Terus Terang, Max Verstappen Akui Red Bull Tak Akan Menang di Sisa Musim

Hayuning Ratri Hapsari | Desyta Rina Marta Guritno
Terus Terang, Max Verstappen Akui Red Bull Tak Akan Menang di Sisa Musim
Max Verstappen (Instagram/@maxverstappen1)

Performa Red Bull Racing di musim 2025 tampaknya terus mengalami penurunan yang cukup mengkhawatirkan. Tim yang sebelumnya begitu dominan kini harus puas jika sekadar mampu menembus tiga besar, bahkan itu pun sudah dianggap pencapaian yang bagus.

Memang, Max Verstappen sempat meraih kemenangan di sprint race Grand Prix Belgia, tapi hasil tersebut belum menjadi sesuatu yang bisa jadi patokan.

Konsistensi dan kecepatan yang dulu menjadi kekuatan utama mereka kini menghilang, sementara McLaren berhasil mengambil alih peran sebagai tim terkuat di grid.

Situasinya semakin rumit ketika Red Bull juga harus bersaing ketat dengan Mercedes dan Ferrari, yang performanya cukup membuat Verstappen kerepotan untuk memperebutkan pososi depan. Bagi Verstappen, kondisi ini jelas membuat frustrasi.

Bahkan, dia secara terbuka mengakui bahwa peluang untuk meraih kemenangan di sisa balapan musim ini sangat tipis, bahkan hampir mustahil.

Pernyataan itu keluar setelah penampilannya di Hungaria, di mana ia hanya mampu mencatatkan waktu kualifikasi di posisi kedelapan dan menyelesaikan balapan di posisi sembilan.

"Tidak (bisa menang), tidak seperti yang terjadi saat ini. Begitulah adanya. Jelas," ujar Max Verstappen, dilansir dari laman Crash.

Mirisnya lagi adalah Verstappen finis tepat di belakang Liam Lawson, pembalap Racing Bulls yang awal musim lalu sempat menjadi rekan setimnya.

Lawson sendiri dikeluarkan dari tim utama Red Bull karena dianggap tak memenuhi ekspektasi, namun ironisnya justru mampu mengungguli Verstappen di Hungaroring.

Situasi makin memalukan ketika Verstappen hampir saja terkena overlap oleh Lando Norris yang memenangkan seri Hungaria lalu.

Bagi sang juara dunia empat kali, momen itu menjadi pukulan mental yang berat. Verstappen menyadari bahwa rasa marah atau frustrasi sekalipun tidak akan membawa perubahan berarti.

"Tidak ada yang bisa kulakukan. Aku bisa saja marah, tapi itu tidak akan membuat mobilnya lebih cepat," tambahnya.

Ia menegaskan bahwa tim telah mencoba berbagai cara untuk mengembalikan daya saing mobil, tapi sejauh ini semua upaya tersebut belum membuahkan hasil yang signifikan.

"Kami sudah mencoba berbagai hal, tapi saat ini belum ada yang berhasil. Tentu saja, saya punya beberapa ide, tapi saya tidak selalu bisa membicarakannya di depan umum. Kami harus menunggu dan menganalisis semuanya setelah akhir pekan. Pada akhirnya, sekarang tidak terlalu menyakitkan karena kami tidak lagi benar-benar mempeejuangkan apa pun," katanya.

Sementara itu, di sisi lain garasi, kepala tim Red Bull yang baru, Laurent Mekies, memilih untuk melihat situasi dari sudut pandang yang lebih positif. Mekies menolak menganggap hasil di Hungaria sebagai gambaran sesungguhnya dari performa RB21.

Menurutnya, mobil tersebut masih memiliki potensi besar untuk bersaing di papan atas. Mekies juga menyampaikan optimisme bahwa Red Bull masih punya peluang untuk bangkit.

Musim 2025 masih menyisakan beberapa seri, tetapi waktu terasa semakin sempit bagi Red Bull untuk membalikkan keadaan. Lawan-lawan mereka justru semakin konsisten, sementara performa RB21 masih naik turun.

Pertanyaannya kini bukan lagi apakah Red Bull bisa kembali menang, melainkan seberapa cepat mereka bisa menemukan solusi sebelum gap dengan para pesaing semakin melebar di waktu yang akan datang.

Apa yang dikatakan Verstappen sejatinya bukan sebuah bentuk keputusasaan, melainkan kejujuran dan kesiapan hati dalam menghadapi situasi yang buruk.

Seperti yang kita tahu, bahwa Verstappen bukan orang yang suka basa-basi dan selalu terbuka dengan apa pun yang terjadi padanya, termasuk kondisi tim dan mobilnya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak