Meski gagal menuntaskan misi kemenangan di Qingdao Youth Football Stadium, sebenarnya Timnas Indonesia menunjukkan performa yang cukup gemilang. Pemain besutan Shin Tae-yong memiliki catatan statistik yang mentereng, terutama dalam hal penguasaan bola.
Matchday keempat dalam Grup C kualifikasi Piala Dunia 2026 round 3 ini ditutup lewat skor 2-1. Di mana tim tuan rumah yang dinahkodai oleh Blanko Ivankovic berhasil keluar sebagai pemenangan usai dua kali membobol gawang Maarten Paes.
Merujuk laporan Antara News pada Rabu (16/10/2024), dua gol tersebut dicetak oleh Behram Abduweli dan Zhang Yuning. Sedangkan di kubu Timnas Indonesia, ada nama Thom Haye yang memperkecil margin gol kedua kesebelasan.
Apabila skor akhir tidak menjadi penentu, maka skuad Garuda adalah tim yang lebih baik dalam pertandingan kali ini. Jay Idzes dan kolega tampil impresif, memberikan perlawanan sengit, nan spartan. Secara hasil memang tak memuaskan, tetapi keberanian yang ditunjukkan sudah cukup menjanjikan.
Mengintip Instagram @timnasindonesia, diketahui bahwa pasukan merah putih memiliki 76% penguasaan bola. Sedangkan 24% sisanya ada di kubu Dragon Team. Dari 14 tembakan yang dilepas, 6 di antaranya on target dan nyaris membobol gawang tuan rumah.
Indonesia juga tampil lebih disiplin dengan hanya melakukan 8 pelanggaran. Kemudian mereka juga mendapatkan 6 kesempatan melakukan tendangan sudut. Tim asuhan pelatih Shin Tae-yong tercatat melepas 602 umpan dengan akurasi 83%.
Kurang Efektivitas dan Chemistry
Namun sayangnya, statistik yang baik itu masih belum cukup untuk mengalahkan China yang mampu memanfaatkan peluang dengan apik. Kekalahan kali ini juga terasa menyesakkan bagi pemain, pelatih, hingga suporter di tanah air maupun mancanegara.
Lantaran bukan hanya efektivitas yang kurang, tetapi kedua gol milik lawan tercipta karena komunikasi yang sempat buruk di babak pertama. Blunder soal pemilihan susunan pemain disinyalir menjadi salah satu alasan gagalnya skuad Garuda menuntaskan misi kemenangan.
Sebab chemistry antar pemain terlihat buyar. Berbeda ketika babak kedua di mana Rizky Ridho, Thom Haye, hingga Pratama Arhan dimasukkan. Pola permainan Timnas Indonesia menjadi semakin jelas.
Meski kecewa, ini bukan alasan bagi kita untuk memberikan hujatan kepada pemain atau pelatih. Namun bisa dijadikan sebagai momen evaluasi lagi agar dapat meraih hasil maksimal di pertandingan-pertandingan selanjutnya.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE