Berbagi Lewat THR: Ketika Bahagia Tak Bisa Diukur Menggunakan Satuan Apapun

Sekar Anindyah Lamase | Dea Pristotia
Berbagi Lewat THR: Ketika Bahagia Tak Bisa Diukur Menggunakan Satuan Apapun
Ilustrasi yoursay bagi-bagi THR [dok. pribadi/Dea Pristotia]

Ayah pernah bilang kalau setiap orang pasti akan merasa senang kalau mendapatkan pemberian dari orang lain. Tapi ayah juga bilang kalau sesenang-senangnya orang yang diberi, pasti lebih senang orang yang memberi. Saat itu, aku yang masih hanya seorang bocah masih bingung mencerna maksud kalimat itu. 

Hingga akhirnya aku semakin dewasa dan bisa merasakan kedua posisi tersebut. Sebagai orang yang diberi serta sebagai orang yang memberi. Esensi bahagianya berbeda, tapi tidak bisa diukur menggunakan satuan apapun. Pada akhirnya kata-kata dari ayah masih membekas di hati, hingga hari ini. 

Menjelang hari yang fitri budaya berbagi semakin menjamur, gerakan kebaikan semakin menular. Semua orang berlomba-lomba mendapatkan keberkahan bukan?  

Apalagi di penghujung bulan ramadhan, jalan yang tidak pernah sepi dengan orang-orang yang membagikan takjil cuma-cuma, masjid yang selalu ramai tumpah ruah dengan nasi kotak gratis.  

Seakan-akan tidak membiarkan siapapun merasa kelaparan di bulan penuh berkah ini. Tampaknya semua orang berlomba ingin merasakan kebahagiaan 'memberi' seperti yang dibilang ayahku. 

THR: Berbagi untuk Membayar Limpahan Kebahagiaan

Ilustrasi amplop THR [dok. pribadi/Dea Pristotia]
Ilustrasi amplop THR [dok. pribadi/Dea Pristotia]

Sebenarnya THR bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para pegawai di hari raya. Tidak heran, hari raya memang memerlukan banyak biaya. Mulai dari biaya mudik, beli baju lebaran, beli berbagai kue untuk suguhan, harus menyisihkan sebagian uang untuk dibagikan pada sanak saudara, belum lagi untuk memenuhi budaya hampers.  

Dari yang selama ini kita tahu, THR pada akhirnya dimanfaatkan bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga menyenangkan orang lain. Mengusahakan pulang dan menempuh ratusan kilometer misalnya.

Tanpa mempedulikan nominalnya, yang jelas THR dapat untuk membayar limpahan kebahagiaan untuk mereka-mereka yang merayakan kemenangan bukan?

Kalau Dapat THR dari Yoursay, Mau Buat Apa?

Ilustrasi uang THR dari Yoursay [dok. pribadi/Dea Pristotia]
Ilustrasi uang THR dari Yoursay [dok. pribadi/Dea Pristotia]

Kalau diminta untuk berandai-andai dapat uang THR dari Yoursay mau buat apa? Sepertinya aku juga masih bingung untuk apa. Bukannya apa-apa, tapi sejujurnya terlalu banyak wishlist berkedok self reward yang aku impikan.  

Mulai dari pengen beli panci aeshtetic, LED meteran biar dapur seterang cahaya Illahi, skincare untuk muka glowing shimmering splendid pas lebaran, shampo setengah liter, lipcream kissproof biar kalo cipika-cipiki waktu lebaran nggak nempel di pipi saudara, baju gemes, casing handphone, dan masih banyak lainnya. Tapi aku sadar kalau THR sebenarnya juga tentang berbagi.  

Jadi meskipun belum tahu pastinya akan kugunakan untuk apa, tapi yang jelas aku juga ingin berbagi dengan yang lain. Biar lebih banyak orang yang merasakan kebahagiaan dapat THR dari Yoursay.  

Di agama yang aku yakini, Allah menjanjikan akan melipatgandakan setiap kebaikan yang kita berikan pada orang lain. Selain kata-kata ayah, janji Allah juga membuatku ingin berbagi, agar kebahagiaan ini nggak cuma berhenti di aku. 

Kalau beneran dapat, aku bakal bagi-bagi sebagian THR Yoursay ke teman-teman lain lewat akun instagram aku. Tentunya bakal ada sedikit games biar makin seru dapetin THR-nya! Kalau beneran dapat THR nih, jangan lupa tagih aku ya!

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak