Tak Perlu Gugup, Ini 4 Tips Auto Mahir Public Speaking Ala Azkiya Haliza

Bimo Aria Fundrika | Rizky Pratama Riyanto
Tak Perlu Gugup, Ini 4 Tips Auto Mahir Public Speaking Ala Azkiya Haliza
Azkiya Haliza Z, S.Tr.Kes (Instagram/@azkiya.haliza)

Sering kali gugup saat berbicara di depan umum adalah hal yang normal. Pembicara hebat yang kita kenal seperti Najwa Shihab, Sherly Annavita, Pandji Pragiwaksono, dan Merry Riana juga merasakan gugup.

Hanya saja, mereka mampu berdamai dengan perasaan yang dialami dengan mengontrol diri sehingga dapat menjadikannya sebagai energi positif.

Pernyataan itu diungkapkan oleh seorang narasumber, Azkiya Haliza, dalam Webinar Public Speaking (Master Your Voice) yang diselenggarakan pada Kamis (18/12/2025) pukul 19.30–21.00 WIB.

Ia berpengalaman sebagai training officer, mentor, contributing writer, dan narasumber di berbagai acara. Selain itu, ia berhasil menempuh jenjang pendidikan di Poltekkes Kemenkes Bandung hingga meraih gelar Sarjana Terapan Promosi Kesehatan.

Kemudian, Haliza melanjutkan pendidikan di Universitas Teknologi Digital dan meraih gelar Magister Manajemen Inovasi.

Bagi kita, kemampuan public speaking sangat penting untuk memengaruhi opini publik. Tak hanya soal berbicara di depan umum, Haliza mengatakan bahwa kita perlu membangun pemahaman audiens terhadap apa yang kita sampaikan.

Melalui dampak positif ini, ia mengajak publik untuk meningkatkan kemampuan public speaking dengan beberapa tips dan trik berikut:

1. Berdamai dengan Rasa Gugup

Rasa gugup (nervous) yang muncul karena takut salah dan lupa saat berbicara, tidak percaya diri, tidak melakukan persiapan matang, dan baru pertama kali mencoba adalah bentuk kepedulian yang memberi sinyal agar berhati-hati saat akan berbicara. Jangan dilawan atau dijadikan musuh, justru sebaiknya dikenali secara perlahan dan diajak untuk bekerja sama.

Gugup adalah tanda kita peduli pada diri sendiri. Setiap pembicara memiliki teknik berbeda terkait bagaimana cara mereka mengelola rasa gugup yang dirasakan. Salah satunya dengan membangun energi positif melalui senyuman di 10 detik pertama serta menghela napas untuk menghadirkan diri sepenuhnya.

2. Lakukan Self Talk

Bicara pada diri sendiri adalah cara yang terbaik. Yakinkan diri dengan mengucapkan afirmasi positif untuk membangun kepercayaan diri dan menyingkirkan pikiran negatif. Katakan pada diri sendiri, “Aku cukup. Aku bisa. Aku tidak harus sempurna, tetapi aku harus hadir sepenuh hati.”

Lalu, bayangkan kesuksesan muncul lebih dini sebelum selesai berbicara. Tidak perlu menuruti ekspektasi para penonton yang menjadikan sebuah keharusan. Singkirkan pandangan yang mengganggu, sehingga kita tetap fokus berbicara dengan menggeser pola pikir dari “takut salah” menjadi “kita ingin berbagi”.

3. Tampil Alami

Banyak pembicara yang selalu berpura-pura menjadi orang lain dan tidak menjadi dirinya sendiri. Mereka membandingkan diri dengan orang lain yang terlihat lebih keren dan belajar untuk tampil secara aman, tetapi kehilangan keasliannya. 

Padahal audiens justru lebih menyukai pembicara yang pada dasarnya tulus dan jujur. Mereka tidak butuh versi sempurna, melainkan butuh versi asli dari diri kita. Oleh karena itu, saat berbicara di depan umum disarankan untuk menunjukkan pesona asli dari interpretasi diri kita masing-masing.

4. Latih Tubuh dan Hubungan Emosional

Melakukan teknik pernapasan 4-7-8 saat public speaking sangat berguna untuk mengelola adrenalin dan rasa kecemasan sesaat sebelum naik ke panggung. Manfaat lainnya, kita mampu mengontrol suara, menjernihkan pikiran, hingga menurunkan detak jantung yang meningkat.

Gunakan gerak tangan dan tatapan untuk menyalurkan energi positif dengan cara tersenyum di 10 detik pertama. Tujuan lainnya kita mampu membuat audiens yang sedang suasana hatinya buruk bisa ikut terbawa suasana hati yang baik. 

Langkah terakhir, jadikan audiens sebagai teman, bukan penilai. Carilah latar belakang atau profil audiens yang akan mendengarkan. Dengan begitu, kita dapat menyesuaikan gaya bahasa, contoh, serta pendekatan yang digunakan agar terasa lebih relevan.

Haliza mengatakan, "Kadang panggung terbaik tak menunggu, ia muncul saat kamu berani memulai langkah pertama dan mengambil kesempatan." Ia menegaskan bahwa keberanian sering kali lebih penting daripada kesiapan yang sempurna. Banyak orang yang menunggu momen, padahal kesempatan justru hadir ketika seseorang mau mencoba, meski masih diliputi rasa ragu.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak