Buku Petjah karya Oda Sekar Ayu adalah novel romansa remaja yang mengisahkan hubungan antara Nadhira, Biru, dan Dimas. Novel dengan tebal 328 halaman ini akan mengantarkan pembaca untuk menyelami sisi lain kehidupan anak SMA dengan segala tantangan yang menghadang, termasuk urusan cinta, kekeluargaan, pertemanan, dan masa depan. Hadir dengan gaya penceritaan yang puitis sekaligus dramatis, novel ini berhasil mencuri perhatian para pecinta buku karena menawarkan jalan cerita yang terbilang fresh dan realistis.
Pembaca akan bertemu dengan tokoh utama sekaligus tokoh sentral dari novel ini, yaitu Nadhira. Ia merupakan siswi dari kelas akselerasi yang sedang menempuh tahun terakhirnya di bangku sekolah menengah atas. Di awal cerita, Nadhira diceritakan menyukai teman sekelasnya yang jenius bernama Dimas. Sayangnya, Dimas tidak pernah menyukai Nadhira karena nilai gadis itu pernah berada di atasnya.
Hingga pada suatu hari, terjadi pertemuan tidak sengaja antara Nadhira dengan Biru yang merupakan siswa kelas tiga dan sama-sama berada di tahun terakhir sekolah. Sebelum pertemuan itu, Nadhira tidak pernah tertarik pada Biru apalagi lelaki itu dikenal sebagai pentolan sekolah dan suka tawuran. Akan tetapi, Biru justru selalu menaruh perhatian pada Nadhira. Setiap kali hujan turun di bulan Juni, Biru akan datang pada Nadhira bersama dengan payungnya yang berwarna biru.
Sebagai tokoh sentral, Nadhira memegang kendali penuh atas jalan cerita pada novel ini. Ditambah penulis juga menggunakan sudut pandang Nadhira dengan point of view (POV) akuan atau orang pertama sehingga jalan cerita berpusat pada persoalan yang Nadhira alami. Meski begitu, dari sudut pandang Nadhira inilah pembaca nantinya akan mendapatkan gambaran yang utuh tentang kehidupan ketiga tokoh utama.
Selain itu, Nadhira dan Biru digambarkan sebagai tokoh yang pandai berpuisi. Keduanya menggunakan puisi sebagai media untuk menyampaikan isi hati dan berkomunikasi. Sejalan dengan hal tersebut, novel ini akhirnya melahirkan satu kutipan puisi yang cukup fenomenal di kalangan pecinta novel remaja. Kutipan tersebut bunyi, "satu dari seribu, aku mau kamu".
Keberadaan puisi dalam novel ini merupakan nilai plus yang membuat jalan cerita makin menarik. Patut diakui juga kalau penulis pandai memilih diksi dan merangkainya sehingga bisa menciptakan puisi yang menyentuh hati.
Di samping itu, penulis juga pintar menyusun narasi yang berhubungan dengan sains karena menyesuaikan latar belakang tokoh Nadhira dan Dimas yang berasal dari kelas jurusan IPA. Selain membuat karakter Nadhira dan Dimas lebih hidup, narasi yang berbau sains itu sering kali dipakai oleh penulis untuk menganalogikan situasi atau perasaan tertentu yang dialami tokoh.
Dari segi alur, kalau pembaca terus mengikuti kisah Nadhira dan Biru yang penuh teka-teki itu, nantinya kita akan mencapai titik plot twist yang cukup mengagetkan. Selain karena Biru disebut sebagai lelaki yang bandel dan suka tawuran, ternyata ia menyimpan luka masa lalu yang sulit disembuhkan. Hal tersebut menjadi benang merah takdir dan penghubung masa lalu antara Nadhira dan Biru yang berkaitan dengan luka kehilangan orang terkasih.
Selain karena kaitan masa lalu, hubungan Nadhira dan Biru terasa memiliki chemistry yang kuat karena kejujuran dan visi yang sama antara kedua tokoh tersebut. Pembaca juga akan merasakan perbedaan yang cukup mencolok antara interaksi Nadhira-Biru dengan Nadhira-Dimas. Meski begitu, penulis tetap membangun interaksi ketiganya dengan sangat baik.
Novel ini memberikan jalan cerita yang menarik dengan karakter tokoh yang kuat. Sayangnya meski narasi yang ditulis cukup rapi, tetapi masih ditemukan beberapa kesalahan penyuntingan. Kesalahan ini perlu menjadi catatan khusus karena berpotensi mengganggu kenyamanan pembaca dan menghambat penyampaian makna. Di luar kekurangan tersebut, novel ini bisa menjadi salah satu referensi bacaan dengan topik romansa ringan yang menyentuh.
Identitas buku
Judul: Petjah
Penulis: Oda Sekar Ayu
Penerbit: Elex Media Computindo
Tahun terbit: 2017
Tebal buku: 328 halaman
Baca Juga
-
Ulasan Novel The Lover Next Door: Ketika Jodoh Tak Akan Pergi ke Mana-mana
-
Saat Layanan Ojek Online Menjadi Jembatan Solidaritas Lintas Negara
-
Potret Budaya Palestina di Buku Homeland: My Father Dreams of Palestine
-
Ulasan Novel Aksara Sevanya: Drama Hidup Remaja dan Gejolak Cinta Segitiga
-
Ulasan Novel Wesel Pos: Sudut Pandang Unik tentang Hidup Masyarakat Urban
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Yang Telah Lama Pergi: Runtuhnya Negeri Penuh Kemunafikan!
-
Ketika Cinta Menjadi Ujian: Dilarang Bercanda dengan Kenangan 2
-
Menyingkap Relasi Kuasa dan Luka Batin dalam Novel Broken Angel
-
Ulasan Novel The Lover Next Door: Ketika Jodoh Tak Akan Pergi ke Mana-mana
-
Buku Bajakan, Luka Penulis dan Pengkhianatan Literasi
Ulasan
-
Sukses Lancar Rezeki: Nama Penuh Doa, Lirik Humor dan Musik yang Mendobrak!
-
Review Film Baaghi 4: Thriller Psikologis yang Jadi Komedi Tanpa Sengaja!
-
Review Film The Long Walk: Survival Thriller yang Nggak Ada Ampun!
-
Ulasan Novel Yang Telah Lama Pergi: Runtuhnya Negeri Penuh Kemunafikan!
-
Auto Chill! 5 Rekomendasi Map Gunung Tanpa Rintangan di Roblox
Terkini
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Ronde Keempat Babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Isyarat Kecurangan Tim Tuan Rumah
-
8+4+5 Program Ekonomi 2025: Strategi Baru Pemerintah Pulihkan Perekonomian
-
Fenomena Auroreg di Malang, Aurora Finlandia dengan Kearifan Lokal?
-
Sabrina Carpenter, Justin Bieber, Karol G Jadi Headliners Coachella 2026