Nikita Mirzani turut mengomentari film dokumenter 'Dirty Vote' yang membongkar kecurangan Pemilu 2024. Ia menyentil soal tiga pakar hukum tata negara yaitu Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar yang merupakan Tim Percepatan Reformasi Hukum Mahfud MD sebagaimana yang diatur dalam Surat Keputusan Menko Polhukam Nomor 63 Tahun 2023.
Nikita Mirzani membeberkan beberapa kejanggalan yang dirasakannya tentang film 'Dirty Vote'. Pertama, mengenai 31 ribu surat suara yang dikabarkan sudah tercoblos tidak disinggung dalam film ini.
BACA JUGA: Intip Isi 14 Kotak Seserahan Lamaran Ayu Ting Ting dari Muhammad Fardhana
Kedua, tentang klarifikasi KPU juga tidak ditampilkan di film 'Dirty Vote'.
"Selama film tersebut diperankan, soal 31 ribu surat suara tidak dilibatkan dalan film dokumenter tersebut, bahkan 'yang katanya dari KPU klarifikasi ada kelalaian dan ketidakcermatan'. Di sini APAKAH TIDAK MERUSAK PEMILU 2024 DAN SISTEM DEMOKRASI?" tulis Nikita Mirzani dalam Instagram pribadinya dikutip pada Selasa (13/2/2024).
Ketiga, Nikmir sapaan akrabnya menyoroti gerakan 4 jari yang dibahas dalam film 'Dirty Vote'. Keempat, tentang cuitan Muhaimin Iskandar yang menyinggung film ini.
"Di satu sisi, di sana terdapat cuplikan yang membahas GERAKAN 4 JARI, gerakan tersebut merupakan bentuk koalisi antara 2 pasangan capres dan cawapres JIKA terjadi 2 putaran," kata Nikmir.
"Bahkan salah satu cawapres mentwit tentang film tersebut di Twitter, bukankah 11-13 FEBRUARI 2024 merupakan masa tenang pemilu 2024, lantas kenapa masih menyertakan diri?" sambungnya.
BACA JUGA: Dituding Bela Keluarga Tersangka Kematian Dante, Gisella Anastasia: Aku Komentar Sangat Berhati-hati
Nikita Mirzani mengaku sebenarnya tidak mempermasalahkan jika film 'Dirty Vote' ada untuk mengedukasi masyarakat tentang hukum di Indonesia. Namun, ia merasa apabila film tersebut menyudutkan salah satu paslon.
"It's oke film tersebut mengedukasi rakyat tentang hukum di negeri ini, namun di satu sisi mulai dari opening saja sudah menyudutkan salah satu paslon dan ditayangkan saat MASA TENANG PEMILU 2024," ucapnya.
Ia menyebut isi film 'Dirty Vote' tak berimbang dalam mengupas kecurangan Pemilu 2024. Ia menilai film ini sebagai black campaign versi akademis karena sudah menuduh curang pemerintahan Jokowi dan paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran.
"Jika film ini di buat berimbang, film ini adalah film yang bagus. Pembuatan film ini kemungkinan kader/ simpatisan 01 & 03. Karna hampir tidak membahas 01 & 03. Hampir seluruh film ini membahas kecurangan pemerintahan dan 02," ungkap Nikiat Mirzani.
"Film Dirty vote adalah black campaign versi akademis, bayangkan pemilu belum di mulai sudah menuduh curang dan arahan tuduhan selalu ke pak Jokowi & paslon no 2. Film ini makin membuat saya yakin, bahwa 02 saat ini sedang di fitnah, dianiaya dan di dzalimi. Tetap no 2 di hati," pungkasnya.
Cek berita dan artikel yang lain di GOOGLE NEWS