Tak terlihat, namun mematikan.
Tak disangka, namun mengejutkan.
Diabaikan, justru makin ganas.
Itulah dirimu wahai virus Corona.
Virus Corona, masihkah kau betah tinggal di tanah Indonesia ini?
Masihkah manusia terus bersahabat denganmu?
Atau memang, tanah ini akan menjadi tempatmu berpijak selamanya.
Hingga hari ini kau masih setia ganas berkecamuk di negeri ini.
Wahai virus Corona!
Keberadaanmu tentu bukan tanpa sebab.
Dirimu lahir karena ada yang menginginkan.
Engkau sengaja dipolitisasi para penguasa dunia yang tak bertanggungjawab.
Engkau menjelma bagai senjata yang mematikan, melebihi saat perang dunia sebelumnya.
Apakah seperti ini senjata model sekarang?
Virus Corono!
Dirimu mampu merubah dunia.
Dirimu hari ini membuat orang-orang sangat terbatas bergerak.
Bahkan dirimu, membuat para penguasa dilema hingga kebijakannnya pada masyarakat justru makin kacau.
Ohh, memamg dirimu wahai virus Corona luar biasa pengaruhnya.
Ribuan nyawa melayang terdengar, itu juga karena dirimu.
Rumah sakit penuh penghuninya, juga karena dirimu.
Namun, lucunya negeri ini seakan tak pernah serius membawamu pulang ke tempat asal.
Aku tak tahu lagi, memang negeri ini makin lucu aja.
Ohh, apakah aku salah?
Kalau dirimu wahai virus Corona memang ditakdirkan selamanya akan di tanah ini, tanah air Indonesia.