Pernahkah kamu mendengar istilah star syndrome? Mungkin, sebagian dari kita masih merasa asing dengan istilah ini. Akan tetapi, tanpa kita sadari, star syndrome sering menyerang pribadi kita. Sebenarnya, apa itu star syndrome? Star syndrome adalah suatu keadaan di mana seseorang merasa dirinya begitu sempurna dan jauh lebih baik daripada orang lain. Sesuai dengan namanya, orang-orang yang menderita kondisi ini akan menganggap dirinya sebagai “bintang” yang bersinar dan mengagumkan.
Parahnya lagi, orang-orang yang terkena star syndrome cenderung tidak suka mendengar kritikan yang ditujukan pada dirinya, sebab mereka merasa bahwa mereka sudah cukup hebat. Karena mereka merasa dirinya hebat dan pantas untuk dikagumi, maka kemudian mereka akan merasa kecewa ketika tidak mendapatkan rasa kagum dari orang lain.
Penyebab star syndrome sendiri masih belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, para ahli meyakini bila pola gaya asuh orang tua yang cenderung protektif, dan faktor genetik berperan di dalam perkembangan sindrom yang satu ini.
Lantas, apa saja tanda dan gejala dari star syndrome ini? Orang-orang yang terkena star syndrome setidaknya akan menunjukkan tanda ataupun gejala seperti berikut ini.
1. Melebih-lebihkan prestasi dan bakat yang mereka punya.
2. Cenderung egois dan mementingkan diri sendiri dalam konteks yang berlebihan.
3. Pikirannya selalu berorientasi pada kesuksesan, prestasi yang cemerlang, serta kehidupan yang begitu sempurna.
4. Merasa dirinya ialah yang paling hebat.
5. Hanya mau bergaul dengan orang yang dianggap setara dengannya.
6. Suka memandang remeh orang lain.
7. Merasa paling benar.
Star syndrome ini kemudian termasuk pada gangguan mental. Pada beberapa kasus yang ada, star syndrome bisa saja menimbulkan komplikasi yang serius pada diri yang menderitanya, seperti bisa memunculkan pikiran untuk bunuh diri, masalah pada kesehatan fisik, atau mungkin timbul kesulitan untuk membangun hubungan dengan orang di sekitarnya.
Oleh karena itu, mereka yang terkena star syndrome membutuhkan pengobatan berupa konseling psikologi dalam jangka waktu yang cukup panjang. Selain konseling, mereka juga dapat mengonsumsi beberapa obat-obatan yang dapat membantu mengatasi gejala depresi dan kecemasan, seperti antidepresan, penstabil suasana hati, serta antipsikosis.
1. Antidepresan
Biasanya, obat yang diresepkan untuk penderita star syndrome tergolong dalam jenis selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) yang di mana memiliki efek samping yang jauh lebih ringan dibanding jenis antidepresan lainnya. Contoh antidepresan jenis ini adalah paroxetine, sertraline, dan fluoxetine.
2. Penstabil suasana hati
Penstabil suasana hati sangat diperlukan agar dapat membantu mengurangi perubahan suasana hati yang ekstrim dan terjadi begitu cepat.
3. Antipsikosis
Obat yang satu ini diberikan apabila gejala star syndrome yang diderita juga disertai dengan gangguan halusinasi, entah itu halusinasi penglihatan, pendengaran, atau yang lainnya.
Itu adalah pengertian, gejala, serta cara untuk mengobati mereka yang terkena star syndrome. Sumber artikel dirangkum dari laman hellosehat.com. Semoga artikel ini bermanfaat.