Akun Alter: 'Jalan Ninja' Berekspresi Secara Anonim Bak Pedang Bermata Dua

Hernawan | Muhammad Hafizh Ramadhan
Akun Alter: 'Jalan Ninja' Berekspresi Secara Anonim Bak Pedang Bermata Dua
Ilustrasi Alter Ego.(unsplash)

Kian hari, akun-akun alter semakin berserakan di media sosial. Ia bisa digunakan buat meriuhkan percakapan publik, "mengotori" linimasa, menguntit seseorang secara daring, bahkan melancarkan aksi penipuan. Banyak ya fungsinya, tapi apa sih akun alter ini?  

Kata "alter" pada akun alter berasal dari kata "alter ego". Oxford Learner Dictionary mendefinisikan alter ego sebagai seseorang yang kepribadiannya berbeda dengan kepribadian aslinya.

Definisi ini bisa sedikit menjelaskan pemahaman kita soal akun alter. Menyadur dari The Jakarta Post,  akun alter adalah akun samaran atau sosok lain untuk mengekspresikan diri tanpa mempertaruhkan identitas asli.

Dengan menyembunyikan identitas asli ini, pengguna akun alter bebas mendiskusikan hal-hal yang mereka segan lakukan saat memakai identitas asli. Akun alter juga memudahkan pengguna menemukan lingkaran pergaulan atau percakapan yang punya ketertarikan serupa, tanpa khawatir ditolak dan dihujat.

Akun alter juga menggunakan nama dan gambar avatar yang tidak sesuai dengan orang aslinya. Seperti K-Popers, mereka tujuannya mau bersosialisasi ikut dalam satu grup ramai-ramai bersama temannya dan itu bentuk ekspresi. Hal itu positif karena dari situlah mereka merasa aman, tidak di-doxing dan dicari identitas aslinya. Kemudian mereka bisa menyampaikan pemikiran-pemikiran mereka sesuai dengan culture mereka di sana.

Lalu, bagaimana fenomena akun alter di Indonesia? Di Indonesia, akun alter menawarkan pelarian untuk membicarakan nilai-nilai yang dianggap tabu, serta mengomentari persoalan sensitif dengan kritis, sebagai topik diskusi sekaligus medium validasi.

Namun, salah satu faktor lain orang yang membuat alter account misalnya memang ingin anonim, tidak ingin diketahui identitasnya atau lebih menjaga ruang amannya sendiri dari pemantauan orang-orang yang tidak diinginkan. Dan mereka memiliki hobi-hobi tertentu yang lebih baik dipisahkan dari akun utama, sehingga bisa menikmatinya dengan lebih nyaman.

Tapi, memang kita bisa melihat bagaimana kebebasan berekspresi yang semakin terancam menjadi salah satu alasan orang membuat akun-akun lainnya. Selain memanfaatkan akun pribadinya yang langsung mengidentifikasi dirinya secara langsung. 

Meskipun demikian, akun alter ibarat pedang bermata dua, tidak semata menjadi medium positif dari kebebasan berekspresi. Ia juga bisa digunakan menyebarkan berita palsu dan prostitusi online. 

Spill (membeberkan fakta di luar consent pemilik akun) dan doxing (membagikan informasi privat ke ranah publik dalam dunia daring) juga rentan terjadi di ranah pengguna akun alter, tanpa perlu takut dibayang-bayangi risiko sosial serta hukum. 

Jadi, kalau kita berbicara soal anonimitas, sebenarnya baik kita membuatnya dengan mencoba merealisasikan akun alter. Namun, tetap saja harus bisa menggunakannya secara bertanggung jawab.

Karena kalau tidak, berarti kita sudah menjadi bagian atau pihak yang sudah membuat ruang dunia maya menjadi tidak aman.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak