Dee Lestari bukan lagi nama yang asing di dunia sastra Indonesia modern. Sosoknya selalu konsisten menciptakan karya-karya fenomenal, mulai dari series novel Supernova, Perahu Kertas, Filosofi Kopi, Aroma Karsa, hingga series Rapijali.
Penulis yang akrab disapa Ibu Suri ini juga selalu berani mengeksplorasi berbagai genre. Tidak mengherankan kalau tiap-tiap novelnya selalu hadir dengan ide yang baru.
Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah novel Aroma Karasa. Novel ini pertama kali diterbitkan oleh Penerbit Bentang Pustaka pada tahun 2018. Berbekal nama besar Dee Lestari dan ide cerita yang fresh, Aroma Karsa lantas jadi salah satu novel best seller.
Ide Aroma Karsa sendiri terbilang unik dan antimainstream. Novel yang menggabungkan tema wewangian, indra penciuman, romansa, misteri, dan kebudayaan ini tersusun dengan sangat bagus. Padahal jalan cerita yang disajikan cukup rumit, tetapi Dee Lestari mampu mengeskekusi novelnya dengan amat sangat ciamik.
Lalu bagaimana Dee Lestari bisa mendapatkan ide hingga jadi satu mahakarya ini?
Pertanyaan tersebut dapat dijawab apabila kamu membaca buku Di Balik Tirai Aroma Karsa. Buku ini berisi behind the scene keseluruhan proses kreatif sang penulis saat menyusun novel Aroma Karsa.
Alih-alih langsung menjelaskan proses menulisnya, Dee Lestari justru membuka buku dengan pengalaman ia mendapat ilham untuk menyusun cerita tentang wewangian. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa proses kreatif seseorang dapat diperoleh melalui hal-hal sederhana yang sering ditemukan di kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya, pembaca akan diajak untuk melihat proses riset yang dilakukan Dee Lestari. Pada proses ini, rupanya penulis benar-benar mengerahkan sumber daya terbaiknya agar tulisan yang dihasilkan tidak hanya menarik, tetapi memerhatikan betul fakta, kebenaran, serta kematangan idenya.
Dedikasi terhadap karyanya ini dapat terlihat dari usaha Dee Lestari menentukan setting tempat yang akan menjadi latar penting dalam cerita Aroma Karsa. Setelah melalui proses riset dan pertimbangan, ia memilih Gunung Lawu sebagai salah satu lokasi ideal untuk ceritanya. Maka, berangkatlah Dee Lestari menuju Gunung Lawu untuk mengumpulkan segala informasi yang diperlukan saat menyusun cerita.
Upaya Dee Lestari tak sampai di situ saja, ia diketahui harus terjun langsung ke TPA Bantargebang sebab salah satu tokoh dalam novelnya memiliki latar belakang dari lokasi tersebut. Sang penulis bahkan rela melakukan riset sejarah dengan dosen dari Departemen Arkeologi UI dan mengambil kursus meracik parfum di Singapura.
Buku ini tidak hanya menampilkan usaha Dee dalam menemukan ide, riset, dan menyusun karya saja. Namun, dituliskan pula tentang proses penyuntingan, menyusun layout dan elemen dalam novel, hingga proses pemilihan font betul-betul diperhatikan.
Karya terbaik memang lahir dari kecintaan, dedikasi, dan usaha yang keras. Melalui buku Di Balik Tirai Aroma Karsa inilah pembaca dapat melihat usaha dan proses kreatif seorang penulis menciptakan karya yang spektakuler. Terbukti, sejak terbit pertama kali, novel Aroma Karsa masih hangat dibicarakan oleh para penikmat sastra sampai kini.
Identitas buku
Judul: Di Balik Tirai Aroma Karsa
Penulis: Dee Lestari
Penerbit: Bentang Pustaka
Cetakan pertama: Juni 2019
Tebal buku: 311 halaman
Baca Juga
-
Ulasan Komik Nyai Anteh: Cerita Rakyat Bergaya Modern dan Sarat Pesan Moral
-
Ulasan Buku A Starry Journal: Catatan Harian agar Fokus Meraih Impian
-
Potret Isu Patriarki dan Bias Gender yang Diangkat dalam Drama China Reborn
-
Cerita Remaja dan Kuliner Khas Betawi Berpadu dalam Novel Delicious Lips
-
Buku Anak Jadi Solusi Segar ketika Reading Slump Menyerang
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Olga: Freelance, Warisan Humor dari Penulis Ngocol
-
Perjalanan Penuh Makna di Novel 'Bagaimana Cara Mengurangi Berat Badan'
-
Ulasan Novel Mata Malam: Duka dari Catatan Kelam Sejarah Korea Selatan
-
Masa Remaja Sang Filsuf Omar Khayyam dan Perjumpaan Pertamanya dengan Yasmi
-
Cinta Mampu Mengubah Malas Menjadi Rajin dalam Novel Coz Loving U Gus
Ulasan
-
Review Film Brick: Dinding Misterius yang Menutupi Akses Hidup Manusia
-
The Old Woman with the Knife, Film Laga Solid dengan Karakter yang Impresif
-
4 Spot Foto Bunga-Bunga Cantik di Batu yang Instagramable dan Bikin Betah!
-
Ulasan Novel How to Slay at Work: Rahasia Kelam Bos yang Terlihat Sempurna
-
Review Film Marcello Mio: Anak yang Hidup di Bawah Bayang-Bayang Sang Ayah
Terkini
-
Yogyakarta Gamelan Festival Ke-30: Festival Musik, Seni dan Anak Muda, dengan Spirit Gamelan
-
Setelah Jepang, Novel Hujan Karya Tere Liye Hadir Versi Bahasa Inggris!
-
Onimusha: Way of the Sword, Kebangkitan Epik Setelah Dua Dekade Vakum
-
4 HP dengan Sensor Kamera SONY Mulai 3 Jutaan, Hasil Foto Bening Maksimal!
-
Olivia Rodrigo dan Louis Patridge Ajak Fans Donasi Palestina di Instagram