Meskipun sudah tak lagi melatih Timnas Indonesia, namun jejak-jejak peninggalan dari Shin Tae-yong ternyata masih ada dalam persepakbolaan tanah air. Memang, pelatih berkebangsaan Korea Selatan tersebut sudah tak lagi terlibat dalam berbagai pertarungan yang dijalani oleh skuat Garuda, namun, masih saja ada hal-hal yang membuat Shin Tae-yong terseret ketika Indonesia tengah berlaga.
Termasuk di dalamnya adalah pertarungan final Piala AFF U-23 yang mempertemukan antara Timnas Indonesia U-23 melawan Vietnam U-23. Disadari atau tidak, ternyata di pertandingan nan menentukan tersebut taktik permainan yang dikembangkan oleh Shin Tae-yong kembali terlihat, yang sayangnya bukan di kubu Timnas Indonesia.
Pelatih Timnas Vietnam U-23, Kim Sang-sik yang notabene adalah junior dari Shin Tae-yong di persepakbolaan Korea Selatan, ternyata menduplikasi taktik dan strategi permainan yang dulu pernah diterapkan oleh STY di Timnas Indonesia. Bukan hanya satu atau dua pakem, namun setidaknya ada 3 pakem yang menunjukkan bahwa taktik permainan Vietnam di laga final melawan Indonesia tersebut memang benar-benar mirip dengan yang pernah diimplementasikan oleh STY ke Skuat Garuda.
Ingin tahu buktinya? Mari kita bahas bersama!
1. Memainkan Formasi 3-4-3 dengan 3 Bek Sejajar
Bagi para penggemar Timnas Indonesia, tentu saja formasi 3-4-3 dengan bek sejajar ini sangat familiar bagi mereka. Pasalnya, ketika STY menangani skuat Garuda, mantan pelatih Timnas Korea Selatan tersebut memang sering menggunakan formasi ini.
Dalam permainannya, STY memasang 3 bek langsung di jantung pertahanan Indonesia, yang mana bertujuan untuk memperkuat pertahanan skuat Garuda yang memang terkenal rapuh.
Dan formasi ini diduplikasi oleh Kim Sang-sik dengan baik di partai final melawan Indonesia kemarin. Dalam catatan laman transfermarkt, pelatih Kim memasang Pham Ly-duc, Nguyen Nhat-minh dan Nguyen Hieu-minh sebagai trio center back sejajar yang berlaku cuek ketika terjadi penyerangan.
2. Fleksibilitas Formasi ke 5-4-1 dan 5-2-3
Duplikasi kedua yang dilakukan oleh Kim Sang-sik terhadap taktik dari STY adalah adanya fleksibilitas formasi yang plek-ketiplek saat membangun sistem pertahanan dan melakukan serangan balik cepat terstruktur.
Ketika terjadi serangan dari Timnas Indonesia, dua pemain sayap, yakni Nguyen Phi Hoang dan Vo Ahn Quan langsung turun merapat membersamai trio center back milik Vietnam. Dengan otomatis, mereka membentuk formasi 5 bek, sementara dua pemain tengah dan dua pemain sayap serang Vietnam, langsung turun melakukan cover pertahanan meninggalkan sang striker, Nguyen Din Bac seorang diri di sektor tengah permainan Vietnam.
Pun demikian halnya ketika mereka mendapatkan kesempatan untuk menyerang balik. Dua pemain tengah mereka, yakni Nguyen Van Truong dan Nguyen Xuan Bac, menjadi duo katalis penyerangan yang menjembatani bola dari 5 pemain bertahan menuju 3 pemain depan milik Vietnam.
Dan patut digarisbawahi, skema bertahan dan transisi menyerang yang dilakukan oleh Vietnam ini sangat identik dengan Timnas Indonesia ketika masih ditangani oleh STY dulu.
3. Bermain Defensif dan Menunggu Kesempatan
Duplikasi ketiga yang dilakukan oleh Kim Sang-sik terhadap taktik dari STY adalah, dirinya tak memaksakan untuk bermain menyerang atau berorientasi pada ball possession. Sama halnya seperti STY yang melepas permainan mendominasi kala melawan tim yang dinilainya memiliki kekuatan di atas anak asuhnya, pelatih Kim juga melakukan hal serupa saat berjumpa dengan Indonesia.
Alih-alih menggempur pertahanan tim tuan rumah, pelatih Kim sedari awal permainan justru fokus untuk memperkuat area pertahanan timnya, untuk kemudian mencari kesempatan untuk melakukan serangan balik ketika para pemain Indonesia lengah.
Hasilnya pun sangat efektif. Meskipun dikurung habis-habisan dan menurut laman aseanutdfc mereka hanya menguasai 32 ball possession, namun permainan efektif khas STY yang diduplikasi oleh sang pelatih, membuat mereka berhasil keluar sebagai pemenang dan memastikan gelar juara tak lepas dari genggaman.
Tentunya sangat menyakitkan ya ketika mengetahui bahwa ternyata Vietnam sendiri menggunakan taktik dan strategi yang sangat mirip dengan racikan STY dulu. Namun tentu saja kita tak bisa marah ataupun protes, mengingat meskipun banyak yang masih cinta dengan STY, namun sang pelatih sempat mendapatkan perlakukan yang tak mengenakkan di dalam negeri.
Jadi, anggap saja ini adalah balasan dari STY melalui Kim Sang-sik yang menduplikasikan taktik dan strateginya di Timnas Vietnam U-23.