Drama Korea thriller kriminal yang berjudul "The Worst of Evil" dari Disney+ menghadirkan pengalaman menonton yang menegangkan. Dengan latar belakang kehidupan kota Seoul pada tahun 90-an, drama dengan 12 episode ini memadukan unsur aksi, drama, dan romansa dengan sempurna.
Kamu akan dihanyutkan ke dalam dunia bandar narkoba Korea, China, dan Jepang yang berbahaya, di mana setiap bayangan penuh dengan ancaman dan rahasia yang para karakternya mengharuskan untuk bertahan hidup.
Dengan alur cerita yang memikat, ketegangan yang tak henti-hentinya, taruhan yang tinggi, dan plot twist yang mengejutkan, drama ini pasti membuatmu enggan untuk berhenti menonton.
Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa drama "The Worst of Evil" wajib untuk ditonton. Yuk, simak!
1. Chemistry yang Melekat antara Ji Chang Wook dan Wi Ha Jun
Drama ini adalah kolaborasi pertama antara Ji Chang Wook dan Wi Ha Jun di layar kaca karena chemistry antara kedua pemeran utama pria ini sangat terasa, membuat setiap adegan yang mereka jalani terasa menyenangkan.
Interaksi mereka, terutama adegan perkelahian yang dikoreografikan dengan cermat, merupakan bukti dedikasi dan bakat mereka, menjanjikan tontonan visual bagi para pecinta drama aksi.
BACA JUGA: Tayang September, Inilah 4 Pemeran Utama Drama Korea The Worst of Evil
2. Kisah Cinta yang Mengandung Plot Twist
"The Worst of Evil" memperkenalkan kisah cinta yang segar dan memukau. Yu Euijeong, yang diperankan oleh Im Se Mi yang berbakat, adalah seorang anggota polisi elit dan juga istri Ji Chang Wook yang bergabung dalam misi penyamaran untuk membantu suaminya.
Karakter Yu Euijeong di sini sangat mandiri, independen, dan seorang polisi yang sangat cakap. Melihat suaminya dikirim ke misi yang sangat berbahaya dan berisiko tinggi, dia bergabung dalam operasi untuk mempercepat prosesnya.
Tetapi karakter ini juga merupakan cinta pertama bos geng Gangnam, yaitu Gicheul, yang menyoroti dinamika romantis yang rumit yang dimainkan dalam drama ini.
Ketika Euijeong dan Junmo menyamar untuk misi berbahaya yang sama, hubungan mereka diuji dengan cara yang tidak pernah mereka bayangkan, menambahkan lapisan ketegangan pada narasi dari drama ini.
3. Drama yang Penuh dengan Emosional
"The Worst of Evil" bukan drama kriminal biasa. Drama ini menggali kompleksitas moral para karakternya, mengeksplorasi motivasi, ketakutan dan keinginan mereka.
Ini bukan sekedar drama kriminal biasa. Gaya aksi dalam drama ini bukan tentang koreografi, para aktor drama ini lebih fokus pada bagaimana menggambarkan emosi melalui adegan-adegan laga. Aksi pada dasarnya adalah berkelahi dengan seseorang, tetapi mereka ingin mendalami mengapa mereka berkelahi.
Dengan liku-liku yang memilukan, penonton dibuat bertanya-tanya, apakah ini akan menjadi kisah cinta sepanjang masa, atau apakah ada pengkhianatan yang akan terjadi?
BACA JUGA: Spoiler Drama 'The Worst of Evil' Episode 8 dan 9: Ketika Cinta Mulai Diuji
4. Terinspirasi dari Kejadian Nyata di tahun 90-an
Drama ini tidak hanya mengandalkan sensasi fiksi, tetapi juga berakar pada realitas perdagangan narkoba tahun 90-an di Korea Selatan.
Pada tahun 90-an, ada kejadian nyata mengenai bandar narkoba di tiga negara. Ada cerita tentang polisi yang menangkap bandar narkoba, tetapi alih-alih berfokus pada masalah narkoba yang provokatif, drama ini lebih fokus pada hubungan antara karakter-karakternya.
Hal ini menambahkan lapisan kedalaman lain pada "The Worst of Evil", menjadikannya bukan hanya drama yang menarik tetapi juga sebuah anggukan pada sejarah yang kompleks dari era yang digambarkan.
Konflik antara geng Gangnam dan departemen kepolisian bukan hanya sekedar plot cerita, namun juga merupakan cerminan dari ketegangan kehidupan nyata yang terjadi pada masa itu.
Itulah beberapa alasan mengapa drama "The Worst of Evil" wajib masuk watchlist kamu. Sudah nonton dramanya? Bagaimana pendapatmu tentang drama ini?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS