5 Cara Elegan Menghadapi Convokiller Si Pembunuh Percakapan, Anti Mati Gaya

Hikmawan Firdaus | Nindya Chitra
5 Cara Elegan Menghadapi Convokiller Si Pembunuh Percakapan, Anti Mati Gaya
Ilustrasi chatting (pexels.com/KetutSubiyanto)

Convokiller atau conversation killer adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang mematahkan percakapan dengan jawaban singkat dan membuat lawan bicaranya bingung bagaimana harus menanggapi. Percakapan akan lekas berakhir karena satu pihak pasif dan tak memberikan umpan balik yang menghidupkan percakapan. 

Convokiller sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam interaksi teks seperti di ruang obrol dan media sosial, di mana gestur lawan bicara tidak terlihat sehingga tanggapan hanya dinilai dari tulisan. Jika kamu menghadapi seorang convokiller, daripada marah dan merasa tak dihargai, cobalah tanggapi dengan cara-cara berikut.

1. Tetaplah ramah dan riang. Tunjukkan bahwa kamu tak terpengaruh pada caranya yang kurang sopan. 

Kamu pasti kecewa, kesal, dan merasa tidak dihargai ketika usahamu bersikap ramah ditanggapi singkat seperti: ya, gak, hehe, udah. Terlebih jika orang ini gebetanmu atau orang yang memang kamu inginkan perhatiannya. Dalam kasus ekstrem, pengabaian seperti ini bisa membuatmu insecure dan merasa tak penting. Namun, langsung menarik diri karena kesal juga bukan hal yang baik. Coba tenangkan dirimu dan tetaplah bersikap ramah. Jangan termakan permainannya. Si convokiller mungkin tak sadar sikapnya itu tak sopan. Bisa juga karena memang dia sedang tak ingin diganggu. Tetaplah berpikir positif. 

2. Buatlah guyonan yang menyindir caranya yang pasif dalam menanggapi.

Jika yang kalian bicarakan adalah hal penting yang menuntut perhatian kedua belah pihak, cobalah sindir caranya menanggapi dengan sedikit guyonan, seperti: “Jari lo keseleo, ya? Jawab kok singkat banget.” Tambahkan emotikon tertawa. Setelah ini mungkin dia justru jadi curhat padamu jika memang dia sedang ada masalah. Namun, jika tanggapannya masih dingin, tak perlu diambil hati. Tinggalkan percakapan tanpa menaruh pikiran negatif.

3. Banyaklah bertanya dan tanggapi jawaban-jawaban pendeknya dengan pintar dan atraktif.

Jika dia membuatmu kesal dan kamu cukup pintar untuk berdebat dengan halus, kamu bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengharuskannya menjawab dengan panjang. Namun, jangan berlebihan, ya. Tetap tenang. Cukup tunjukkan bahwa bukan hanya dia yang bisa bersikap tak sopan. Tetap tutup percakapan dengan baik. Minta maaf dan berterima kasihlah atas perhatiannya. Dua ungkapan itu ampuh membungkam keangkuhan. 

4. Siapkan stok stiker dan gunakan ketika dia mulai pasif.

Banyak aplikasi chatting yang menyediakan banyak stiker ekspresif yang bisa kamu gunakan untuk menghidupkan percakapan. Tunda setiap kali dia ingin membunuh percakapan kalian dengan mengirimkan stiker. Pilihlah yang lucu atau mengundang komentar, tetapi jangan berlebihan. Ketika dia memberimu silent treatment, kirimkan stiker terakhir yang menunjukkan bahwa kamu baik-baik saja dan tak ambil pusing dengan caranya.

5. Tutuplah percakapan terlebih dahulu dengan sopan sebelum suasana makin kaku.

Ketika convokiller mulai beraksi dan kamu sudah berfirasat bahwa percakapan akan terasa aneh, tinggalkan saja obrolan lebih dulu dengan menutupnya menggunakan alasan yang masuk akal, misalnya, kamu terburu-buru dan masih ada yang harus dilakukan. Jadi, kamu tak berlama-lama terjebak di situasi yang membuatmu merasa serbasalah.

Selalu ingat untuk memperlakukan orang lain dengan baik. Tetaplah dalam energi positif biarpun tanggapan yang kamu dapat terkesan dingin dan tak bersahabat. Cobalah melihat dari sudut pandang lawan bicaramu. Sikap dinginnya tak selalu karena dia tak menyukaimu, marah, atau malas bicara padamu. Bisa saja karena dia memang sedang dalam suasana hati yang buruk. Tetaplah berpikiran positif dan jangan buru-buru menghakimi diri, ya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak