Menjadi penulis memang tidak mudah. Proses untuk menjadi penulis yang hebat sangat panjang, dan terkadang beberapa memilih untuk menyerah. Masalah yang besar kerap membuat banyak penulis untuk menyerah. Padahal banyak cara untuk para penulis mengatasi masalah yang kerap datang.
Berikut ini adalah beberapa masalah yang dihadapi oleh penulis.
1. Tidak membuat outline terlebih dahulu hingga mengalami writer's block
Tidak bisa dipungkiri bahwa outline merupakan salah satu aspek terpenting sebelum mulai menulis. Ibarat tulang punggung, outline akan "menyangga" cerita kita agar memiliki struktur yang kuat. Kita akan tahu ke arah mana cerita berjalan, sehingga kita tidak akan kebingungan di tengah jalan.
Beberapa orang mungkin kurang nyaman jika harus membuat outline, tetapi sebenarnya kita juga tidak perlu membuat outline yang mendetail. Beberapa titik plot mayor sebagai panduan dari awal hingga akhir sudah cukup, tidak perlu per satu bab. Dengan begitu, kita memiliki gambaran yang jelas mengenai struktur cerita, tetapi juga masih menyediakan ruang untuk berkreasi sebebas mungkin.
2. Kehilangan minat atau rasa suka pada cerita yang ditulis
Kita bisa saja mendadak kehilangan minat untuk menulis cerita kita, sehingga kita cenderung menunda-nunda untuk menulis. Biasanya hal ini terjadi karena kita merasa cerita yang kita tulis tidak cukup bagus.
Jika ini terjadi, cobalah menganalisis bagian mana dari cerita kita yang tidak kita sukai. Jika kita merasa plotnya membosankan, cobalah untuk memberi konflik lebih besar. Jika kita tidak menyukai karakternya, cobalah untuk mengganti namanya. Bahkan perubahan kecil saja bisa jadi menimbulkan semangat baru untuk menulis.
3. Teralih ke ide-ide lain
Ide-ide memang seringkali datang di saat kita masih sibuk menggarap satu cerita. Namun, tidak peduli seberapa besar godaan untuk meninggalkan cerita yang kita tulis demi menulis cerita baru, jangan pernah "selingkuh" naskah. Hal tersebut akan membuat fokus kita terpecah, sehingga cerita yang kita tulis saat ini berpotensi terabaikan.
Cara mengatasinya, yaitu cukup dengan menuliskan ide-ide baru yang datang ke dalam sebuah catatan kecil. Menuliskannya pun tidak perlu dalam bentuk satu halaman sinopsis, melainkan cukup dalam satu kalimat saja, agar fokus kita tetap terjaga pada cerita yang kita kerjakan sekarang.
4. Terlalu banyak gangguan ketika menulis
Ada banyak jenis gangguan yang mungkin mengganggu kita dalam menulis, seperti misalnya notifikasi media sosial atau website belanja online.
Oleh karena itu, penting bagi penulis agar menyediakan waktu bebas gangguan untuk menulis. Jauhkan ponsel dan matikan dering notifikasi. Jangan lupa pergi ke toilet sebelum menulis agar konsentrasi kita tidak terpecah di tengah-tengah. Hindari juga menaruh camilan atau makanan ringan di dekat kita ketika menulis karena bisa jadi kita justru lebih fokus makan daripada menulis.
5. Minder setelah membaca karya orang lain
Meskipun awalnya membaca karya orang lain bertujuan untuk mencari inspirasi, terkadang kita justru merasa minder karena merasa tulisan orang lain jauh lebih bagus. Pikiran seperti inilah yang harus kita hindari karena tiap penulis memiliki ciri khasnya masing-masing. Tulisan kita juga bisa bagus meski berbeda dengan gaya tulisan orang lain.
Justru sebaliknya, cobalah melihat dan menganalisa tulisan orang lain yang menurut kita bagus. Catat dan perhatikan bagian apa yang menarik dari tulisan itu, lalu cobalah untuk mempraktikkannya pada tulisan kita. Dengan begitu, kita bisa menikmati tulisan orang lain sekaligus memperbaiki diri.
Meskipun jalan menjadi penulis memang sulit, selama menulis membuat kita senang, tidak ada salahnya untuk terus menjalani kesulitan itu. Tetap semangat, ya!
Video yang mungkin Anda lewatkan.