Selama ini, kita menganggap anjing adalah binatang yang paling setia kepada manusia bahkan ia mencintai tuannya tanpa syarat. Namun, apakah pernyataan ‘cinta tanpa syarat’ ini benar? Tentu tak mudah menjawabnya. Apalagi, istilah cinta tanpa syarat selalu dikaitkan secara luas oleh banyak orang yang berarti mencintai tanpa pamrih, dan tanpa balasan.
Sejak berabad-abad yang lalu, anjing peliharaan selalu mengandalkan tuannya terkait makanan dan tempat tinggal. Apabila suatu hari nanti sang tuan berhenti memberi makan, lalu melepas si anjing dan memberinya ruang gerak kebebasan, kemungkinan anjing tersebut mencari makan di luar demi bertahan hidup.
Dilansir dari laman Cuteness, anjing dan manusia memiliki hubungan yang berbasis simbiosis mutualisme. Artinya, keduanya saling membutuhkan. Namun, hubungan batin yang terbangun antara manusia dan anjing tidak serta merta karena kebutuhan saja.
Sederhananya, anjing mencintai tuannya karena ia merasa nyaman saat dicintai oleh sang tuan. Sebagai hewan sosial, sentuhan fisik tuannya menghasilkan hormone oksitosin atau hormone cinta pada diri anjing. Ketika hormon ini dilepas, maka akan meningkatkan kualitas hidup si anjing, dan dia ingin balas budi.
Masih menurut Cuteness, anjing memiliki bagian otak yang akan bereaksi terang terhadap bau manusia yang mereka cintai, seperti halnya reaksi kita saat diperlihatkan foto kekasih masing-masing.
Membangun Ikatan Terhadap Anjing
![ilustrasi anjing peliharaan (Pexels/Samson Katt)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/04/06/17241-ilustrasi-anjing-peliharaan.jpg)
Siapapun yang memelihara anjing, entah ia sendirian atau bersama keluarga, maka akan menyadari jika hubungan yang terjalin dengan anjing tidak akan tergantikan. Tentu ada beberapa cara agar ikatan tersebut lebih erat.
Misalnya, cara termudah adalah dengan menikmati aktivitas bersama anjing seperti berjalan-jalan, mendaki gunung, berolahraga bersama atau mengendarai mobil. Sang tuan juga dapat mengajari anjing beberapa perintah yang tidak harus membuat mereka mendengarkan tuannya, tetapi juga sebagai bentuk harga diri anjing.
Apalagi, beberapa ras anjing teramat menyukai kegiatan yang berbau kelincahan, seperti kursus memburu, dan tentunya kegiatan ini mesti di bawah pengawasan manusia, dan tidak boleh dilakukan sembarangan.
Pada akhirnya, untuk menjawab apakah anjing mencintai kita tanpa syarat, ini benar-benar tidak mudah sebab antara sang tuan dan anjing memiliki hubungan simbiosis mutualisme. Hubungan yang saling membutuhkan. Namun, kita tidak bisa memungkiri dan tidak bisa meragukan jika anjing sangat mencintai kita secara mendalam terlebih jika kita sangat menyayanginya.