Jourdy Pranata Soroti Generasi Muda yang Ragu Menikah, Alasannya Simpel?

Hikmawan Firdaus | Natasya Regina
Jourdy Pranata Soroti Generasi Muda yang Ragu Menikah, Alasannya Simpel?
Jourdy Pranata (Instagram/jourdy.pranata)

Baca 10 detik
  • Faktor ekonomi, karier, dan trauma keluarga jadi alasan utama penundaan pernikahan.
  • Generasi sekarang melihat pernikahan sebagai pilihan sadar, bukan kewajiban sosial.
  • Banyak anak muda ragu menikah karena belum mengenal diri sendiri dan takut tuntutan sosial.

Aktor Jourdy Pranata menyoroti fenomena generasi muda saat ini yang banyak merasa ragu untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Menurutnya, hal ini berbeda dengan zaman dulu ketika menikah seolah menjadi pilihan utama dalam hidup.

Jourdy menilai, salah satu alasan utama keraguan itu adalah karena banyak anak muda yang belum benar-benar mengenal dirinya sendiri.

“Sesimpel dan sefatal sebetulnya, belum mengenal diri sendiri sih,” ungkap pemeran film Yakin Nikah tersebut, dikutip dari MataMata.

Ia juga menambahkan, tak sedikit anak muda yang masih terjebak dalam sikap people pleaser atau keinginan untuk selalu menyenangkan orang lain.

Akibatnya, ada yang menikah hanya karena tuntutan sosial atau ekspektasi keluarga, bukan dari keinginan tulus. Kondisi ini, menurut Jourdy, justru bisa berpengaruh pada kebahagiaan seseorang dalam menjalin hubungan.

“Daripada menikah terpaksa dan kurang bahagia, mendingan sendiri tapi bahagia,” tegasnya.

Mengapa Banyak Anak Muda Takut Menikah?

Bagi generasi muda saat ini, pernikahan tidak lagi dipandang sebagai kewajiban yang harus dijalani secepat mungkin, melainkan sebuah pilihan besar yang membutuhkan kesiapan matang.

Banyak anak muda merasa ragu atau takut menikah karena berbagai alasan, mulai dari beban ekonomi, fokus pada karier dan pendidikan, hingga trauma dari pengalaman buruk di keluarga.

Mereka juga khawatir akan hilangnya kebebasan pribadi serta merasa belum siap secara mental untuk menghadapi tanggung jawab besar dalam berumah tangga.

Salah satu faktor utama adalah soal ekonomi. Biaya hidup yang terus meningkat dan biaya pernikahan yang dianggap mahal membuat banyak anak muda cemas belum mampu memenuhi standar finansial yang diharapkan.

Kesadaran akan pentingnya stabilitas keuangan sebelum menikah pun menjadi prioritas, sehingga mereka memilih menunda pernikahan hingga benar-benar siap secara finansial.

Selain itu, fokus pada pendidikan dan karier juga menjadi pertimbangan besar, terutama bagi generasi Gen Z. Mereka memandang bahwa menikah terlalu cepat bisa menghambat pencapaian pribadi dan kemajuan profesional.

Karena itu, banyak yang memilih menuntaskan pendidikan dan memantapkan karier lebih dulu sebelum memutuskan untuk menikah.

Bagi sebagian anak muda, pernikahan juga dianggap bisa membatasi kebebasan pribadi. Prioritas yang berubah setelah menikah sering kali menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka tidak lagi bisa bebas mengejar impian atau melakukan hal-hal yang mereka sukai.

Hal ini diperparah dengan pengalaman buruk atau trauma, misalnya melihat kegagalan pernikahan orang tua atau konflik dalam keluarga, yang kemudian menimbulkan pandangan negatif terhadap pernikahan.

Di sisi lain, perubahan cara pandang juga turut memengaruhi. Generasi sekarang lebih menginginkan pernikahan yang sehat, didasari kesadaran penuh, kesehatan mental, dan kesetaraan.

Mereka cenderung menolak konsep pernikahan lama yang hanya dianggap sebagai status sosial. Alih-alih terburu-buru menikah, anak muda lebih memilih menunda atau mencari bentuk hubungan yang lebih fleksibel hingga benar-benar siap lahir batin.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak