Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Athar Farha
Poster Film CODA (IMDb)

Pernahkah Sobat Yoursay merasa terjebak di antara tanggung jawab terhadap keluarga dan impian pribadimu? Tentunya ada yang pernah begitu, meskipun dalam skala yang berbeda.

Nah, bila kamu menonton CODA (2021), yakin deh, rasanya akan langsung seperti ditarik masuk ke dunia Ruby Rossi, gadis yang hidup di antara dua dunia—satu yang penuh dengan suara dan satu lagi yang sunyi. 

Film CODA disutradarai Sian Heder dan dibintangi Emilia Jones, Troy Kotsur, Marlee Matlin, Eugenio Derbez, Daniel Durant, yang tentu saja masih banyak bintang pendukung lainnya. Jajaran cast-nya begitu menarik deh. Memangnya menceritakan kehidupan macam apa yang Ruby Rossi alami? Kepoin terus ya. 

Sekilas tentang Film CODA

Ruby Rossi (Emilia Jones) hidup dalam keluarga nelayan di Massachusetts. Sejak kecil, dia jadi penerjemah buat orang tuanya dan kakaknya, yang mana dirinya membantu mereka berkomunikasi dengan dunia luar. Bisa dibilang, Ruby adalah suara bagi keluarganya—tanpa dia, mereka kesulitan menjalankan bisnis perikanan mereka.

Namun, hidup Ruby berubah ketika dia menemukan kecintaannya pada musik. Dengan dorongan dari gurunya, Mr. V (Eugenio Derbez), dia mulai mengejar impiannya untuk masuk ke Berklee College of Music. Namun, ada satu masalah besar, jika Ruby pergi, siapa yang akan membantu keluarganya? Dilematis banget sih. 

Representasi Teman Tuli yang Autentik

Benar-benar menyentuh hati deh. Awalnya, aku mengira ini hanya film keluarga biasa, tapi ternyata jauh lebih dari itu. CODA (yang merupakan singkatan dari Child of Deaf Adults) rupanya tentang Ruby Rossi yang jadi satu-satunya bisa mendengar di antara anggota keluarganya. 

Aku bisa merasakan beban yang dipikul Ruby. Menjadi harapan keluarga itu berat. Ada adegan yang benar-benar menusuk hatiku—saat Ruby duduk di meja makan bersama keluarganya dan berkata, "Aku ingin bernyanyi".

Wajah orang tuanya langsung berubah. Bukan karena mereka nggak mendukung, tapi karena mereka nggak bisa memahami dunia yang ingin Ruby masuki.

Aku rasa banyak dari kita pernah merasakan dilema serupa—antara mengejar sesuatu yang kita cintai atau tetap berada di tempat di mana kita merasa dibutuhkan.

Satu hal paling luar biasa dari CODA adalah bagaimana film ini benar-benar melibatkan aktor tuli. Troy Kotsur, yang berperan sebagai ayah Ruby, bahkan memenangkan Best Supporting Actor di Oscar 2022, menjadikannya aktor tuli pertama yang meraih penghargaan tersebut.

Marlee Matlin, yang memerankan ibu Ruby, juga bukan orang baru di dunia perfilman, dia tuh aktris tuli pertama yang memenangkan Oscar di tahun 1987.

Aku sangat menghargai bagaimana film ini nggak memperlakukan teman tuli cuma tempelan cerita, tapi benar-benar menghadirkan mereka dengan cara yang manusiawi.

Ada satu adegan lagi, yang kali ini benar-benar membuatku terdiam, yakni ketika scene Ruby tampil di konser sekolahnya, dan tiba-tiba audio dalam film jadi hening.

Saat itu, kita (penonton) melihat pertunjukan dari perspektif orang tua Ruby—nggak bisa mendengar suara Ruby, tapi bisa merasakan momen itu melalui ekspresi dan getaran di sekitar mereka.

Itu adalah satu di antara momen paling kuat dalam film ini. Aku bahkan merinding saat menontonnya karena bisa menyaksikan adegan sebegitu emosionalnya. 

Aku merasa CODA adalah salah satu film yang wajib ditonton seenggaknya sekali dalam hidup. Jadi, kalau kamu belum nonton CODA, luangkan waktu untuk menontonnya. Siapkan tisu ya. Bukan hanya karena film ini mengharukan, tapi karena akan menyentuh hatimu dengan cara yang nggak terduga.

Skor: 4,5/5

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Athar Farha