Rintik-rintik Hujan Menggetarkan Ruh

Munirah | Rico Andreano Fahreza
Rintik-rintik Hujan Menggetarkan Ruh
Ilustrasi Tetesan Air Hujan di Daun. (pixabay.com)

Rintik hujan menyapa dunia dalam bergantinya Bulan Agustus menuju Bulan September. Kala Bulan September tiba saatnya. Rintik hujan terpancar dalam anugerah Illahi. Anugerah penuh rasa bahagia yang terbentang sangat tak terkira.

Dunia yang dinaungi rintik hujan yang membawa suasana merdu penuh tenang yang tanpa terbatas permainya. Rintik-rintik hujan membawa kerinduan manusia dalam jiwa yang terpendam akan kedekatan jiwa dengan Illahi. 

Yang membuat segenap daya pikir dan daya upaya terlena semakin berantakan tak tertata rupanya. Berantakan tanpa tahu kapan mulai tertata lagi dengan seolah tak pernah ada kata usai. Yang bergetar segenap alam ruh yang bertengger pada tulang terbungkus daging yang menopang seluruh denyut manusia.

Kedekatan jiwa-jiwa yang seakan menjauh dari pelukan kasih-Nya yang Maha Pemurah dengan tebaran rangkaian hadiah yang tak terduga sebelumnya. Rintik hujan melenyapkan segala guratan rasa menunggu akan kepastian yang masih tergantung tak tertancap sebuah keputusan sejati. 

Tanpa tahu lagi manusia hendak memutuskan apa yang dia inginkan. Rintik hujan mengingat segala akan keabadian sebuah kehidupan yang bertengger pada bumi. Bertengger di bumi dalam segala ketidakyakinan akan sebuah tanda-tanda dari alam menjadi pengingat bagi setiap jiwa.

Keriuhan hati yang meletup-letup dalam segala kebimbangan kian berharap terpupuslah dengan harmoni rintik hujan yang membasahi dunia. Dunia terasa terpercik dengan ilham yang memberi jutaan pencerahan bagi asa.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak