Pada Kamis (18/01/2024) kemarin, pihak angkatan udara Pakistan melancarkan serangan ke wilayah Iran di daerah Sistan dan Baluchistan yang berdekatan dengan perbatasan antara Pakistan-Iran.
Melansir dari laman Reuters (reuters.com), serangan ini menargetkan markas milisi di Iran yang dalam beberapa tahun terakhir aktif meningkatkan kekuatannya.
Namun, serangan ini juga disinyalir merupakan balasan terhadap serangan Iran yang menggunakan rudal balistik jarak pendek dari keluarga Fateh-110 yang pada hari Selasa (16/01/2024) kemarin menggempur wilayah Pakistan.
Pada serangan Kamis kemarin, Iran menurunkan kekuatan angkatan udaranya yang bersenjatakan pesawat tempur JF-17 da J-10 buatan Tiongkok dan jet tempur F-16 “Fighting Falcon” buatan Amerika Serikat.
Akan tetapi, ternyata militer Pakistan juga menurunkan drone intai-serang terbarunya, yakni Wing Loong II yang baru dibeli dari Tiongkok beberapa tahun lalu. Drone ini disinyalir digunakan sebagai wahana pengintaian dan pengawasan dari misi serangan udara tersebut yang menyasar daerah perbatasan Iran-Pakistan.
Pengembangan dari Drone Intai-Serang Wing Loong I
Pengembangan drone Wing Loong II dimulai pada tahun 2010-an. Melansir dari laman Chengdu Aircraft Industry Group (cac.avic.com), drone ini merupakan pengembangan dari drone Wing Loong I yang juga dikenal dengan nama Chengdu GJ-I. Drone Wing Loong II mulai diperkenalkan pada tahun 2015 dan memasuki militer Tiongkok pada tahun 2017 silam.
Drone yang memiliki kemampuan UCAV (Unmanned Combat Aircraft Vehicle) ini diyakini merupakan salah satu drone intai-serang tercanggih saat ini yang diklaim sejajar dengan Bayraktar TB-2 buatan Turki dan MQ-9 Reaper buatan Amerika Serikat.
Melansir dari laman military-drone.org, Pakistan bekerja sama dengan Tiongkok untuk memproduksi sekitar 48 unit drone Wing Loong II secara lisensi pada tahun 2018 silam.
Mampu Terbang Selama 32 Jam Nonstop
Sebagai salah satu jenis drone intai-serang, Wing Loong II diklaim mampu terbang dengan durasi sekitar 32 jam nonstop. Melansir dari laman militarytoday.com, drone ini ditenagai sebuah mesin turboprop yang mampu membuatnya terbang hingga kecepatan maksimal 370 km/jam. Drone ini sendiri juga diklaim mampu terbang hingga ketinggian sekitar 10.000 meter.
Untuk sistem persenjataan dan pelacakannya, drone ini mampu membawa beragam rudal berpemandu seperti BRM-01, AKD-10 dan BA-7.
Selain itu, drone ini juga diklaim mampu membawa berbagai bom konvensional baik buatan Pakistan maupun Tiongkok. Sistem pengendalian drone ini mampu menggunakan pelacakan GPS, satelit maupun SatCom yang terintegrasi dengan unit di darat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS