3 Akibat Jika Selalu Memarahi Anak saat Mendapat Nilai Buruk di Sekolah

Hayuning Ratri Hapsari | Delia Sanjaya
3 Akibat Jika Selalu Memarahi Anak saat Mendapat Nilai Buruk di Sekolah
Ilustrasi ayah memarahi anaknya (Pexels.com/August de Richelieu)

Untuk para orang tua atau calon orang tua, sangatlah bijak jika kita selalu mendorong anak-anak kita agar lebih cerdas dan bisa mendapatkan nilai yang sangat memuaskan bagi anak dan juga membuat bangga bagi orang tuanya sendiri. 

Tapi, bagaimana jika anak terlalu mendapat paksaan dari orang tuanya untuk bisa menghasilkan nilai sekolah yang bagus? Apakah itu sesuatu yang baik? 

Bagi para orang tua, cobalah untuk berpikir lebih jernih. Untuk para anak yang dibutuhkan adalah dukungan positif dari orang tuanya, karena bagaimana pun orang tua selalu melihat perkembangan anaknya dan orang tualah yang bisa menjadi pengarah yang baik untuk anak. 

Jika ada orang tua yang masih saja sering memarahi atau bahkan ada yang memukuli anaknya karena dengan alasan nilai anak sangatlah tidak memuaskan, ini akan berakibat buruk untuk si anak. Inilah beberapa akibat, jika anak selalu dimarahi oleh orang tuanya saat mendapat nilai yang buruk di sekolah.

1. Membuat Anak Jadi Tidak Jujur

Ilustrasi anak-anak sedang belajar di sekolah (Pexels/Artem Podrez)
Ilustrasi anak-anak sedang belajar di sekolah (Pexels.com/Artem Podrez)

Saat anak terlalu sering dimarahi, padahal mereka sudah memberanikan diri untuk memberitahukan hasil nilai yang mereka dapatkan di sekolah. Dengan usaha yang sudah anak-anak lakukan untuk mendapatkan nilai yang bagus dan bisa membuat bangga orang tuanya, tapi pada akhirnya, itu semua belum bisa mereka dapatkan. 

Mereka akan berpikir licik untuk tidak lagi dimarahi oleh orang tuanya, karena mereka tidak ingin terus-menerus ditekan oleh orang tuanya. Anak-anak akan melakukan berbagai cara, yang penting nilai sekolahnya bagus dan tidak membuat orang tuanya marah.

Pada akhirnya, anak-anak akan jadi berbohong, mereka akan sering menyontek, karena si anak melihat bahwa orang tuanya hanya mementingkan hasil akhirnya saja, bukan melihat usaha yang sudah dilakukan.

2. Merusak Mental pada Anak

Ilustrasi anak yang sedang menangis (Pexels/Keira Burton)
Ilustrasi anak yang sedang menangis (Pexels.com/Keira Burton)

Bagaimana tidak merusak mental? Jika anak selalu ditekan untuk mendapatkan nilai yang bagus. Mereka akan merasa takut dan akan selalu cemas. 

Bagaimana pun anak tidak ingin mendapatkan perlakuan yang kasar dari orang tuanya. Terlalu sering dimarahi atau bahkan sampai orang tua memukuli anak, itu membuat anak jadi merasa tidak dihargai. Bisa saja anak akan nekat untuk kabur dari rumah.

3. Memiliki Sifat yang Egois

Ilustrasi anak yang terlihat murung (Pexels/RODNAE Productions)
Ilustrasi anak yang terlihat murung (Pexels.com/RODNAE Productions)

Terkadang, anak akan mempunyai karakter yang ingin menang sendiri, jika orang tua terus memaksa anak untuk mendapatkan nilai yang sempurna. 

Anak akan marah atau tidak senang dengan temannya yang bisa mengalahkan nilainya. Anak akan ingin terus menjadi si paling benar dan tidak boleh ada yang jauh lebih pintar darinya. Pastinya anak seperti ini, malah akan membuat tidak disenangi oleh teman-temannya. 

Sebaiknya bagi para orang tua, berapa pun nilai seorang anak, lebih baik kita mengapresiasinya dan mendukungnya untuk lebih bisa berusaha lagi agar mendapatkan nilai yang maksimal, pastinya dengan cara yang baik, tidak perlu marah-marah, tidak perlu kasar sampai memukuli anak. Anak-anak perlu diperhatikan dengan baik.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak