Setelah sukses lewat Longlegs dan The Monkey, Osgood Perkins siap kembali menggebrak layar lebar dengan karya horor terbarunya berjudul Keeper. Film ini dijadwalkan tayang di bioskop pada November 2025.
Beberapa bulan lalu, NEON sempat mengunggah video bergaya ASMR di YouTube yang memberi bocoran awal tentang atmosfer film ini.
Kini NEON meluncurkan poster terbaru yang menampilkan sosok dengan kepala yang sepenuhnya berselimut bayangan hitam.
Di bagian atas poster, tertera tagline “I don’t like you anymore”, dengan judul film terpampang di bagian bawahnya.
"Aku tak mau lagi bermain di halamanmu, Aku tak suka padamu lagi. Kau akan menyesal saat melihatku meluncur turun dari pintu bawah tanah kita," bunyi caption dari postingan @neonrated, dikutip pada Kamis (10/7/2025).
Baris sajak ini muncul sebagai bagian dari promosi Keeper. Meski informasi seputar film ini masih sangat minim, beberapa detail sudah mulai terungkap.
Keeper akan dibintangi oleh Tatiana Maslany dan Rossif Sutherland, dengan naskah ditulis oleh Nick Lepard. Produksi ditangani oleh Chris Ferguson dan Jesse Savath untuk rumah produksi Oddfellows Entertainment.
Berdasarkan sinopsis yang beredar, film ini berkisah tentang Liz dan Malcolm yang pergi merayakan akhir pekan romantis mereka ke sebuah kabin terpencil untuk memperingati hari jadi pernikahan.
Namun ketika Malcolm tiba-tiba kembali ke kota, Liz pun terisolasi seorang diri dan mulai merasakan kehadiran sosok jahat yang tak bisa dijelaskan.
Tak hanya berhasil menghadirkan salah satu film horor terbaik tahun 2024, serta adaptasi bernuansa dark comedy dari karya Stephen King di 2025, Osgood Perkins juga telah mengukir namanya sebagai sutradara di balik sejumlah film paling menyeramkan di abad ke-21.
Meski perdebatan soal istilah elevated horror masih terus bergulir dan sebagian penonton bersikeras membagi-bagi genre ini, Osgood Perkins justru konsisten menunjukkan bahwa horor adalah satu universe besar.
Ia menggambarkannya sebagai tempat berbagai bentuk kengerian, dari yang keji, mengerikan, hingga artistik, bisa berdiri berdampingan dalam satu lingkaran yang sama.
Longlegs dan The Monkey mungkin masih berada dalam jalur horor arus utama, tetapi keduanya tetap tampil sebagai karya yang unik dan punya karakter masing-masing.
Dua film horor ini hadir dari spektrum yang sangat berbeda. Longlegs tampil sebagai kisah pembunuh berantai yang dibalut nuansa supranatural yang mencekam.
Berlatar di Oregon, film Longlegs mengikuti agen FBI Lee Harker yang ditugaskan menyelidiki serangkaian pembunuhan mengerikan. Para pelaku adalah pria-pria biasa yang membantai keluarga mereka lalu bunuh diri.
Semua kasus itu punya pola mencurigakan, yang mana ada surat bertanda “Longlegs” dan anak perempuan berusia sembilan tahun yang lahir di sekitar tanggal 14.
Ketika rekan Lee tewas saat menyelidiki salah satu rumah, Lee mulai memanfaatkan kemampuannya yang tak biasa untuk mendalami kasus ini.
Sementara The Monkey justru hadir sebagai adaptasi horor dengan sentuhan dark comedy yang fresh. Film ini diangkat dari cerita klasik Stephen King dan diolah agar relevan dengan penonton masa kini.
Film ini berkisah tentang sepasang saudara kembar yang menemukan sebuah mainan monyet kuno yang bisa diputar. Setelahnya, serangkaian kematian aneh mulai menghantui keluarga mereka dan perlahan menghancurkan semuanya.
Dua puluh lima tahun kemudian, mainan terkutuk itu kembali memulai aksi pembunuhan berdarah, memaksa dua saudara yang telah lama berpisah untuk menghadapi kutukan yang pernah memecah belah hidup mereka.