5 Penulis Legendaris Indonesia yang Tercatat dalam Sejarah Dunia

Hernawan | Funcrev
5 Penulis Legendaris Indonesia yang Tercatat dalam Sejarah Dunia
Pramoedya Ananta Toer di ruang kerja dalam rumahnya, Bogor, tahun 2001. [Reuters]

Karya-karya sastra luar biasa Tanah Air, pastinya tidak dapat terlepas dari tangan dingin para penulis legendaris Indonesia. Bahkan berkat tulisannya, mereka berhasil mencatatkan nama dalam sejarah dunia. Lewat tulisan, mereka telah banyak berkontribusi pada perjalanan panjang kesusastraan di Indonesia.

Dengan tetap menggandeng latar budaya Indonesia, para penulis legendaris ini mampu menyuguhkan alur cerita yang apik dan dibaca hingga ke berbagai penjuru dunia. Begitu berkesan, bermakna, dengan sentuhan sejarah yang kuat. Bahkan, karya-karya tersebut hingga sekarang tidak memudar dan masih banyak dicari sampai hari ini.

Berikut adalah 5 penulis legendaris asal Indonesia, yang karya-karyanya sudah banyak berkeliling dunia.

1. Pramoedya Ananta Toer

Siapa sih yang tidak kenal dengan penulis legendaris yang satu ini. Pramoedya Ananta Toer atau akrab disapa Pram, lahir di Blora pada 6 Februari 1925. 

Kehidupan Pram bisa dibilang cukup akrab dengan kata 'penjara'. Bagaimana tidak, selama 3 periode, Belanda, Orde Lama hingga Orde Baru, Pram selalu mencicipi rasanya hidup dalam jeruji besi.

Alasan mengapa Ia dibui pun beragam. Namun, dari balik jeruji besi itulah justru lahir beberapa masterpiece hasil pemikiran Pram yang luar biasa. Dan yang paling terkenal dan banyak dicari hingga saat ini di antaranya adalah Tetralogi Buru (Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, Rumah Kaca) serta roman Arus Balik.

Pram bukanlah penulis biasa. Dalam banyak karyanya, Ia selalu menawarkan cara pandang sejarah yang berbeda. Berkat tulisannya Pram telah dihadiahi berbagai penghargaan internasional. Di antaranya, Freedom to Write Award dari PEN American Center, Wertheim Award, Ramon Magsaysay Award, UNESCO Madanjeet Singh Prize, dan banyak lagi.

Karya-karya berkualitas Pramoedya, sang maestro dunia kepenulisan Indonesia ini akan tetap menjadi bacaan 'mahal' dan berbobot, sampai hari ini.

2. Buya Hamka

Prof. DR. H. Abdul Malik Karim Amrullah, adalah seorang sastrawan legendaris Indonesia yang populer dengan nama pena Buya Hamka, yang juga merupakan seorang ulama.

Pria kelahiran Sumatera Barat, 17 Februari 1908 ini kerap menuangkan gugatannya terhadap adat Minangkabau. Terutama, soal kawin paksa. Semasa hidupnya Ia berkiprah sebagai wartawan, penulis, dan pengajar. Terkhusus, dalam bidang filsafat, sastra, sejarah, sosiologi, politik, Islam, maupun Barat.

Dua novel terlaris karya Buya Hamka ialah Di Bawah Lindungan Ka'bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, yang telah difilmkan dan juga menceritakan tentang seorang gadis terjerat pernikahan paksa.

3. Nh. Dini

Nurhayati Sri Hardini atau lebih akrab dikenal dengan Nh. Dini merupakan salah satu penulis legendaris Indonesia yang masih eksis berkarya hingga usia senja. Dini adalah anak seorang pembatik Jawa yang hidup dan tumbuh dengan mendengarkan berbagai cerita sastra tradisional dari ibunya.

Berbagai karya sastranya ditulis dengan nada sederhana, agak konvensional, dan mengungkap sisi lain realita kehidupan peran manusia, terutama wanita.

Penulis angkatan 66 ini berhasil melahirkan tak kurang dari 40 judul buku. Ia juga dianugerahi berbagai penghargaan di panggung sastra internasional.

Adapun sejumlah karya tersohor Nh. Dini antara lain, On A Boat (1972), My Name is Hiroko (1977), Pertemuan Dua Hati (1986), dan Heart of Peace (1998). Karya terbaru sekaligus yang terakhir berjudul Gunung Ungaran: Lerep di Lerengnya, Banyumanik di Kakinya, yang terbit di tahun 2018. 

Nh. Dini mengembuskan nafas terakhirnya pada 4 Desember 2018 di usianya yang ke 82 tahun.

4. Mochtar Lubis

Penulis legendaris Indonesia berikutnya yakni Mochtar Lubis, seorang jurnalis dan pengarang ternama. Mochtar Lubis merupakan lulusan HIS dan Sekolah Ekonomi Kayu Tanam yang juga belajar tentang jurnalisme dan beberapa bahasa asing secara otodidak. 

Lewat karya-karyanya seperti Harimau-Harimau, Maut dan Cinta, dan Musim Gugur. Membuatnya telah berkontribusi besar dalam sejarah sastra Indonesia. Prestasi Mochtar Lubis di bidang sastra terbukti dari penghargaan yang diraihnya, yakni Ramon Magsaysay Award (1950), dan Golden Pen of Freedom (1967).

Lahir di Padang, 7 Maret 1922, Mochtar Lubis meninggal di usia 82 tahun pada 2 Juli 2004.

5. Suwarsih Djojopuspito

Suwarsih Djojopuspito adalah seorang penulis wanita Indonesia yang menulis novel dalam 3 bahasa sekaligus yaitu Sunda, Belanda, dan Indonesia. 

Suwarsih Djojopuspito lahir pada 21 April 1912, dan tutup usia pada 24 Agustus 1977.

Semasa hidupnya hidupnya, wanita hebat ini telah melahirkan 9 buku yang telah mendunia. Dan yang paling terkenal berjudul Manusia Bebas atau Buitenj het Gareel (bahasa Belanda).

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak