Media sosial (medsos) menduduki peran penting bagi kehidupan masyarakat, terlebih di era pandemi. Keterhubungan tanpa batas membantu banyak pihak untuk berbisnis, belajar, mencari informasi, menjalin relasi, atau sekadar berbagi kegiatan sehari-hari. Namun, media sosial juga menimbulkan dampak negatif jika tak digunakan dengan bijak, di antaranya mengurangi fokus, membuat pekerjaan utama tak kunjung selesai, kurang gerak karena terlalu lama di depan gawai, menyuburkan insecure, iri, dan segudang perasaan negatif lain. Nah, bagaimana sih agar bisa eksis di media sosial tanpa mengganggu kesehatan mental? Simak tips berikut, yuk!
1. Miliki tujuan yang jelas dalam menggunakan media sosialmu
Dibanding menggunakan media sosial secara random tanpa kepentingan jelas atau hanya ikut-ikutan tren, miliki alasan kuat mengapa kamu mengunduh aplikasi media sosial tertentu. Jangan hanya hadir, lakukan sesuatu di sana yang bisa membuat pikiranmu terarah ke hal-hal yang lebih produktif dan positif. Follow akun yang bermanfaat. Jauhi akun yang hanya menimbulkan energi negatif.
2. Jangan terobsesi pada jumlah pengikut atau like, mengalir dan bertumbuhlah dengan alami
Konsistensi mengalahkan obsesi. Biasanya obsesi timbul ketika terlalu banyak berputar-putar melihat akun orang lain yang sudah lebih besar atau foto-foto meriah yang mendapat banyak like. Kurangi aktivitas seperti ini. Berpegang pada tujuanmu. Ingat, media sosial pertama-tama harus berguna dan nyaman digunakan oleh pemiliknya sebelum bisa mengundang perhatian orang lain. Alihkan perhatian untuk betul-betul mengenal diri dan berekspresi dengan lebih berkarakter.
3. Manfaatkan fitur kesehatan digital dan kontrol orang tua di ponselmu
Cara menggunakan media sosial dengan bijak adalah dengan membatasi waktu aksesnya. Jika kamu tipe orang yang sulit berhenti apabila sudah berselancar di dunia maya, kamu bisa menggunakan fitur ini di pengaturan ponselmu. Setel waktu ideal yang kamu inginkan dalam menggunakan aplikasi-aplikasi media sosial. Contoh, jika kamu menyetel 30 menit per hari untuk aplikasi Instagram, maka setelah 30 menit, aplikasi tersebut tidak bisa kamu akses lagi pada hari itu.
4. Tidak mengunduh aplikasi media sosial di ponsel
Berinteraksi di media sosial memang menyenangkan, tetapi tetap tak bisa menggantikan interaksi secara langsung. Jika telah menetapkan niat menjadi orang produktif, cara ini bisa kamu terapkan. Dengan tidak mengunduh media sosial di ponsel, kamu tidak akan sering diganggu notifikasi. Kamu bisa memanfaatkan browser di ponsel untuk mengakses media sosial ketika sedang memerlukan saja. Lakukan bertahap. Mulailah dari uninstall media sosial yang jarang kamu gunakan.
5. Tinggalkan FOMO dan fokuslah pada apa yang betul-betul membuatmu bahagia
Perasaan takut tertinggal dari orang lain dikenal dengan istilah Fear of Missing Out (FOMO). Patrick McGinnis mencetuskan akronim ini pada 2004 lewat artikel Social Theory at HBS: McGinnis’ Two Fos yang terbit di The Harbus, koran mahasiswa di Harvard Business School (HBS) sebelum FOMO akhirnya mendunia. FOMO tumbuh subur di media sosial.
FOMO sangat menguras konsentrasi dan energi pengidapnya. Muncul kecemasan bila ketinggalan berita terbaru, tidak mengikuti tren, tidak mendatangi tempat yang viral, atau kehabisan produk edisi terbatas. Karena tidak mengetahui apa yang betul-betul berguna dan dia butuhkan, pengidap FOMO hanya bergerak berdasarkan naluri takut tertinggalnya.
Nah, itulah lima langkah yang bisa kamu lakukan agar bisa tetap eksis di media sosial tanpa mengganggu kesehatan mental. Selalu ingat untuk tak berlebihan dan terobsesi dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi, ya.