Siap Rilis Januari 2026, Sinopsis 28 Years Later: The Bone Temple

Lintang Siltya Utami | Angelia Cipta RN
Siap Rilis Januari 2026, Sinopsis 28 Years Later: The Bone Temple
Poster Film '28 Years Later: The Bone Temple' (IMDb)

Film zombie memang selalu memiliki daya tarik tersendiri. Tak hanya menyuguhkan adegan kejar-kejaran antara hidup dan mati, tetapi juga menjadi cermin gelap tentang bagaimana manusia bereaksi ketika peradaban runtuh.

Salah satu waralaba yang paling konsisten mengangkat sisi tersebut adalah 28 Days Later. Sejak pertama kali dirilis pada 2002, film ini tidak hanya merevolusi genre zombie modern, tetapi juga memperkenalkan pendekatan pos-apokaliptik yang lebih realistis, brutal, dan emosional.

Kesuksesan itu berlanjut hingga perilisan 28 Years Later pada Juni 2025, yang menandai fase baru dunia yang telah dihancurkan oleh Virus Amarah selama hampir tiga dekade. Namun, cerita belum berhenti di sana.

Tanpa banyak jeda, waralaba ini melangkah lebih jauh melalui sekuel terbarunya, 28 Years Later: The Bone Temple yang siap dirilis pada Januari 2026 mendatang. Ini merupakan sebuah film yang berani menggeser fokus dari zombie sebagai ancaman utama, menuju manusia yang telah kehilangan arah dan kemanusiaannya sendiri.

Cerita berpusat pada Spike (dibintangi oleh Alfie Williams), seorang pemuda yang mencoba bertahan hidup dan mencari jati diri di dunia tanpa arah. Terjebak dalam kekosongan nilai, Spike bergabung dengan sekte berbahaya “Kuil Tulang”, kelompok fanatik yang memuja tulang manusia sebagai simbol kekuasaan dan keyakinan. Sekte ini dipimpin oleh Sir Jimmy Crystal (diperankan oleh Jack O’Connell), figur karismatik sekaligus kejam yang meyakini bahwa kekerasan adalah satu-satunya cara menciptakan tatanan baru.

Jack O’Connell tampil dingin dan mengintimidasi, menjadikan Jimmy Crystal sebagai antagonis yang tidak mengandalkan teriakan atau teror terbuka, melainkan manipulasi dan ideologi. Kuil Tulang sendiri menjadi simbol mengerikan dari peradaban baru dengan bangunan yang secara harfiah berdiri di atas sisa-sisa manusia, menggambarkan betapa jauhnya manusia melangkah dari nilai kemanusiaan

Dunia yang Hancur dan Naluri Manusia yang Berubah

Dalam The Bone Temple, dunia pasca-apokaliptik tidak lagi digambarkan sebagai tempat yang penuh harapan samar. Sebaliknya, Inggris digambarkan sebagai wilayah yang telah terlalu lama hidup dalam kehancuran. Generasi baru tumbuh tanpa mengenal hukum, empati, atau norma sosial yang utuh. Zombie memang masih ada, bahkan terus berevolusi, tetapi ancaman terbesar justru datang dari sesama penyintas yang telah membangun sistem kejam demi bertahan hidup.

Film ini menegaskan satu gagasan penting ketika kehancuran berlangsung terlalu lama, manusia akan menciptakan makna baru dari kekerasan. Dari sinilah lahir sekte mengerikan bernama “Kuil Tulang (The Bone Temple)”, sebuah kelompok fanatik yang menjadikan sisa-sisa manusia tulang, tengkorak, dan kematian sebagai simbol kekuasaan dan keyakinan spiritual.

Dibintangi Tokoh Ternama dan Alur Makin Menggila

28 Years Later: The Bone Temple ini juga dibintangi sederet bintang papan atas, seperti kembalinya aktor ternama Cillian Murphy, Ralph Fiennes, Aaron Taylor Johnson, Emma Laird, Erin Kellyman, Alfie William hingga Cho Lewis-Parry.

Sebagai sekuel, The Bone Temple bukan hanya melanjutkan cerita, tetapi memperdalam semesta 28 Years Later dengan pendekatan yang lebih dewasa, filosofis, dan brutal secara emosional. Ini bukan film zombie untuk hiburan ringan, melainkan horor pasca-apokaliptik yang menantang nurani penonton.

Dengan karakter kuat, tema sosial yang relevan, dan atmosfer kelam yang konsisten, 28 Years Later: The Bone Temple (2026) menegaskan bahwa dalam dunia yang hancur, monster paling berbahaya bukanlah zombie melainkan manusia yang berhenti percaya pada sisi kemanusiaan itu sendiri. Jadi, bagaimana menurutmu? Apakah kamu juga tertarik dengan kisah dan perjalanan di sekuel zombie satu ini?

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak