Persimpangan Kebimbangan

Tri Apriyani | Rico Andreano Fahreza
Persimpangan Kebimbangan
ilustrasi kebimbangan (pixabay.com)

Keputusan dalam kehidupan yang mulai menemui persimpangan kebimbangan yang begitu menyakitkan pikiran. Kalut dalam kebimbangan sangat memeluk kian menyesakkan batin. Dalam dilematis keputusan yang harus diambil kala aku harus memilih satu diantara dua pilihan. Antara berkutat dalam bekerja atau memilih menata sebuah mahligai kehidupan. Sangat mencekik segala alam pikiranku.

Semakin meracau batin kala berada di persimpangan kebimbangan. Jaring kebimbangan yang menjerat langkah kehidupanku. Yang tak pernah berakhir dengan keputusan yang pasti. Kala mereka memaksaku tuk menata mahligai kehidupanku yang baru. 

Namun aku harus berkarya dalam bekerja. Aku harus menata seluruh kehidupan dalam bekerja. Aku belum siap dengan menata mahligai kehidupan yang baru. Yang menjadi tak berdaya menghadapi kebimbangan yang begitu menusuk kalbu yang sangat mendalam. Kiasan keputusan yang tak pernah aku hantarkan. 

Keraguan dalam memutuskan segala pilihan yang kuhadapi dalam langkah kehidupan berikutnya. Ku harap kebimbangan akan berakhir begitu saja. Terkikislah segala kebimbangan yang menjeratku. Dengan teguh aku memutuskan menata kehidupan kehidupan dengan berkutat pada bekerja. Berkarya nyata bagi sesama kehidupan.

Memohon petunjuk kepada-Nya dengan segala harapan dan doa yang selalu terpanjatkan. Yang tak pernah berhenti kapanpun. Kebimbangan yang tak pernah menuntun dalam langkah yang pasti. Kebimbangan hanya menyisakan sebuah dera pikiran yang sangat menyakitkan. Yang membuat batin semakin goyah tak karuan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak