Bukan Jam Makan, Ini 4 'Golden Rules' Jauh Lebih Penting untuk Kesehatan Pencernaanmu

M. Reza Sulaiman
Bukan Jam Makan, Ini 4 'Golden Rules' Jauh Lebih Penting untuk Kesehatan Pencernaanmu
Ilustrasi jam makan, jadwal makan. (Shutterstock)

Di tengah semua kesibukan, dari nugas sampai subuh, meeting marathon, sampai drama KRL, ada satu hal yang sering banget jadi korban: jadwal makan. Kita sering banget kan, ngelewatin sarapan karena buru-buru, makan siang di depan laptop sambil kerja, atau baru makan malam pas sudah larut malam karena kecapekan.

Banyak banget aturan "katanya-katanya" soal jadwal makan yang ideal. Tapi, benarkah kita semua harus makan di jam yang sama? Atau jangan-jangan, itu semua cuma mitos? Yuk, kita bedah tuntas!

Kabar Buruknya: Nggak Ada Jadwal Makan 'Satu Ukuran untuk Semua'

Ini adalah fakta pertama dan paling penting yang harus kamu tahu. Tidak ada satu jadwal makan "ajaib" yang cocok untuk semua orang. Kebutuhan makanmu itu super personal dan dipengaruhi banyak banget faktor:

Jam biologismu: Kamu tipe "burung hantu" yang aktif di malam hari, atau "ayam" yang produktif di pagi hari?

Tingkat aktivitasmu: Kamu anak kantoran yang kebanyakan duduk, atau pekerja lapangan yang butuh banyak energi?

Tujuanmu: Kamu lagi mau nurunin berat badan, nambah massa otot, atau sekadar hidup sehat?

Jadi, kalau temanmu bisa survive cuma dengan makan dua kali sehari, bukan berarti kamu juga harus begitu.

'Menu' Pola Makan yang Bisa Kamu 'Cicipi'

Meskipun nggak ada yang paling benar, ada beberapa "aliran" pola makan yang paling umum dan bisa kamu coba untuk lihat mana yang paling "klik" sama tubuhmu.

1. Aliran 'Klasik': Tiga Kali Makan Sehari

Ini adalah pola paling umum dan paling gampang diikuti: sarapan, makan siang, dan makan malam. Pola ini bantu tubuhmu punya ritme yang teratur.

2. Aliran 'Ngemil Terus': Makan Porsi Kecil tapi Sering

Pola ini biasanya 5-6 kali makan sehari, tapi porsinya super kecil. Cocok banget buat kamu yang metabolismenya cepat atau gampang lapar. Tujuannya adalah menjaga level energi tetap stabil seharian. TAPI, ini bukan alasan buat ngemil chiki terus, ya! Kualitas makanannya tetap harus dijaga.

3. Aliran 'Puasa Gaul': Intermittent Fasting

Ini yang lagi ngetren banget. Kamu cuma boleh makan di dalam "jendela waktu" tertentu, misalnya 8 jam sehari (dari jam 12 siang sampai jam 8 malam), dan sisanya puasa (boleh minum air). Banyak yang merasa pola ini efektif buat mengontrol kalori dan bikin badan terasa lebih ringan. Tapi, ini nggak cocok buat semua orang, terutama yang punya masalah lambung.

'Golden Rules' yang Jauh Lebih Penting dari Jam Makan

Daripada pusing mikirin harus makan jam berapa, sebenarnya ada beberapa "aturan emas" yang jauh lebih penting untuk kamu ikuti:

Jarak Antar Makan Itu Penting: Usahakan ada jeda sekitar 4 sampai 6 jam antara satu waktu makan ke waktu makan berikutnya. Ini ngasih waktu buat sistem pencernaanmu bekerja dengan optimal.

Jangan Makan Besar Sebelum Tidur: Usahakan makan malam setidaknya 2-3 jam sebelum tidur. Makan terlalu mepet waktu tidur bisa bikin kualitas tidurmu ambyar dan perut terasa nggak nyaman.

Kualitas Makanan > Jam Makan: Ini yang paling krusial. Mau jadwal makanmu serapi apa pun, kalau isinya cuma gorengan, mi instan, dan minuman manis, ya sama saja bohong. Pastikan setiap kali makan, ada protein, karbohidrat kompleks, lemak sehat, dan serat di piringmu.

Dengarkan 'Curhatan' Tubuhmu: Ini skill paling penting. Belajarlah untuk membedakan antara lapar fisik dan lapar emosi (karena bosan atau stres). Makanlah saat tubuhmu benar-benar butuh 'bensin', bukan saat mulutmu cuma pengen ngunyah.

Intinya, jangan lagi stres karena nggak bisa sarapan tepat jam 7 pagi. Fokus saja pada kualitas makananmu dan dengarkan sinyal dari tubuhmu sendiri. Itulah "jadwal makan" paling ideal yang sesungguhnya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak