Dulu platform menulis yang terkenal adalah Wattpad. Banyak penulis yang mengawali karir menulisnya di platform satu itu. Maka, tidak heran bila ada banyak novel terbit yang diangkat dari cerita Wattpad.
Selain mudah dan nyaman digunakan, Wattpad juga memberikan kesempatan yang sama bagi orang awam yang baru belajar menulis dan mencoba untuk mempublikasikan ceritanya agar dibaca oleh orang banyak.
Seiring dengan berkembangnya teknologi, kini sudah ada banyak platform menulis selain Wattpad yang juga menawarkan keuntungan, seperti Fizzo, Dreame, Storial, Innovel, Cabaca, dan lain sebagainya.
Merebaknya platform menulis menjadi kita sebagai penulis bisa memasarkan karya kita lebih luas lagi dan tidak terpaku pada satu platform saja. Selain itu, penulis juga bisa mendapatkan keuntungan berupa cuan jika naskahnya terikat kontrak berbayar.
Sama-sama menawarkan keuntungan bagi penulis, masing-masing platform ternyata mempunyai kriterianya sendiri, terkhususnya dalam hal ini panjang naskah. Ada platform yang membebaskan penulis dalam menuangkan imajinasinya tidak terikat pada minimal jumlah bab, namun ada juga platform menulis yang menetapkan minimal panjang naskah.
Bagaimana jika kita yang terbiasa menulis puluhan bab diminta platform untuk menulis sebanyak ratusan bab untuk bisa mendapatkan kontrak? Tentunya, hal ini bukan hal yang mudah.
Akan tetapi, tidak perlu khawatir. Kita hanya butuh trik sendiri untuk memperpanjang alur naskah. Berikut 3 tips menulis cerita hingga ratusan bab.
1. Perbanyak tokoh
Semakin banyak tokoh di dalam cerita kita, maka akan ada semakin banyak pula permasalahan di antara tokoh-tokoh itu. Misalnya, tokoh A dan B adalah saudara kembar. Keduanya sama-sama menyukai tokoh C. Sayangnya, tokoh C menyukai tokoh D yang merupakan musuh bebuyutan dari tokoh A dan B.
Dari rantai penokohan di atas, kita sudah dapat menemukan banyak permasalahan. Dimulai dari masalah yang umumnya dirasakan oleh saudara kembar, tentang perasaan tidak berbalas, rasa marah karena gebetan menyukai musuh kita, dan masih banyak lagi masalah yang bisa digali.
Kita hanya perlu menambahkan bumbu-bumbu konflik internal di dalam diri setiap tokoh sehingga dapat membantu kita memperpanjang alur cerita. Tapi, perlu diingat, setiap tokoh yang ada hendaklah mempunyai ikatan dan mendukung perkembangan karakter si tokoh utama.
2. Menjabarkan secara detail suatu kejadian
“Pagi ini hujan, namun Tiara harus tetap pergi ke sekolah.”
“Tiara mengembuskan napasnya ketika melihat rintik-rintik air yang mulai turun membasahi bumi. Padahal, ini masih cukup pagi, namun hujan seolah melarang setiap umat manusia untuk beraktivitas. Seperti halnya Tiara yang harus pergi ke sekolah untuk menuntut ilmu. Masa bodoh dengan hujan yang nantinya akan membasahi tubuhnya, Tiara tetap harus pergi ke sekolah.”
Dapat kita lihat perbedaan antara kedua teks di atas. Memang, tujuan keduanya ialah sama-sama untuk mendeskripsikan mengenai hujan di pagi hari dan Tiara yang tetap harus pergi ke sekolah.
Akan tetapi, untuk teks kedua, penjabarannya lebih detail. Jika kita dituntut untuk menulis cerita panjang yang berjumlah hingga ratusan bab, maka kita harus mengakali narasi cerita dengan contoh teks kedua.
3. Jangan sering loncat adegan
Kita tentu pernah membaca suatu cerita yang sering loncat adegan. Untuk menulis cerita dengan ratusan bab, loncat adegan sangat tidak disarankan. Sebagai ganti untuk transisi atau perpindahan waktu, kita dapat menambahkan narasi penjelas. Selain terlihat lebih tertata, hal ini juga dapat membuat naskah kita lebih panjang.
Itu adalah tips yang dapat ditiru agar dapat menulis hingga ratusan bab. Semoga artikel ini bermanfaat.