Ni Kadek Dhinda Amartya Pratiwi melakoni debut turnamen Super 300 di Korea Masters 2025 dengan hasil yang menjanjikan. Meski harus terhenti di babak semifinal, tapi Kadek Dhinda menunjukkan potensi terbaiknya.
Capaian hasil tunggal putri satu-satunya Indonesia yang dikirim ke turnamen di Iksan, Korea Selatan ini sebenarnya di luar prediksi badminton lovers Tanah Air. Sebagai pemain muda Pelatnas dan jadi tulang punggung, bisa saja Kadek Dhinda kalah mental duluan di hadapan atlet senior.
Namun, atlet 19 tahun tersebut justru tampil cukup baik hingga tembus semifinal. Langkah Kadek Dhinda terhenti saat menghadapi unggulan pertama asal Taipei, Chiu Pin Chian. Kadek Dhinda sempat memberikan perlawanan maksimal hingga terjadi rubber set.
Sayang, Kadek Dhinda harus gagal tembus final Super 300 perdananya kali ini usai kalah 21-19, 19-21, 8-21 dari Chiu Pin Chian. Bukan hasil yang buruk sebenarnya mengingat lawan Kadek Dhinda sudah lebih senior.
Hanya saja, ada evaluasi laga yang harus diperhatikan Kadek Dhinda bersama sang pelatih untuk menghadapi turnamen lain di masa mendatang. Harapannya, Kadek Dhinda mampu jadi pelapis potensial dari Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardani.
Demi Final, Laga Tiga Gim Dilakoni Kadek Dhinda
Sebenarnya, Kadek Dhinda sudah tampil cukup agresif sejak gim pertama dan bermain menekan lawan. Bahkan Kadek Dhinda mengaku untuk fokus bermain stabil dan sabar saat menghadapi lawan yang terkesan terburu-buru saat meladeni rally.
“Tadi di game pertama saya bermain all out aja dan asal masuk dulu. Lawan juga banyak mati sendiri dan terlalu nafsu buat matiin bola. Saya coba tahan dan akhirnya bisa menang tipis,” ungkap Dhinda.
Namun, pertandingan semakin ketat saat memasuki gim kedua. Bahkan perlawanan wakil Taipei semakin menyulitkan Kadek Dhinda dan membuat fisiknya semakin terkuras.
“Di poin akhir game kedua, lawan banyak kasih bola ke belakang kiri saya dan lob-nya dalam-dalam banget. Banyak pengembalian saya yang malah melebar, jadi lawan dapat poin dengan mudah,” ujar atlet muda Pelatnas tersebut.
Gim ketiga pun menjadi laga terberat untuk Kadek Dhinda karena kondisi fisiknya sudah mulai menurun, mulai dari kaki yang sakit sampai stamina drop
“Game ketiga saya sudah berusaha semaksimal mungkin tapi kaki saya sakit karena kapalan dan kondisi juga sudah capek. Nafas sudah tidak beraturan. Dari kemarin main rubber terus jadi kondisi hari ini belum bisa pulih sepenuhnya,” tambahnya.
Kadek Dhinda pun harus menyerah setelah 70 menit bertanding melawan Chiu Pin Chian. Namun, tembus semifinal Super 300 tetap menjadi pencapaian yang layak diapresiasi meski banyak evaluasi yang didapat.
“Senang bisa sampai semifinal. Musuhnya kuat-kuat dan jarang mati sendiri. Jadi saya harus kuat di fisik, variasi pukulan, dan power. Kalau cuma andalkan fisik saja akan sulit di level ini,” pungkas Kadek Dhinda.
Langkah Berat di Kumamoto Japan Masters 2025
Setelah merampungkan Korea Masters 2025, kini Kadek Dhinda kembali melanjutkan jadwal pertandingan untuk mengikuti Kumamoto Japan Masters 2025 level Super 500 pada 11-16 November 2025.
Meski Kadek Dhinda langsung masuk main draw tanpa harus merangkak dari babak kualifikasi, tapi lawan berat sudah menanti di babak awal. Di babak 32 besar, Kadek Dhinda akan mencoba menantang unggulan Thailand, Busanan Ongbamrungphan.
Bukan laga yang mudah pastinya, tapi memberikan perlawanan yang maksimal harus diupayakan Kadek Dhinda. Terlebih peluang menang tetap masih terbuka selama Kadek Dhinda bisa tampil dengan performa terbaik dan meminimalkan eror.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS