Tidak ada orang yang ingin gagal dalam hidup. Tentu kita semua ingin memberi dan mendapatkan yang terbaik. Tapi apa daya, kegagalan adalah sesuatu yang tidak bisa dielakkan.
Dalam proses menuju sesuatu, gagal adalah teman sejati yang akan selalu mengiringi kita. Tak peduli sehebat apa pun seseorang, pasti pernah merasakan episode kegagalan dalam hidup.
Hanya saja, kita tidak boleh menganggap kegagalan adalah takdir mutlak, melainkan bagian dari sebuah proses keberhasilan.
Dalam buku berjudul 'Gapapa Kok, Gak Semua Harus Terwujud Hari Ini', Dono Salim menuliskan catatan-catatan singkat yang berisi penghiburan tiap kali seseorang sedang merasa gagal.
Saat membaca buku ini, rasanya seperti menemukan teman seperjuangan yang begitu memahami isi hati kita. Buku ini ibarat reminder yang bisa mengingatkan pembaca bahwa kegagalan adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus diterima.
Meskipun pembaca tidak akan menemukan solusi atau jawaban atas setiap kebingungan yang dialami, tapi kumpulan quotes di buku ini seakan menjadi sebuah validasi. Bahwa apa yang kita rasakan itu wajar.
Kita boleh memberi kritik atas setiap kesalahan dari diri sendiri, tapi jadikan hal tersebut sebagai bahan bakar untuk bergerak menjadi lebih baik. Bukan malah terus-menerus menyesali apa yang sudah lewat.
"Aku janji, cukup kemarin saja, pernah dengan sadar mengubur impianku, hanya demi omongan orang lain
Bodoh sekali!".
(Halaman 19)
Lalu jika kita ingin mulai dari nol lagi, merasa berat di awal adalah hal yang normal. Jika terasa sulit, semua orang juga merasakan kesulitan itu, kok. Jadi, santai saja!
"Selalu ada yang pertama dalam hidup.
Dan rasanya pasti sangat mual, saat baru akan memulai.
Gapapa kok, itu wajar"
(Halaman 160)
Secara umum, apa yang dituliskan dalam buku kumpulan quotes ini sebenarnya adalah nasihat-nasihat umum yang sudah sering kita dengarkan.
Tidak ada hal yang baru dari apa yang disampaikan oleh Dono Salim, begitu pun perspektif yang digunakan dalam memandang sesuatu. Maka, bagi saya secara pribadi, quotes-nya terasa kurang nampol.
Tapi sebagai bahan untuk memvalidasi perasaan, tulisan di buku ini lumayan oke. Bagi pembaca yang hanya ingin menikmati tulisan-tulisan ringan saat sedang berada dalam mood yang buruk, buku ini bisa menjadi bacaan untuk mengisi waktu luang!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
-
Atasi Keresahan dengan Cara yang Efektif Lewat Buku Lepas dari Kecemasan
-
Ulasan Buku Untukmu yang Paling Berharga, Sebuah Apresiasi untuk Kehidupan
-
Ulasan Novel Cinta untuk Perempuan yang Tidak Sempurna Karya Najelaa Shihab
-
Ulasan Novel 11.11: Kisah Cinta yang Berawal dari Mitos Angka 11.11
-
Penuh Momen Hangat! Ulasan Buku 'Papomics: Cerita Para Ayah dalam Komik'
Ulasan
-
Ulasan Buku Tidak Ada New York Hari Ini, Kumpulan Puisi Karya Aan Mansyur
-
Review Film Dopamin: Terlalu Nyata dan Getir
-
Setelah Suzume, Makoto Shinkai Bikin Pengumuman Mengejutkan Soal Proyek Film Selanjutnya
-
Mengurai Masalah Islam Kontemporer Lewat Buku Karya Tohir Bawazir
-
Ulasan Novel Beside You: Takdir sebagai Pemeran Pengganti
Terkini
-
Pedagang Sosis jadi Model JFW 2025, Pesan Saeruroh: Harus Nekat Sedikit
-
Tak Main-Main, Rully Anggi Akbar Hadiahkan Mahar Fantastis untuk Boiyen
-
Dikalahkan Mali, Indra Sjafri dan Anak Asuhnya Belum Juga Belajar dari Kesalahan Terdahulu
-
Rizky Ridho Perpanjang Kontrak dengan Persija Jakarta, Tutup Pintu Aboard?
-
4 Pelembab Witch Hazel Atasi Bruntusan dan Sebum pada Kulit Berminyak