Cerita Kiki Eks CJR Harus Jadi Tulang Punggung Keluarga di Usia Sangat Muda

Sekar Anindyah Lamase | Mira Fitdyati
Cerita Kiki Eks CJR Harus Jadi Tulang Punggung Keluarga di Usia Sangat Muda
Potret Teuku Ryzki (Instagram/teukuryz)

Tak banyak yang tahu bahwa di balik kesuksesannya di industri hiburan, Teuku Ryzki atau Kiki eks Coboy Junior (CJR) menyimpan kisah hidup yang penuh perjuangan.

Di usianya yang masih sangat belia, ia sudah dihadapkan pada kehilangan terbesar dalam hidupnya yaitu wafatnya sang ayah. Peristiwa itu mengubah seluruh arah hidup keluarga mereka dan menjadi titik balik bagi Kiki kecil.

Melalui kanal YouTube Hati ke Hati pada Selasa (25/11/2025), Kiki membagikan cerita ketika usia 7 tahun sudah mulai bekerja, lalu menjelang usia 10 tahun menjadi tulang punggung keluarga.

Semua itu dilakukan bukan hanya karena ia suka berada di atas panggung, tetapi karena ada tanggung jawab yang ia emban di pundaknya.

Kiki mengenang bahwa perjalanan kariernya bermula pada tahun 2005, ketika ia dan keluarganya mengikuti acara lomba menyanyi keluarga di televisi dan berhasil meraih juara favorit.

Siapa sangka, momen penuh sukacita itu justru menjadi kesempatan terakhir keluarga mereka berkumpul lengkap. Setahun kemudian, pada 2006, ayahnya meninggal dunia.

Sejak saat itu, hidup keluarga mereka berubah drastis. Kiki kecil merasakan betapa kehilangan sosok ayah membuat segalanya terasa berbeda.

“Kayaknya pada saat itu semua akhirnya jadi berbeda karena saya kehilangan sosok ayah dan mama kehilangan sosok suami,” ujar Kiki.

Sang ibu, Aida Fitri, juga mengalami syok yang besar. Dengan tiga anak yang masih kecil, ia harus mengambil alih peran sebagai ibu sekaligus ayah.

“Mama harus ngurusin tiga anak kecil sendirian dan nggak punya seseorang untuk diandalkan,” kata Kiki.

Meski begitu, Kiki melihat betapa luar biasanya sang ibu berjuang. Ia tumbuh melihat ibunya mengambil peran besar dalam keluarga, memastikan anak-anaknya tetap sekolah, tumbuh, dan tidak kekurangan kasih sayang.

“Itu hal yang sulit, tapi mama bisa ngelakuin itu dan ngebesarin kita sampai kuliah dan kerja,” tutur Kiki.

Pada 2008, ketika berusia 10 tahun, Kiki mulai bekerja untuk membantu menghidupi keluarga. Ia mengisi acara hajatan, sunatan, dan berbagai kesempatan lainnya.

Ia bercerita bagaimana dirinya pergi mengisi acara dengan naik angkot, taksi, bus, hingga kopaja bersama sang ibu.

Keputusan untuk bekerja di usia dini bukan hanya karena ia menyukai suasana syuting dan berada di atas panggung, tetapi juga karena ia sadar ada tanggung jawab yang harus ia pikul.

“Sebenarnya dari kecil aku memang suka di atas panggung. Tapi juga sadar ada tanggung jawab di pundakku untuk keluarga,” katanya.

Kiki bahkan meminta sang ibu untuk berhenti bekerja agar bisa fokus mengurus anak-anaknya. Baginya, itu adalah bagian dari tanggung jawabnya saat itu.

“Mama tuh beneran seratus persen berhenti kerja untuk ngurusin anaknya. Dan aku senang, nggak ada yang salah sama itu,” ujar Kiki.

Masa itu membuat Kiki harus berpikir keras mengenai bagaimana cara agar keluarganya tetap bisa bertahan. Ia memikirkan sekolah, makan, dan kondisi ibunya, meski dirinya masih sangat kecil.

“Terus kalau aku nggak nyanyi, nanti gimana? Sekolah gimana, makan gimana, mama gimana,” kata Kiki.

Meski masih kecil, Kiki sudah memikirkan banyak hal, mulai dari biaya sekolah, makan, dan bagaimana keluarganya bisa bertahan.

Ia menggambarkan masa itu seperti sedang berusaha melanjutkan kapal agar tetap berjalan, meskipun angin hidup tidak selalu bersahabat.

Kisah Kiki mengingatkan bahwa dewasa bukan hanya soal usia, tapi tentang bagaimana seseorang menghadapi hidup dan tanggung jawabnya.

Sejak kecil, ia harus tumbuh lebih cepat dari teman-teman seusianya. Namun, berkat kerja keras dan dukungan sang ibu, ia berhasil melewati masa-masa sulit itu.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak