'Kisah Kasih dari Dapur' adalah kumpulan esai unik yang mengubah makanan menjadi medium untuk memahami dinamika kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan bahkan politik.
Wilda Yanti Salam dengan cerdas menjadikan dapur sebagai jendela untuk melihat realitas yang lebih besar, sekaligus sebagai ruang nostalgia yang memancing rasa ingin tahu pembaca tentang keanekaragaman kuliner Nusantara, khususnya dari Sulawesi Selatan.
Makanan dalam buku ini tidak sekadar hidangan, tetapi sebuah perjalanan yang membawa pembaca menelusuri cerita di balik rasa.
Misalnya, cerita tentang Kapurung dan Papeda tidak hanya membangkitkan selera, tetapi juga membuka wacana tentang mitologi, tradisi, hingga struktur ekonomi masyarakat setempat.
Wilda dengan mahir meramu pengalaman pribadinya dan penelitian mendalam menjadi narasi yang hangat, personal, dan terkadang puitis.
Salah satu kekuatan utama buku ini adalah cara penyampaiannya yang ringan dan jenaka. Meski membahas topik yang serius seperti hubungan makanan dengan struktur sosial atau dinamika politik lokal, tulisan Wilda tetap mudah dipahami bahkan oleh pembaca yang awam.
Esai-esainya menyentuh, informatif, dan memberikan perspektif baru tentang bagaimana makanan bisa menjadi refleksi dari identitas dan perjuangan sebuah komunitas.
Buku ini juga memberikan exposure yang lebih besar pada kuliner Sulawesi Selatan, yang sering kali terabaikan dalam diskursus kuliner nusantara.
Wilda mengajak pembaca untuk melihat bagaimana makanan tradisional menjadi penanda budaya yang hidup dan terus berkembang, meski di tengah arus modernisasi.
Buku ini mengingatkan kita bahwa makanan, yang tampak sederhana, memiliki cerita mendalam yang menghubungkan generasi, sejarah, dan makna kehidupan sehari-hari. Sebuah bacaan yang mengenyangkan, baik untuk perut maupun jiwa.
'Kisah Kasih dari Dapur' rasanya menjadi undangan untuk menikmati perjalanan penuh rasa yang melampaui dapur.
Buku ini bukan sekadar kumpulan esai, melainkan sebuah cermin yang memantulkan kompleksitas manusia melalui kisah makanan.
Membacanya membuat kita ingin segera menjelajahi dan mencicipi kisah-kisah yang terbungkus dalam setiap hidangan.
Secara keseluruhan, 'Kisah Kasih dari Dapur' bukan hanya perjalanan kuliner, melainkan sebuah eksplorasi ke dalam jiwa makanan sebagai jembatan antara manusia dan realitasnya.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Novel Stranger, Kisah Emosional Anak dan Ayah dari Dunia Kriminal
-
Potret Kekerasan Ibu-Anak dalam Novel 'Bunda, Aku Nggak Suka Dipukul'
-
Novel The Prodigy: Menemukan Diri di Tengah Sistem Sekolah yang Rumit
-
The Killer Question: Ketika Kuis Pub Berubah Jadi Ajang Pembunuhan
-
"Bakat Menggonggong", Eksperimen Narasi yang Cerdas dan Penuh Nyinyiran
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Takbir Rindu di Istanbul, Memperjuangkan Cinta atau Cita-Cita?
-
Novel 'Dua Belas Pasang Mata', Pengabdian Guru di Tengah Krisis Peperangan
-
Novel Kokokan Mencari Arumbawangi, Dongeng Pedesaan yang Menghangatkan Hati
-
Tips Dee Lestari Atasi Writers Block, Tak Harus Liburan ke Bali!
-
Mengungkap Sisi Lain Jakarta dalam Novel Cerita-Cerita Jakarta
Ulasan
-
Review Film Pangku: Hadirkan Kejutan Hangat, Rapi, dan Tulus
-
Jarak dan Trauma: Pentingnya Komunikasi Efektif dalam Novel Critical Eleven
-
Perjuangan untuk Hak dan Kemanusiaan terhadap Budak dalam Novel Rasina
-
Ulasan Novel Larung, Perlawanan Anak Muda Mencari Arti Kebebasan Sejati
-
Suka Mitologi Asia? Ini 4 Rekomendasi Novel Fantasi Terjemahan Paling Seru!
Terkini
-
Saat Emosi Mengendalikan Ingatan: Mengenal Fenomena Mood-Congruent Memory
-
FIFA Matchday Bulan November dan Ulah 2 Negara Tetangga yang Harusnya Bikin Malu PSSI
-
Moderate Reader: Indonesia Peringkat Ke 31 Negara Paling Giat Membaca Buku
-
3 Flat Shoes di Bawah 200 Ribu yang Bikin Look Makin Chic
-
Filosofi Menanam Bunga Matahari untuk Tumbuh di Tengah Quarter Life Crisis