Pelatih Timnas Indonesia U-23, Gerald Vanenburg menaruh perhatian serius terhadap Filipina yang berstatus sebagai calon lawan selanjutnya di Grup A. Kendati pasukan Garuda Muda baru saja mencatatkan kemenangan telak lewat delapan gol tanpa balas ke gawang Brunei Darussalam, juru taktik berusia 61 tahun itu nampak tidak ingin anak asuhnya cepat puas.
Skuad Merah Putih dijadwalkan menghadapi Filipina pada Jumat (18/7/2025) mendatang. Pertandingan kedua ini dapat menentukan langkah Jens Raven CS ke babak semifinal. Oleh karenanya, Vanenburg menyadari bahwa tantangan di depan memang jauh lebih berat dibanding laga pembuka.
“Saya juga menonton pertandingan Filipina melawan Malaysia. Itu pertandingan yang bagus. Kedua tim mencoba bermain dengan baik dan menunjukkan kualitas,” ungkapnya dalam konferensi pers, dikutip dari kitagaruda.id, Rabu (16/7/2025).
Filipina berhasil mengalahkan Malaysia 2-0 dalam pertandingan pembuka mereka di Piala AFF U-23 202&. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa Filipina bukanlah tim yang bisa dipandang sebelah mata, terlebih mereka tampil cukup solid dalam hal pertahanan dan serangan balik.
“Malaysia memang kalah 2-0, saya rasa mereka menunjukkan bahwa mereka adalah tim yang kuat,” lanjutnya.
Lebih jauh, ia juga menekankan pentingnya menjaga fokus dan terus mendorong performa tim agar tidak mengalami penurunan seperti yang terjadi di babak kedua saat menghadapi Brunei. Para pemain diminta tampil konsisten sepanjang laga.
“Sekarang kami harus bersiap menghadapi Filipina. Hari demi hari, kami bangun formasi, dorong kemampuan kami, dan mencoba menang, meskipun kami tahu itu tidak akan mudah,” tegas suksesor Indra Sjafri itu.
Meskipun Filipina belum terlalu dikenal sebagai kekuatan utama di Asia Tenggara, kehadiran sejumlah pemain naturalisasi dan peningkatan organisasi tim membuat mereka lebih kompetitif. Hal inilah yang ingin diantisipasi oleh Vanenburg dan tim pelatih.
Bersiap Hadapi Filipina, Apa Saja Modal Timnas Indonesia?
Garuda Muda datang ke laga kedua dengan modal yang tidak bisa diremehkan. Kemenangan telak atas Brunei bukan hanya soal skor besar, tetapi juga menampilkan performa dominan dari semua lini.
Dalam pertandingan tersebut, Timnas Indonesia mencatatkan penguasaan bola mencapai 84 persen, sebuah angka yang menggambarkan kontrol permainan luar biasa dan keseriusan dalam membangun pola permainan modern.
Statistik juga menunjukkan bahwa skuad asuhan Vanenburg melepaskan 28 tembakan dengan 14 tepat sasaran, menunjukkan efektivitas tinggi di lini depan. Lini serang yang tajam dan penuh inisiatif menjadi senjata andalan.
Jens Raven menjadi sorotan dengan penampilan luar biasa. Penyerang muda tersebut mencetak enam gol dalam satu laga, membuatnya tak hanya jadi top skor sementara, tapi juga menjadi motor utama serangan Garuda Muda.
Peran penting lainnya dimainkan oleh gelandang kreatif seperti Arkhan Fikri dan Rayhan Hannan yang tampil dinamis, tidak hanya menyuplai bola, tetapi juga mencetak gol. Kerja sama mereka menunjukkan kedewasaan dan pemahaman strategi yang kian matang.
Modal lain yang tak kalah penting adalah posisi puncak klasemen Grup A yang kini dikuasai Indonesia berkat selisih gol yang besar. Hal ini tentu memberikan tekanan positif serta dorongan moral untuk kembali tampil optimal.
Namun, Vanenburg tidak ingin para pemainnya terlena dengan statistik. Ia paham bahwa konsistensi dan kedisiplinan taktis akan menjadi kunci utama untuk lolos dari fase grup, apalagi Filipina dikenal solid dan mampu bertahan dengan disiplin.
Di sisi lain, pertandingan melawan Filipina akan jadi ujian ketahanan fisik dan mental. Intensitas akan meningkat, dan Garuda Muda dituntut menjaga fokus selama 90 menit penuh agar tidak kecolongan.
Kemenangan atas Brunei hanyalah awal. Perjalanan panjang di turnamen ini masih menyisakan banyak tantangan. Filipina bisa menjadi batu ujian pertama yang sebenarnya, sebelum menuju ambisi juara.