Dunia persepakbolaan benua Asia kembali dibuat bingung oleh tingkah induk sepak bola Asia, AFC. Tak ada angin tak ada hujan, konfederasi tertinggi di persepakbolaan benua kuning tersebut tiba-tiba saja memutuskan dua negara asal Jazirah Arabia, yakni Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah penyelenggara babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia ronde keempat.
Meskipun menurut unggahan akun instagram @seasiagoal penunjukan kedua negara dari Asia Barat tersebut masih bersifat tentatif karena bakal melihat status kelolosan kedua kesebelasan di papan klasemen akhir grup ronde ketiga, namun keputusan sepihak dari AFC tersebut langsung memantik reaksi yang negatif dari para penggemar sepak bola Asia.
Seperti misal, laman Suara.com (4/6/2025) menginformasikan, pasca penunjukan dua negara kawasan Timur Tengah tersebut, banyak komentar miring warganet yang langsung bermunculan di media sosial dan mempertanyakan alasan keputusan yang diambil oleh AFC.
Memang, jika kita telaah, apa yang diputuskan oleh AFC dengan menunjuk Arab Saudi dan Qatar sebagai tuan rumah ronde keempat ini cenderung aneh dan tak berdasar. Bahkan, keputusan sepihak itu juga mencederai aturan hingga komitmen yang pernah mereka buat sebelumnya.
Bukan hanya satu, namun langsung dua sekaligus!
Yang pertama adalah terkait aturan yang mereka buat pada tahun 2023 lalu mengenai negara yang berhak untuk menjadi tuan rumah ronde keempat babak kualifikasi.
Menyadur rilisan resmi laman AFC (the-afc.com), pada tahun 2023 lalu melalui sebuah artikelnya berjudul "AFC Competitions Committee Approves Ke Decisions on Reformatted Competitions" yang dirilis pada 1 Juli 2023, AFC telah menetapkan bahwa negara yang menempati dua posisi teratas dalam perangkingan tim peringkat ketiga dan keempat semua grup lah yang berhak untuk mejadi tuan rumah.
Jika melihat kondisi saat ini, penunjukan Arab Saudi dan Qatar tentu saja menyalahi aturan yang mereka buat dua tahun lalu. Karena jika kita melihat konstelasi klasemen grup di ronde ketiga per saat ini, posisi Arab Saudi dan Qatar masih kalah dengan Uni Emirat Arab dan Irak.
Sehingga, keputusan sepihak AFC ini tentu saja tak sesuai dengan format roadmap menuju Piala Dunia yang telah mereka tetapkan dua tahun lalu.
Hal kedua yang terkhianati dengan keputusan sepihak dari AFC adalah, regulasi perubahan yang mereka buat beberapa waktu lalu, di mana AFC menyatakan bahwa setiap tim yang masuk ke peringkat ketiga dan keempat grup di ronde ketiga, berhak untuk menjadi tuan rumah.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka AFC pun lantas membuka proses bidding, yang pada akhirnya diikuti oleh empat negara yang kini masih saling bersaing di ronde ketiga babak kualifikasi.
Menyadur laman Suara.com (6/5/2025), Indonesia yang melihat adanya keuntungan dengan menjadi tuan rumah untuk ronde keempat, turut serta dalam proses bidding tersebut. Selain Indonesia, proses pengajuan diri menjadi tuan rumah ini juga diikuti oleh China, dan dua tim dari jazirah Arab yang kini diketahui adalah Arab Saudi dan Qatar.
Dan dengan keputusan dari AFC ini, tentunya mereka juga secara tak langsung telah melakukan pengkhianatan terhadap regulasi yang telah mereka buat sebelumnya.
Pasalnya, proses bidding ini sendiri terkesan berjalan tak transparan, dan bahkan AFC sendiri seolah tak menyampaikan alasan apa yang membuat kedua negara ini menang bidding (jika benar melalui jalur ini) dan akhirnya ditetapkan sebagai tuan rumah ronde keempat.
Setelah keputusan yang mengagetkan ini, kira-kira masih ada lagi atau tidak ya hal cenderung aneh yang akan dilakukan oleh AFC?