Skuat Garuda Muda, Timnas Indonesia U-22 yang diproyeksikan untuk terjun ke gelaran SEA Games di bulan Desember mendatang harus mengakui keunggulan Mali di laga uji coba (15/11/2025). Berstatus sebagai tuan rumah, Ivar Jenner dan kolega harus merasakan kekalahan tiga gol tanpa balas dari tim tamu.
Berkaca dari video yang diunggah oleh kanal YouTube Indosiar (15/11/2025), gol pertama Mali dilesakkan oleh Sekou Doucoure pada menit ke-5, kemudian Wilson Samake di menit ke-33 dan dilengkapi oleh Moulate Haidara pada menit ke-90+1.
Uniknya, gol pertama Mali yang diciptakan oleh Sekou Doucoure di menit-menit awal pertandingan, terjadi melalui sundulan bola atas, yang mana selama ini dikenal sebagai salah satu kelemahan paling vital dari tim yang diasuh oleh Indra Sjafri.
Seolah tak belajar dari pengalaman yang sudah-sudah, tim asuhan Indra Sjafri masih saja terbobol dari skema seperti ini. Padahal, jika benar-benar belajar dari kelemahan-kelemahan terdahulu, gol dengan pakem seperti ini seharusnya sudah tak lagi terjadi kepada anak asuhnya di lapangan.
Pasalnya, sebelum kebobolan melalui gol sundulan dari pemain Mali kali ini, coach Indra dan anak asuhnya sudah mendapatkan pembelajaran yang sangat ruah di ajang Piala Asia U-20 lalu.
Bagaimana tidak, dari laga-laga yang dijalani oleh Pasukan Garuda Muda, mereka sudah berkali-kali merasakan kebobolan melalui bola atas seperti ini!
Seperti misal, dari data laman transfermarkt.com, pada laga mealwan Iran U-20 (13/2/2025), dari tiga gol yang bersarang ke gawang Indonesia, 2 di antaranya dijaringkan melalui sundulan. Yakni melalui Hesam Nefari di menit ke-5, dan Mobin Dehghan di menit ke-70.
Dan seperti tak belajar dari pertandingan ini, pada pertandingan kedua melawan Uzbekistan (16/2/2025), hal serupa juga terjadi kepada gawang Indonesia. Dalam kekalahan 1-3 dari tim asal Asia Tengah itu, dua di antaranya juga terjadi melalui sundulan!
Laman match report AFC menuliskan, gol pertama Uzbekistan yang diciptakan oleh Mukhammadali Urinboev di menit ke-21 dan Saidumarkhon Saidnurullaev pada menit ke-63, semuanya terjadi melalui sundulan, sama halnya dengan yang terjadi ketika Indonesia berhadapan dengan Iran di laga sebelumnya.
Sekali lagi, jika coach Indra benar-benar menaruh atensi terhadap kelemahan anak asuhnya yang satu ini, seharusnya sudah tak ada lagi gol-gol yang bersarang ke gawang tim besutannya melalui bola-bola udara.
Karena jika berkaca dan belajar dari pertandingan yang sudah-sudah, seharusnya materi terkait "cara mengantisipasi bola-bola udara" seperti ini sudah khatam dan dilahap habis oleh anak asuh Indra Sjafri, sehingga tak lagi ada kejadian berulang seperti ini.