Skuat Garuda, Timnas Indonesia menuai hasil yang memuaskan di matchday ketiga gelaran Piala AFF 2022. Memainkan laga kedua di turnamen, Asnawi Mangkualam Bahar dan kolega yang bersua dengan Brunei Darussalam, kembali menuai hasil positif. Tak malu-malu, anak asuh coach Shin Tae Yong tersebut memberondong gawang tuan rumah dengan lesakan tujuh gol tanpa balas.
Tujuh gol kemenangan timnas Indonesia atas Brunei Darussalam tersebut diciptakan oleh tujuh pemain yang berbeda, yakni Syahrian Abimanyu, Dendy Sulistyawan, Egy Maulana Vikri, Ilija Spasojevic, Ramadhan Sananta, Mark Klok dan dilengkapi oleh Yakob Sayuri.
Meskipun menang besar dari sang lawan, Indonesia tak boleh terlena dengan hasil ini. Pasalnya, ada dua hal mendasar yang membuat Egy Maulana Vikri dan kolega tak boleh menjadikan kemenangan besar atas Brunei ini sebagai sebuah tolok ukur kekuatan.
1. Kekuatan lawan
Yang pertama adalah mengenai kekuatan dari lawan. Iya, seperti yang kita ketahui, membandingkan kekuatan timnas Indonesia dan Brunei Darussalam bukanlah sebuah hal yang apple to apple. Perbedaan kekuatan kedua kesebelasan sangat mencolok, pun demikian dengan pencapaian prestasi yang mereka raih. Jika Indonesia telah sukses menembus partai puncak selama enam kali dan tak pernah absen dalam gelaran sepak bola paling akbar di kawasan Asia Tenggara tersebut, tidak demikian halnya dengan Brunei Darussalam. Tim ini merupakan tim promosi, dan tercatat hanya dua kali saja mampu menembus putaran final, yakni tahun 1996 dan tahun ini. Pencapaian terbaik Brunei Darussalam pun hanya sampai di babak penyisihan grup. Sangat berbeda kan dengan timnas Indonesia?
BACA JUGA: Lesti Kejora Dicap Terlalu Kurus saat Foto Bareng Geng Mamayu, Fans Auto Pasang Badan
2. Bermain 10 pemain
Alasan kedua mengapa timnas Indonesia tak perlu terlena dengan hasil besar ini adalah Brunei Darussalam bermain dengan 10 pemain sejak menit ke 38. Alinur Jufri yang menghentikan pergerakan Saddil Ramdani yang menerima umpan terobos dari Egy Maulana Vikri, harus menerima kartu kuning kedua dan memaksa Brunei bermain dengan 10 pemain. Sebuah hal yang menguntungkan bagi Indonesia, namun tidak demikian halnya dengan pengukuran kekuatan sebenarnya yang mereka miliki.
Tanpa bermaksud meremehkan kekuatan yang dimiliki oleh Brunei, bermain dengan 11 pemain saja level dan kualitas permainan Brunei Darussalam masih berada di bawah kekuatan Indonesia. Lantas, di sini mereka harus bermain dengan 10 pemain, melawan tim yang secara kualitas berada beberapa tingkat di atas mereka. Tentu hal ini tak bisa dijadikan patokan atau ukuran kekuatan sebenarnya timnas Indonesia kan?
Level sebenarnya timnas Indonesia adalah berhadapan dengan Malaysia, Thailand, Vietnam dan Singapura. Maka, tak perlu terlena dengan kemenangan besar yang dihasilkan dari laga melawan Brunei atau Kamboja lalu, karena sejauh ini, Indonesia belum bertemu dengan lawan yang benar-benar sepadan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.