Mengenal Istilah Fomo dan Jomo yang Kerap Dikaitkan dengan Psikologi

Rendy Adrikni Sadikin | Fathyah
Mengenal Istilah Fomo dan Jomo yang Kerap Dikaitkan dengan Psikologi
Dokumen pribadi Fathyah Rahmaniah

Saat ini banyak sekali orang yang berlomba-lomba dalam memamerkan sesuatu. Baik itu berupa konten semata atau memang hal yang tanpa disadari. Mungkin sebelumnya kamu pernah atau sering mendengarkan kata Fear of Missing Out atau Fomo, sekarang ada lagi istilah barunya yaitu JOMO

FOMO vs JOMO

  • FOMO atau (Fear of Missing Out) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku sesorang yang sering mengaitkan segala sesuatu kegiatan-kegiatan sosialnya pada media Sosial. Mereka juga terkadang suka membandingkan diri dengan orang lain di media sosial. Jika terus dibiarkan, hal ini tentu dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental.
  • JOMO atau Joy of Missing Out adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku seseorang yang lebih berfokus pada kegiatan nyatanya tanpa adanya gadget. Mereka lebih nyaman menikmati waktu di dunia nyatanya. Jomo juga dapat diartikan sebagai perasaan kepuasan diri di mana seseorang sudah merasa cukup dengan hidupnya sehingga mereka merasa bebas dan lebih fokus pada hal-hal yang mereka senangi. Mereka yang menerapkan JOMO cenderung lebih tenang menjalani hidup tanpa takut melewatkan kesenangan bersama teman-teman.

Mengapa Media Sosial Berdampak Pada Pribadi Seseorang Menjadi FOMO?

Seiring perkembangan zaman banyak sekali anak muda yang kerap membagikan semua kegiatannya di media sosial. Akibatnya seseorang tidak memiliki ruang privasi lagi.

Hal ini disebabkan oleh efek media sosial sudah banyak diketahui dapat memberikan pengaruh yang besar pada kesehatan mental, terutama di kalangan remaja. Tak jarang mereka dilanda perasaan kesepian dan stres setelah melihat akun media sosial orang lain. Muncul juga istilah iri dengki diantara kalangan mereka.

Orang-orang yang memiliki sifat FOMO biasanya dikuti dengan beberapa faktor seperti dia tidak begitu suka dengan keadaan di dunia nyatanya yang membuatnya mencari pelampiasan lain untuk sekadar berkeluh kesah, terbiasa dengan pujian yang menjadikan media sosial sebagai tolak ukur kehidupannya, dan masih banyak lagi. 

Cara Mengatasi FOMO dengan JOMO

JOMO memiliki peran penting untuk melawan FOMO. Buat kamu yang mungkin sudah merasakan gejala FOMO, sebaiknya coba terapkan praktik JOMO ini.

Fokus dari JOMO adalah menyisakan menyisakan lebih banyak waktu, tenaga, dan emosi untuk benar-benar dipilah mana yang harusnya jadi prioritas utama di kehidupan nyata. Berikut hal yang bisa kamu lakukan untuk memulainya.

  • Membuat mindset pikiran untuk menjadikan media sosial bukan alat tolak ukur kehidupanmu dengan orang lain.
  • Batasi penggunaan media sosial
  • Nikmati momen di kehidupan nyata tanpa menggunakan gadget seperti melakukan hobi lain
  • Fokus pada tujuan di dunia nyata
  • beristirahat sejenak dari media sosial dengan cara meng-uninstall aplikasi sosial mediamu kemudian meng-unfollow orang-orang yang dapat membawa dampak buruk bagimu
  • Besyukur atas apa yang ada pada dirimu, berdamailah dengan dirimu sendiri

Maka dari itu perlu diingatkan kembali bahwa menerapkan JOMO (joy of missing out) bukan berarti kamu+ harus benar-benar menghilang dan tidak bersosialisasi dengan orang lain.

Dengan adanya JOMO justru membantumu untuk mulai membangun koneksi yang lebih dalam dengan orang-orang di sekitar seperti keluarga atau sahabat.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak