Piala Dunia atau World Cup sebentar lagi akan berlangsung, dan untuk tahun 2022 ini Qatar telah didaulat menjadi tuan rumah kompetisi sepakbola antar negara paling bergengsi tersebut. Qatar sendiri telah mempersiapkan 8 stadion di 5 kota yang akan menjadi venue pertandingan selama gelaran Piala Dunia ini berlangsung.
Namun dikala Qatar tengah sibuk mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah yang baik selama perhelatan Piala Dunia kali ini, terdapat beberapa kontroversi yang menyelimuti pagelaran Piala Dunia yang akan digelar oleh Qatar. Berikut kami sampaikan beberapa kontroversi yang menyelimuti penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar tersebut.
1. Larangan Kampanye LGBT
Sebagai negara di kawasan Teluk pastinya Qatar menerapkan asas ketimuran yang akan berbenturan dengan asas kebaratan. Hal itu tidak terkecuali bagi kampanye LGBT yang jika itu terjadi di barat tidak dianggap persoalan. Kepala Keamanan Piala Dunia Qatar 2022 yakni Mayjen Abdulaziz Abdullah Al Ansari kepada media Spanyol yakni Marca menegaskan segala kampanye LGBT akan dilarang. Namun pelarangan hanya bersifat terhadap kampanyenya, bukan pelarangan kepada para penganut paham LGBT tersebut. Maka dapat disimpulkan Qatar sendiri tidak melarang para kaum pelangi untuk hadir dan menyaksikan Piala Dunia 2022 Qatar ini, namun jika mereka melakukan kampanye maka mereka akan ditindak dengan tegas.
2. Larangan Minuman Keras
Minuman keras pastinya akan cukup berbenturan dengan budaya ketimuran yang dimiliki oleh Qatar yang penduduknya mayoritas adalah muslim. Pemerintah Qatar serta Panitia Piala Dunia akan tegas melarang untuk meminum minuman keras di dalam stadion. Mengutip dari Reuters siapa pun boleh menenggak minuman keras sebelum ataupun sesudah pertandingan, namun selama di dalam stadion tak boleh ada seorang pun yang melakukan kegiatan meminum minuman keras tersebut.
3. Larangan Seks Di Luar Pernikahan
Aturan lainnya yang menjadi kontroversi di perhelatan Piala Dunia 2022 Qatar ini adalah larangan melakukan aktivitas seksual di luar pernikahan. Dilansir dari WIONews pemerintah Qatar akan memberikan kurungan penjara bagi siapa pun yang terbukti telah melakukan hubungan seksual diluar pernikahan. Hal tersebut akan cukup mengganggu bagi para pemain dan juga para penonton yang akan hadir, terutama dari mereka yang datang dari masyarakat barat yang telah terbiasa dengan budaya seks bebas.
4. Diselenggarakan Di Akhir Tahun
Salah satu yang beda dari perhelatan Piala Dunia 2022 Qatar kali ini adalah waktu penyelenggaraan yang diadakan di akhir tahun. Hal ini dilakukan karena jika dilakukan pada pertengahan tahun, suhu udara di Qatar akan sangat terasa cukup panas dan tak cocok jika ada pagelaran pertandingan sepakbola. Namun efek dari kebijakan tersebut adalah para pemain yang sedang mengikuti Liga di klubnya akan terjeda, dan ketika perhelatan Piala Dunia 2022 ini selesai para pemain menjadi tidak memiliki waktu untuk istirahat dan diharuskan untuk langsung melanjutkan kompetisi di klub nya masing-masing.
Nah itu tadi beberapa hal yang menjadi kontroversi dalam perhelatan Piala Dunia 2022 Qatar yang akan diselenggarakan pada pertengahan bulan November sampai dengan pertengahan bulan Desember 2022.