Gaya hidup atau lifestyle adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup pada prinsipnya adalah pola seseorang dalam mengelola waktu dan uangnya. Gaya hidup ini bisa mempengaruhi perilaku seseorang yang pada akhirnya menentukan pola konsumsi.
Gaya hidup setiap orang tentu akan berbeda satu dan lainnya, karena dipengaruhi berbagai faktor. Gaya hidup seseorang bisa kita lihat dari aktivitas olahraga dan makanan yang dikonsumsi. Selain itu, kita bisa melihatnya dari aspek lain contohnya pekerjaan, gaya berpakaian dan rumah yang ditinggali.
Tentu, setiap orang ingin memiliki gaya hidup yang seimbang, karena gaya hidup yang semaunya akan mengakibatkan kerugian dalam berbagai aspek. Lalu, bagaimana sih cara kita hidup seimbang?
Tahukah kamu? Di Swedia, ada sebuah istilah filosofis bernama 'Lagom' yang digunakan sebagai standar gaya hidup seimbang di sana.
Makna dari Lagom
Secara harafiah, Lagom berarti cukup. Konsep Lagom ini dapat kita artikan sebagai "tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit (yang penting cukup)."
Konsep Lagom ini dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, karena dipercaya dapat mempengaruhi tingkat kebahagiaan dan kesuksesan.
Lagom dan Swedia sebagai Negara Paling Bahagia
Melansir dari Smore, diketahui bahwa Swedia dan negara-negara Skandinavia lainnya, seperti Norwegia, Finlandia dan Denmark merupakan negara dengan tingkat kebahagiaan tertinggi atau menempati peringkat teratas menurut World Happiest Report tahun 2018. Kita bisa melihat bahwa Swedia termasuk dalam salah satu negara yang warganya paling bahagia.
Apa, sih, yang membuat mereka bahagia?
Ternyata, selain faktor keamanan negara, kesehatan dan pekerjaan, lifestyle ala Swedia memiliki pengaruh besar terhadap tingkat kebahagiaan mereka. Intinya, orang-orang Swedia menerapkan hidup mereka pada keseimbangan, tidak lebih tidak kurang, hanya bermodalkan kata "cukup."
Implementasi Lagom dalam Kehidupan Orang Swedia
Keseimbangan hidup orang Swedia dapat kita lihat dari berbagai aspek. Pertama, kita ambil saja contoh masalah pekerjaan, masyarakat Swedia menerapkan pola "work life balance" dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Orang Swedia tidak mengenal kata lembur. Bagi mereka, jumlah jam kerja hanya lima jam sehari. Hal ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas di sana.
Bagaimana dengan mayoritas orang Indonesia yang memiliki jam kerja 925 (Nine to Five) alias rata-rata delapan jam sehari?
Orang Swedia benar-benar memanfaatkan waktu mereka. Jika mereka punya waktu libur, mereka tidak memaksakan diri untuk bekerja di luar waktunya, biasanya mereka melakukan hal-hal yang positif dan menyenangkan.
Manfaat Lagom bagi Kita
Jika kita menerapkan konsep Lagom, maka kita akan bisa membagi waktu untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain, yang artinya kita tidak hanya bahagia secara pribadi, tapi juga bisa menjadi berkat bagi ornag lain.
Merangkum dari My Scandinavian Home, Menurut Niki Brantmark dalam buku Lagom "The Swedish Art of Living a Balanced, Happy Life," pentingnya untuk mencontohkan masyarakat Swedia yang menjalani hidup dengan lebih rileks dan santai sehingga bisa mengisi waktu mereka dengan hal-hal yang bermakna.
Waktu di luar jam kerja pun digunakan untuk bersosialisasi dan berkumpul bersama teman, menikmati aktivitas ruang publik, melakukan hobi yang bermanfaat dan terlibat dalam kegiatan komunitas.
Dampak positif dari adanya Lagom adalah menghindarkan diri dari foya-foya, konsumerisme, selalu bersyukur dan merasa cukup atas apa yang telah diberi dan didapat.
Pola hidup ini menuntun kita pada kebahagiaan melalui kecukupan dan keseimbangan. Lagom membuat kita bahagia meski hidup minimalis.
Dengan menerapkan konsep Lagom, membuat kita merasa lebih bahagia dalam kesederhanaan dan apa adanya dalam kesyukuran. Selain itu, keseimbangan gaya hidup membuat mental kita menjadi lebih sehat, jauh dari stress dan depresi.
Itulah informasi mengenai Lagom, konsep gaya hidup seimbang ala Swedia. Semoga bermanfaat, ya!
Referensi:
https://www.smore.com/x3zb8-sweden-the-happiest-country, akses 31 Agustus 2022
https://www.myscandinavianhome.com/p/books.html?m=1, akses 31 Agustus 2022