Suka Nonton The Life List? Ini 5 Film dengan Vibes Serupa yang Heartwarming

Hayuning Ratri Hapsari | raysa zahra
Suka Nonton The Life List? Ini 5 Film dengan Vibes Serupa yang Heartwarming
Film The Life List (Netflix)

The Life List mungkin tampak seperti rom-com pada umumnya, tapi film ini justru menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar kisah cinta. Ceritanya lebih menyoroti perjalanan menemukan jati diri dan makna hidup.

Dikisahkan Alex punya hidup yang terlihat sempurna—karier terjamin dan hubungan yang stabil. Tapi segalanya berubah saat ibunya meninggal dan meninggalkan daftar impian yang ia tulis di usia 13 tahun.

Demi warisan, Alex harus menyelesaikan setiap hal dalam daftar itu. Awalnya terasa merepotkan, tapi perlahan, perjalanan ini justru membawanya pada pelajaran hidup yang berharga.

Kalau kamu suka film dengan tema perjalanan menemukan jati diri, berani keluar dari zona nyaman, dan belajar melihat hidup dari perspektif baru—ada banyak film lain yang bisa jadi pilihan.

Penasaran? Yuk, cek 5 rekomendasi film seperti The Life List yang bisa bikin kamu ikut terhanyut dalam perjalanan emosional para karakternya.

1. Julie & Julia (2009)

Film Julie & Julia (Columbia Pictures)
Film Julie & Julia (Columbia Pictures)

Merasa jenuh dengan pekerjaannya, Julie ingin menantang dirinya sendiri dengan memasak semua resep di buku Julia Child dan mendokumentasikannya lewat blog.

Apa yang awalnya hanya proyek iseng, perlahan berubah membantunya untuk mengatasi rasa ragu pada diri sendiri. Memasak memberinya arah di tengah hidup yang terasa tidak pasti.

Film ini bergerak antara dua era—kisah Julie di New York pasca-9/11 dan perjalanan Julia Child di Prancis tahun 1950-an.

Sama seperti Julie, Julia juga sempat kehilangan arah saat pindah ke negeri asing. Ia mencoba berbagai hal sebelum akhirnya jatuh cinta pada dunia kuliner dan membangun nama besarnya.

Baik Julie maupun Julia menjalani proses panjang untuk menemukan tujuan hidup mereka. Tidak ada jalan pintas, tidak ada solusi instan. Tapi lewat memasak, keduanya menemukan cara untuk kembali mengenali diri sendiri.

2.  The Secret Life of Walter Mitty (2013)

Film The Secret Life of Walter Mitty (20th Century Fox)
Film The Secret Life of Walter Mitty (20th Century Fox)

Walter Mitty menjalani hidup dengan lebih banyak berkhayal daripada benar-benar bertindak. Di kantor, ia hanyalah sosok pendiam yang jarang bersuara.

Tapi semuanya berubah ketika sebuah foto penting hilang dari majalah tempatnya bekerja. Demi menemukannya, Walter memulai perjalanan yang membawanya ke Islandia hingga Himalaya.

Bukan sekadar perjalanan biasa, pencarian ini memaksanya keluar dari zona nyaman. Ia melompat dari helikopter ke laut, mendaki medan bersalju, dan menghadapi tantangan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Bukan berarti semuanya berjalan mulus—Walter tetap merasa takut dan ragu, tapi kali ini, ia memilih untuk terus maju.

Saat akhirnya kembali, ia bukan orang yang sepenuhnya berbeda. Tapi, Walter Mitty yang dulu hanya bersembunyi dalam lamunan kini benar-benar hadir dalam hidupnya sendiri.

3. Eat Pray Love (2010)

Film Eat Pray Love (Columbia Pictures)
Film Eat Pray Love (Columbia Pictures)

Setelah perceraiannya, Liz merasa ada yang salah dalam hidupnya. Bukannya terjebak dalam kesedihan, ia nekat menghabiskan satu tahun di Italia, India, dan Bali untuk menemukan kembali dirinya.

Di Italia, ia membiarkan dirinya menikmati hidup, makan tanpa rasa bersalah, dan merayakan hal-hal sederhana. Di India, ia belajar melepaskan kontrol dan berdamai dengan masa lalu.

Sementara di Bali, ia menemukan keseimbangan dan memberi dirinya kesempatan untuk mencintai lagi, tapi kali ini tanpa mengorbankan dirinya sendiri.

Setiap tempat bukan sekadar destinasi wisata, melainkan bagian dari proses penyembuhan.

Italia membantunya menikmati hidup lagi, India mengajarkannya bahwa ketenangan juga bisa jadi kekuatan, dan Bali memberinya ruang untuk menjalani cinta tanpa kehilangan dirinya sendiri.

Perjalanan Liz bukan tentang pemandangan eksotis atau tempat-tempat yang ia kunjungi, tapi tentang perjalanan batin yang membawanya kembali ke dirinya sendiri.

4. Wild (2014)

Film Wild (Fox Searchlight Pictures)
Film Wild (Fox Searchlight Pictures)

Setelah kehilangan ibunya dan bertahun-tahun terjebak dalam pilihan hidup yang menghancurkan dirinya sendiri, Cheryl Strayed memutuskan untuk melakukan sesuatu yang gila.

Cheryl nekat menempuh ribuan kilometer di Pacific Crest Trail seorang diri. Ia bukan pendaki berpengalaman, tidak siap menghadapi jalur berat yang penuh bahaya, tapi justru itulah alasannya berangkat.

Perjalanan ini penuh penderitaan. Fisiknya tersiksa, kesendirian menghantui, dan ketakutan terus membayangi.

Setiap langkah membawanya kembali ke kenangan lama—momen-momen yang membuatnya terpuruk, keputusan buruk yang merusak dirinya, serta bagaimana duka membuatnya menjauh dari orang-orang yang peduli padanya.

Tapi semakin jauh ia berjalan, semakin ia belajar untuk menerima semua itu tanpa harus mencari alasan atau penjelasan.

Wild bukan kisah tentang menemukan kedamaian di akhir perjalanan. Ini adalah tentang bagaimana Cheryl akhirnya berdamai dengan luka yang ia bawa, bukan untuk melupakannya, tapi untuk tidak lagi membiarkan luka itu menentukan arah hidupnya.

5. Under the Tuscan Sun (2003)

Film Under the Tuscan Sun (Touchstone Pictures)
Film Under the Tuscan Sun (Touchstone Pictures)

Setelah perceraiannya, Frances mendadak membeli sebuah vila tua di Tuscany. Ini merupakan sebuah keputusan spontan yang sama sekali di luar rencananya.

Rumah itu jauh dari kata layak huni, dan hidupnya pun terasa tak kalah berantakan. Tinggal di negeri asing tanpa mengenal siapa pun, ia terpaksa menghadapi dirinya sendiri tanpa gangguan.

Hari-harinya diisi dengan membenahi rumah dan perlahan membuka diri terhadap lingkungan sekitar. Ia bertemu orang-orang baru, membantu mereka, jatuh cinta, lalu patah hati lagi.

Tapi kali ini, ia memilih untuk tetap tinggal. Frances belajar bahwa kebahagiaan bukan sesuatu yang harus ia tunggu dari orang lain, melainkan sesuatu yang bisa ia ciptakan sendiri.

Seiring waktu, vila yang dulu sepi mulai dipenuhi tawa dan kebersamaan. Frances akhirnya menyadari bahwa perjalanan menemukan diri bukan tentang melarikan diri, tapi tentang berani bertahan dan membangun hidup baru dari titik nol.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak