4 Tips Menjaga Finansial Tetap Sehat di Tengah Kepungan Inflasi

Hayuning Ratri Hapsari | Septyarosa Syahputri
4 Tips Menjaga Finansial Tetap Sehat di Tengah Kepungan Inflasi
Ilustrasi uang (Pexels/Ahsanjaya)

Baik pandemi dan perang Rusia-Ukraina sama-sama membawa dampak besar bagi ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Bahan pangan yang meroket, sampai harga bensin yang perlahan terus naik tentu berimbas pada finansial pribadi.

Meskipun semua serba naik, lantas tak serta merta membuat pendapat ikut naik juga. Sulitnya ekonomi memang membuat banyak perusahaan kesulitan mencapai laba, bahkan banyak yang sampai gulung tikar. Bisa dibilang, masih memiliki pemasukan yang stabil setiap bulannya adalah anugerah di tengah kepungan inflasi.

Maka dari itu, kita harus cermat menjaga keuangan kita tetap sehat selama kondisi belum stabil dengan beberapa cara seperti ini. 

1. Hindari berutang untuk hal yang tidak perlu 

Zaman sekarang, berutang semakin mudah. Bukan lagi hanya dengan gadai barang dan koperasi, melainkan dengan mengandalkan kecanggihan teknologi, seperti pinjaman online, hingga konsep paylater.

Meskipun bunga yang ditawarkan terbilang tinggi, namun pinjaman online tetap laris manis, pun dengan pinjaman berbentuk 'beli dulu bayar nanti' atau paylater. Tak ayal, banyak orang yang terjebak dalam utang karena sesuatu yang sebenarnya tidak perlu.

Dalam kondisi sangat amat mendesak seperti sakit, bencana, dan musibah, mungkin meminjam uang sah-sah saja dilakukan.

Namun, apa jadinya jika berutang hanya untuk memenuhi gaya hidup? Selain membuatmu kehilangan 30 persen penghasilan setiap bulannya, belum tentu juga barang atau uang yang dipinjam benar-benar untuk hal yang berguna.  

2. Membayar tagihan setelah menerima gaji 

Menjaga keuangan dengan cara membayar segala tagihan sesaat setelah menerima gaji atau pendapatan adalah salah satu strategi untuk terhindar dari denda dan penyitaan barang.

Meskipun terdengar receh, namun membayar tepat bahkan sebelum jatuh temponya akan menyelamatkanmu dari jeratan utang yang lain.

Selalu anggarkan maksimal pengeluaran untuk tagihan dan cicilan sebesar 30 persen dari pendapatan bulanan untuk mencegah kewalahan dalam membayar. 

3. Beli segala sesuatu berdasarkan kebutuhan bukan keinginan 

Belilah segala sesuatu yang benar-benar sangat kamu butuhkan, bukan sekadar kamu inginkan. Meskipun, terkadang kita terbuai dengan kebutuhan 'gaib' yang membuat kita berpikir benar-benar membutuhkannya, ada baiknya kita merenung beberapa waktu untuk berpikir ulang apakah hal tersebut benar-benar dibutuhkan, atau sekadar ingin belaka.

Ada kalanya kita harus menjauhi hal yang kita inginkan terlebih dulu agar sifat impulsifnya hilang dulu dan kita bisa berpikir jernih setelahnya.  

4. Usahakan menabung sisa uang setelah kebutuhan terpenuhi

Jika kita sudah menerapkan berbagai tips berhemat, lalu, kita mendapatkan uang masih tersisa di rekening, maka jangan cepat-cepat mengambil kesimpulan untuk membelanjakan atau menggunakan uang itu untuk hal yang diluar kebutuhan pokok melainkan menyimpan atau menabungnya dalam bentuk uang, deposito, atau logam mulia.

Jika kamu termasuk orang yang sudah jago berinvestasi, kamu bisa menambahkan aset dengan sisa uangmu agar uangmu yang 'bekerja'. 

Kondisi ekonomi yang tidak menentu seharusnya menjadi motivasi kita untuk memperbaiki pola keuangan sendiri dan rajin menabung demi masa depan yang terjamin.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak