Merupakan anime shounen yang menyoroti kehidupan para pahlawan dalam menumpas kejahatan, Boku no Hero Academia mengusung quirk sebagai sumber kekuatan yang dimiliki oleh beberapa karakternya.
Namun, protagonis utama anime ini, Izuku Midoriya yang juga dikenal dengan Deku, diperlihatkan pertama kali sebagai remaja yang tak diberkahi quirk, tetapi bercita-cita menjadi pahlawan. Di situlah, cerita menarik anime ini dimulai.
Berbeda dengan Izuku yang tak terlalu bergantung pada quirk karena pada dasarnya dilahirkan tanpa quirk, ada beberapa karakter Boku no Hero Academia yang tak bisa tak memakai quirk milik masing-masing saat beraktivitas.
Meskipun quirk memberikan dampak positif bagi pengguna, kebiasaan itu juga membuat mereka lupa bahwa mereka harus mengembangkan keterampilan lain untuk menjadi pahlawan.
Berikut ini adalah tiga contoh karakter yang terlalu bergantung pada quirk masing-masing.
1. Katsuki Bakugo
![Katsuki Bakugo dalam anime Boku no Hero Academia (myheroacdemia.fandom.com)](https://media.arkadia.me/v2/articles/triantafyllo/gGlxgsPOsM5aFMEqjykTP2UxBKXqlCoE.png)
Sejak kecil, Katsuki Bakugo dikenal sebagai pribadi sombong karena dikaruniai Explosion Quirk yang mampu dia kuasai dengan amat baik.
Dia sering menerima banyak pujian, yang membuatnya dihormati sekaligus ditakuti oleh remaja seusianya. Karena bangga dengan semua itu, dia pun perlahan bergantung pada quirk-nya.
Untungnya, dia tak pernah berpuas diri sehingga dia terus menekan dirinya untuk berkembang. Karena terlalu bergantung pada quirk-nya, dia terus mengeksplorasi gaya dan teknik yang berbeda untuk mencapai potensi maksimal.
2. Koji Koda
![Koji Koda dalam anime Boku no Hero Academia (myheroacademia.fandom.com)](https://media.arkadia.me/v2/articles/triantafyllo/s8yULnK7DOY0qBeYzd3D6q9e26gWcps2.png)
Satu hal yang mungkin menarik perhatian penggemar dari Koji Koda adalah ketakutan yang sulit dia kendalikan. Dia jarang berbicara, bahkan lebih suka menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi.
Hal itu pun sempat menciptakan kesalahpahaman mengenai dirinya. Dia dianggap mempunyai gangguan bicara oleh teman-temannya.
Koda memiliki quirk bernama Anivoice, yang membuat dirinya bisa berkomunikasi dengan hewan. Karena sifatnya yang pemalu, dia lebih memilih untuk memanggil hewan-hewan agar bertarung demi dirinya, daripada menghadapi musuhnya secara langsung.
Padahal, dia memiliki kekuatan fisik yang hebat untuk digunakan dalam pertarungan. Namun, rasa takut di hatinya membuatnya terlalu bergantung pada quirk-nya hingga membatasi dirinya untuk berkembang.
3. Minoru Mineta
![Minoru Mineta dalam anime Boku no Hero Academia (myheroacademia.fandom.com)](https://media.arkadia.me/v2/articles/triantafyllo/qq3qnxNR5U2Iq6SiQPgEm0Pbj1B0ufyD.png)
Minoru Mineta diberkahi Pop Off Quirk, yang membuatnya bisa menciptakan bola-bola lengket yang dapat membantu pergerakannya, mendukung rekan-rekannya, dan menciptakan penghalang dan perisai.
Kekuatan quirk-nya memang tak seberapa. Namun, dia terus menghabiskan waktunya demi mengasah dan menguasai kemampuannya sebagai upaya untuk meningkatkan keefesiennya.
Jika Pop Off Quirk tiba-tiba dihilangkan dari hidupnya, Mineta sudah pasti akan kesulitan dalam menjalani pertarungan. Karena tak memiliki fisik yang kuat dan keterampilan bertarung yang mumpuni, dia pasti menjadi pahlawan yang mudah untuk dikalahkan.
Dia juga tak akan bisa menjadi pendukung bagi rekan-rekannya sebab dia sendiri sudah mengalami kesulitan. Terlebih lagi, rekan-rekannya memiliki fisik dan keterampilan yang melebihi dirinya.
Memiliki kekuatan memang merupakan anugerah bagi seorang pahlawan, tetapi terlalu bergantung pada sesuatu, seperti halnya kekuatan. Begitulah yang juga dirasakan oleh tiga karakter Boku no Hero Academia di atas.
Karena dianugerahi quirk sejak lahir, tanpa mereka sadari bahwa mereka terus menggunakan kekuatan dari quirk masing-masing. Namun, apa jadinya apabila mereka tiba-tiba kehilangan quirk dan masih diharuskan untuk bertarung? Bagaimana menurutmu?
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS