanya, buku ini mampu menciptakan sensasi perasaan hampa bagi saya secara pribadi. Dua Alasan untuk Tidak Jatuh Cinta adalah sebuah cerita menarik yang dikemas dengan rapi, singkat, tapi mampu meninggalkan kegetiran yang amat menohok.
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
Ulasan
-
Mengenal Tembang Asmaradhana, Simbol Cinta Mendalam Bagi Masyarakat Jawa
-
Mercusuar Cafe & Resto: Spot Foto Magical ala Negeri Dongeng di Bandung!
-
Cinta Tulus di Penghujung Ajal, Film Sampai Titik Terakhirmu Sedih Banget!
-
Ulasan Buku Tidak Ada New York Hari Ini, Kumpulan Puisi Karya Aan Mansyur
-
Review Film Dopamin: Terlalu Nyata dan Getir
Terkini
-
Tak Sekadar Mood Swing, Ini 4 Fase Perempuan yang Perlu Kamu Tahu!
-
Rekomendasi 5 Game Keluarga yang Bisa Dimainkan Semua Umur
-
Lee Chae Min Bahas Harapan Tahun Baru 2026: Ingin Dikelilingi Orang Baik
-
4 Sunscreen dengan Color Corrector untuk Proteksi Kulit dan Redakan Redness
-
PV dan Visual Teaser Kusunokis Garden of Gods Rilis, Tayang April 2026