Saya Tidak Bisa Membayangkan Jadi Ibu Maruko dalam Kartun Chibi Maruko Chan

Hikmawan Firdaus | Dini Sukmaningtyas
Saya Tidak Bisa Membayangkan Jadi Ibu Maruko dalam Kartun Chibi Maruko Chan
Maruko dan ibunya (YouTube)

Salah satu serial kartun jadul favorit saya selain Doraemon adalah Chibi Maruko Chan. Serial kartun ini mengusung tema slice of life yang tentunya relate dengan kehidupan sehari-hari.

Cerita Chibi Maruko Chan berpusat pada Maruko, seorang anak kecil biasa yang duduk di kelas 3 SD. Maruko tinggal di sebuah rumah sederhana bersama 5 anggota keluarga lainnya, yaitu ayah, ibu, kakak perempuan, kakek, dan neneknya.

Ketika saya masih kecil, menonton Chibi Maruko Chan rasanya kocak dan menjadi hiburan yang menyenangkan. Namun, ketika saya tumbuh dewasa dan menjadi ibu-ibu, saya justru menumbuhkan rasa empati dan kasihan terhadap sosok Sumire, ibu Maruko.

Tinggal satu rumah dengan mertua

Ibu Maruko tinggal satu rumah dengan mertua (YouTube)
Ibu Maruko tinggal satu rumah dengan mertua (YouTube)

Menurut saya, bagian ini paling fatal. Setelah menikah, banyak nasihat yang menganjurkan untuk pisah rumah dengan mertua maupun orang tua. Jika belum punya rumah sendiri, diusahakan mengontrak terlebih dahulu.

Namun, ibu Maruko ini mengambil pilihan ekstrem, yaitu tinggal satu rumah dengan mertuanya. Iya, sih, mertuanya memang baik dan tidak neko-neko. Tapi tetap saja, pasti di dalam hati ibu Maruko ingin bebas bereskpresi dan menjalani biduk rumah tangga tanpa ada intervensi dari pihak lain.

Mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri

Ibu Maruko mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri (YouTube)
Ibu Maruko mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri (YouTube)

Dari semua episode Chibi Maruko Chan yang pernah saya tonton, saya sering merasa miris saat ibu Maruko pontang-panting mengerjakan pekerjaan rumah sendiri. Bahkan, setiap hari dia hanya terlihat memakai celemek.

Setiap hari, dia harus memasak untuk enam orang, dua hingga tiga kali sehari. Saat sarapan, makan siang, dan makan malam, menunya sering kali berbeda-beda.

Di beberapa kesempatan, ibu Maruko tampak kelelahan karena anggota keluarganya tidak memiliki inisiatif untuk membantu. Pernah, sih, sesekali Maruko dan kakaknya membantu pekerjaan rumah. Namun, bantuan tersebut tidak seberapa dibandingkan kerja keras sang ibu dalam mengurus rumah tangga.

Memiliki anak yang malas belajar

Maruko hobi membaca komik dan malas belajar (YouTube)
Maruko hobi membaca komik dan malas belajar (YouTube)

Maruko dan kakaknya memiliki sifat yang sangat berbeda. Sakiko, kakak Maruko, rajin belajar, sedangkan Maruko tidak. Dia lebih suka bermain dan membaca komik. Maruko hanya mengerjakan PR jika disuruh, itu pun ibunya harus mengamuk dulu.

Selain malas belajar, Maruko juga sulit bangun pagi sehingga sering terlambat ke sekolah, serta sering membuat kamar berantakan dan tidak mau merapikannya. Saya pikir, pasti pusing punya anak seperti Maruko.

Memiliki suami yang cuek

Ayah Maruko (YouTube)
Ayah Maruko (YouTube)

Ayah Maruko, Hiroshi, digambarkan sebagai sosok ayah yang hanya bermalas-malasan saat berada di rumah. Dia suka minum alkohol dan menonton TV dan tidak mau tahu soal pekerjaan rumah.

Selain itu, ibu Maruko juga harus pintar-pintar mengatur uang belanja dari suaminya yang jumlahnya pas-pasan. Dia pun harus putar otak sendirian dan menahan segala keinginannya, karena suaminya tidak mau tahu soal uang belanja yang kurang.

Itulah hal-hal yang tidak bisa saya bayangkan jika menjadi ibunya Maruko. Oleh karena itu, saya maklum jika ibu Maruko sering mengomel.

Terlepas dari semua beban yang diembannya, ibu Maruko merupakan contoh sosok ibu yang kuat. Nggak salah kalau ibu-ibu dijuluki sebagai manusia super.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak