Meski setiap orang tua punya niatan mulia untuk memberi yang terbaik bagi anak-anaknya, ada kalanya, cara pengasuhan yang diterapkan malah berdampak sebaliknya. Bukannya membuat masa depan anak jadi cerah, malah bisa merusak mental sehingga hambat kemajuannya kelak.
Tentu kamu nggak mau, kan, bila apa yang kamu lakukan selama ini, ternyata berdampak buruk bagi anak? Maka dari itu, yuk, kita kenali pola asuh apa saja yang sebaiknya kamu hindari karena bisa rusak masa depan anak. Simak baik-baik!
1. Bertengkar dengan pasangan di depan anak
Kondisi emosi memang naik turun. Terkadang, ketika kamu lelah, dan punya masalah dengan pasangan, akhirnya tak bisa ditahan, dan bertengkar saat itu juga di depan anak.
Sayangnya, anak yang dibesarkan dengan sering melihat orang tuanya bertengkar, bisa memberi luka batin. Ketika dewasa, anak jadi rentan depresi, mengalami kesulitan untuk beradaptasi, dan sulit mengontrol emosinya, karena dulu pernah melihat hal yang sama pada orang tuanya.
2. Sering berbohong pada anak
Kadang kala, orang tua merasa berbohong pada anak merupakan urusan sepele. Padahal, sikap demikian bisa mendorong anak untuk tak jujur dan jadi pembohong. Bahkan kebiasaan ini dapat terbawa saat mereka besar nanti.
Justru saat usia anak masih kecil, adalah periode emas, di mana orang tua akan mudah menanamkan nilai-nilai baik pada anak. Kalau dari kecil orang tuanya sering mencontohkan perilaku bohong, jangan marah atau kaget, ketika si kecil juga jadi ikut-ikutan suka berbohong. Itu buah dari hasil didikanmu sebagai orang tua.
3. Memberi ekspektasi yang terlalu tinggi pada anak
Tak ada yang salah, ketika sebagai orangtua, kamu berharap anak-anakmu bisa berprestasi. Akan tetapi, kamu mesti sadar diri, bahwa setiap anak punya kemampuan dan keahliannya masing-masing.
Terlalu berekspektasi pada anak, dapat mendorongmu jadi orang tua penuntut. Dan dampaknya, anak jadi tertekan dan tidak menikmati proses belajar. Bukannya berprestasi, dia malah stres dan sulit konsentrasi.
4. Selalu membela anak
Pola asuh ini juga kerap ditemui di masyarakat. Bila anak salah, selalu dibela. Dampaknya, anak jadi nggak belajar bahwa yang dilakukan itu salah. Ketika besar, ia jadi pribadi yang nggak peka dan tak bisa menjalin hubungan interpersonal dengan baik. Dibenci banyak orang!
Pasti kamu nggak mau, kan, itu terjadi pada buah hati kesayangan kamu?