Pernah nggak kamu merasa hidup seperti berjalan di tempat? Terjebak dalam keadaan yang stagnan dan sulit untuk berkembang. Meskipun sudah tahu kalau harus ada yang diubah, namun rasanya sulit sekali untuk mulai mengambil langkah pertama.
Jika merasakan hal tersebut, kamu bisa baca buku berjudul 'Revolution of Life' yang ditulis oleh Sumono Liu. Sebagaimana judulnya, buku ini membahas tentang kisah-kisah inspiratif untuk membuat perubahan dalam hidup.
Di dalamnya, penulis membahas tentang kumpulan cerita dan inspirasi yang pernah ia baca, dengarkan, dan alami secara langsung.
Dengan hal tersebut, penulis berharap dapat menginspirasi pembaca agar bisa melakukan perubahan ke arah positif sebagaimana yang pernah ia alami.
Adapun seluruh inspirasi tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber. Mulai dari sejarah dunia, koleksi humor, biografi tokoh terkenal, ilustrasi, fenomena alam, makhluk hidup, kisah nyata, surat wasiat, kisah klasik, kata-kata mutiara, serta elemen alam dan tubuh manusia.
Setelah membaca buku ini, ada beberapa hal yang bagi saya cukup berkesan. Di antaranya adalah pengingat tentang kemauan agar mengenali apa yang benar-benar menjadi impian kita.
Dalam hal ini, pernah nggak sih kamu bertanya pada diri sendiri tentang hal apa yang benar-benar ingin diwujudkan dalam hidup? Yakni sesuatu yang bisa kamu bayangkan dan mendorongmu untuk bertindak.
Dorongan itu bukan semata-mata sesuatu yang 'harus' kamu kerjakan. Tetapi sesuatu yang memang 'mau' kamu kerjakan. Kamu dengan senang hati akan mendedikasikan banyak waktu untuk melakukan hal tersebut.
Di sinilah pentingnya memahami perbedaan antara keharusan dan kemauan. Dan alangkah baiknya jika kemauan tersebut berujung pada aksi yang membuat kita ngotot ingin melakukannya dalam bentuk aksi konkret.
"Semoga Anda tidak lagi salah memahami makna impian dan mampu membedakan mana yang sekedar mengkhayal (keinginan yang ditunda) dan mana yang merupakan sebuah impian sejati. Teruslah pelihara impian Anda! Inilah alasan mengapa kita tetap hidup, begitu keras kepala mencapai target, dan berjuang untuk kebahagiaan kita." (Halaman 13)
Selain itu, ada kutipan yang menurut saya cukup ngena. Sebagaimana yang dituliskan oleh Sumono Liu berikut.
"Apa misi yang Tuhan titipkan untuk Anda kerjakan? Jangan takut berkarya! Semua pekerjaan adalah misi karena setiap manusia telah dibekali dengan kelebihan berdasarkan kesanggupannya masing-masing." (Halaman 17)
Sekilas, kutipan di atas sebenarnya biasa saja. Tapi bagi saya pribadi cukup menyentuh. Kadang seseorang merasa bahwa telah terlahir sebagai makhluk yang tidak spesial.
Terlahir dengan tidak membawa apa-apa dan akan berakhir dengan tidak membawa apa-apa juga. Lantas, mengapa harus merasa menjadi ciptaan Tuhan yang eksklusif?
Tapi poinnya adalah semua makhluk hidup memang pada dasarnya diciptakan untuk membawa tujuan tertentu.
Tumbuhan diciptakan dengan fungsinya untuk berfotosintesis membawa misi untuk menghadirkan oksigen di bumi. Setiap hewan dengan fisiologinya masing-masing menjalankan fungsi hidup tertentu.
Lantas, masa sih kita sebagai manusia menjalani hidup tanpa memiliki tujuan apa-apa? Hidup hanya mengalir seperti air tanpa niat untuk memiliki peran tertentu.
Justru karena suatu saat hidup ini akan berakhir, kita sebaiknya menggunakan hidup ini sebagai sarana untuk menjalani peran tertentu dengan sebaik-baiknya. Sebab, Tuhan tidak mungkin menciptakan kita tanpa suatu alasan yang jelas.
Secara umum, buku ini cukup inspiratif. Selain dua kutipan di atas, ada banyak kutipan lain yang lumayan memotivasi.
Jadi, bagi Sobat Yoursay yang butuh suntikan semangat untuk menjalani hari dengan lebih maksimal, Revolution of Life bisa menjadi salah satu bacaan yang menarik untuk disimak!
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
-
5 Pelajaran Hidup dari Adi Kusuma, Pemulung S1 yang 'Tampar' Keras Budaya Gengsi
-
Novel Funny Story: Dua Orang yang Menemukan Cinta Setelah Ditinggalkan
-
Ulasan Novel The Game is Murder: Perjalanan Memecahkan Misteri di Tahun 1974
-
Novel Sang Penyusup (Only Daughter), Thriller Psikologis Penuh Jebakan
-
Ulasan Novel Novella About Us: Akhir yang Indah pada Halaman Cerita
Ulasan
-
Sabtu Bersama Bapak: Novel yang Menggugah dan Penuh Perenungan
-
Netflix Ungkap Kasus Nyata Paling Ngeri dalam The Monster of Florence
-
Ulasan Novel Never Over, Cinta yang Tak Pernah Selesai
-
4 Rekomendasi Novel Thriller Indonesia dengan Alur Cerita yang Menegangkan!
-
Review Film Predator Badlands: Kala Sang Monster Jadi Mangsa di Tanah Asing
Terkini
-
Hadir di Layar Lebar! Adaptasi Buku Na Willa Rilis Cuplikan Pertama
-
Syifa Hadju Diserang Haters, El Rumi Buka Suara soal Like Video Marsha Aruan
-
Prinsip Monogami Sultan HB X: Soal Kesetiaan dan Romansa Pandangan Pertama
-
Bojan Hodak Masuk Kandidat Pelatih Timnas, PSSI Tak Belajar dari Sejarah Kelam Sebelum STY?
-
Resmi Jadi Ayah, Chris Evans Malah Diisukan Selingkuh dari Alba Baptista