Percaya Apa Tidak, 4 Perilaku Kontraproduktif Ini Menghasilkan Banyak Karya

Candra Kartiko | sari rachmah
Percaya Apa Tidak, 4 Perilaku Kontraproduktif Ini Menghasilkan Banyak Karya
Ilustrasi perilaku produktif (pexels.com/Visual Tag Mx)

Untuk mencapai tujuan dan meluangkan waktu untuk hal-hal penting dapat dikatakan sebagai produktivitas. Sehingga, kegiatan produktif umumnya diisi dengan hal-hal yang penting saja dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Sebaliknya, kegiatan tidak produktif umumnya diisi kegiatan yang tidak penting, membuat malas bergerak serta tidak ada visi dan misi yang jelas. 

Namun, tahukah kamu bagi beberapa orang dengan profesi tertentu, suatu kegiatan yang umumnya dianggap sebagai tidak produktif, ternyata sebenarnya sangat produktif loh. Barangkali kegiatan-kegiatan di bawah ini salah satunya sering kamu lakukan.

1. Nonton film sebenarnya produktif jika kamu seorang pebisnis

Menonton film bisa menjadi kegiatan produktif bagi pebisnis (pexels.com/William Fortunato)
Menonton film bisa menjadi kegiatan produktif bagi pebisnis (pexels.com/William Fortunato)

Ah, baru tahu kan kalau kegiatan menonton Tv, atau film-film bagus sebenarnya kegiatan produktif. Bagi seseorang yang tak punya tujuan atau sekedar untuk bermalas-malasan barangkali memang benar ini sangat tidak produktif. Namun, jika kamu seorang pebisnis apalagi sudah punya perusahaan besar dari bisnismu, nonton film di Tv itu bagus loh. Mengapa ?

Sudah tahu dong di era digital seperti sekarang ini, penggunaan medsos sebagai ajang ngiklan, promosi dan lain sebagainya untuk memperkenalkan produk sangat penting. Terlebih di era sekarang ini, orang-orang cenderung menyukai cara penjualan soft-selling dimana konsumen tidak merasa sedang dicekoki produk. Dengan kata lainnya, ngiklan tapi berasa tidak sedang ngiklan. 

Nah, cara-cara soft-selling ini yang akan dipublikasikan pada medsos para pengusaha ataupun pebisnis tentu membutuhkan inspirasi. Konten apa yang akan dipublikasikan, seperti apa kontennya dan lain sebagainya, tentu butuh inspirasi. Sebab inspirasi sering datang dengan melihat sesuatu, maka dari itu penting banget mencari inspirasi melalui film yang kamu tonton jika kamu bekerja di bidang seperti ini. 

2. Melamun tidak kalah penting jika kamu seorang penulis

Penulis melamun untuk mendapat inspirasi (pexels.com/Lisa Fotios)
Penulis melamun untuk mendapat inspirasi (pexels.com/Lisa Fotios)

Kamu penulis? Sering melamun untuk mencari inspirasi tulisanmu ? Nah, ini bisa dikelompokkan dalam kategori produktif. Bagi penulis, duduk menyendiri melamun tanpa kebisingan, ditemani segelas kopi dan cemilan adalah hal penting dalam proses mencari inspirasi tulisan. Dengan demikian, lamunan seorang penulis memiliki visi dan misi yang jelas dalam rangka berkarya. 

Siapa sangka dalam karya-karyanya Raditya Dika, seperti yang dilansir kompas, diawali dengan melamun dan dari situlah salah satunya Dika, panggilan akrabnya, mendapatkan inspirasi untuk karya-karyanya baik di bidang tulis menulis, film, dan lain sebagainya. J.K. Rowling penulis fenomenal dengan karyanya Novel Harry Potter, sering melamun untuk menghasilkan karya terbaiknya, seperti dilansir fimella.

Hal ini didukung oleh penelitian yang  dipublikasikan di jurnal Neuropsychologia tahun 2017, seperti yang dilansir alinea, yang melibatkan 100 peserta. Hasil dari penelitian tersebut mencengangkan, bahwa peserta yang memiliki kebiasaan melamun memiliki nilai tinggi pada tes kemampuan intelektual dan kreativitas serta memiliki kapasitas berpikir yang lebih besar.

3. Scrolling medsos hanya buang waktu jika sekedar penasaran sama seseorang

Scrolling sosmed untuk mencari inspirasi (pexels.com/Cottonbro)
Scrolling sosmed untuk mencari inspirasi (pexels.com/Cottonbro)

Scrolling medsos seseorang memang hanya buang-buang waktumu, selain itu kamu akan terjebak rasa malas. Kamu pernah kan merasakan ini ? Namun demikian, scrolling medsos competitor sangat bagus bagi perkembangan bisnismu. Hmmm, hal ini bukan hal baru dalam dunia bisnis. Seseorang yang punya bisnis fashion, misalnya, scrolling medsos competitor dengan tujuan mencari tahu produk yang lagi diminati banyak orang, konten seperti apa yang banyak disukai orang dan lain sebagainya.

Kemudian dari hasil scrolling medsos kompetitor, muncullah produk baru yang tak kalah bagusnya dengan produk kompetitor. Inilah yang disebut inovasi,  sebab bisnis tanpa inovasi baru akan tergilas zaman dan akhirnya tak laku dijual.

4. Memperhatikan fenomena alam, bukan sekedar duduk diam

Ilmuwan memperhatikan fenomena alam untuk berkarya (pexels.com/Pixabay)
Ilmuwan memperhatikan fenomena alam untuk berkarya (pexels.com/Pixabay)

Apa yang biasanya orang lakukan ketika memperhatikan fenomena alam? Duduk atau berdiri sambil diam dan merenung. Sekilas mirip dengan orang yang sedang melamun. Juga, sekilas nampak seperti kegiatan yang tidak produktif sama sekali. 

Namun, jangan salah sangka, sebab terdiam sambil memperhatikan fenomena alam bagi seorang ilmuwan adalah mempelajari alam dan menemukan teori. Atau meniru fenomena alam dan menghasilkan produk baru yang kaya manfaat bagi manusia. 

Siapa sangka hukum gravitasi ditemukan oleh Isaac Newton yang sedang duduk terdiam di bawah pohon ketika tiba-tiba sebuah apel terjatuh dari pohonnya. Juga, siapa sangka teknologi sonar terinspirasi dari fenomena gelombang suara yang dikeluarkan lumba-lumba, struktur kepala kereta cepat shinkansen terinspirasi dari struktur kepala dan paruh burung pekakak, lampu LED terinspirasi dari lampu yang ada dalam tubuh kunang-kunang dan lain sebagainya. 

Jadi, kamu harus tahu bahwa produktivitas tidak dapat dilihat dari apa yang sedang kamu  lakukan. Namun, kamu perlu melihat dari hasil yang berdampak pada perubahan yang besar.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak