Pekan Olahraga Wilayah Sumatera Utara (Porwilsu) yang dilaksanakan sepanjang 4-8 Mei 2018 lalu di Langkat, telah berjalan dengan sukses. Adapun cabang olahraga yang digelar termasuk di antaranya gulat, pencak silat, taekwondo, juga tinju.
Dari ajang tersebut, beberapa atlet yang berhasil membawa pulang medali emas, tampil cukup menonjol. Salah satunya adalah Adinda Mawaddah, salah seorang atlet muda yang memenangi cabang pencak silat khususnya di nomor tanding kelas C putri.
Dengan kemenangan yang notabene berarti dirinya berhak tampil di Pekan Olahraga Provinsi Sumatera Utara (Porprovsu), itu Dinda --sapaan akrabnya-- sudah memancangkan target tak tanggung-tanggung. Tiket ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua pada tahun 2020 menjadi bidikannya.
Di ajang Porwilsu kemarin sendiri, penampilan Dinda tampak meyakinkan. Beberapa pertandingan sengit dan panas sempat dijalaninya, namun berhasil dilalui Dinda dengan baik berkat upaya maksimal, plus doa dan dukungan dari keluarga dan teman-temannya.
Bagi Dinda, untuk mencapai posisi dan prestasi yang sudah ia raih saat ini, diakui bukanlah hal yang mudah. Banyak sudah rintangan yang harus dilaluinya, namun Dinda tidak pernah menyerah.
"Alhamdulillah, senang sekali karena bisa dapat tiket ke Porprovsu di bulan 11 (November) nanti," ujar Dinda seusai kemenangannya itu.
Dinda sangat senang bisa menang --dan berhak tampil di Porprovsu-- sebab ia memiliki target untuk dapat bertanding di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020. Makanya, ini merupakan salah satu langkah awal bagi Dinda untuk bisa mencapai tujuannya tersebut.
Dinda sendiri merasa optimistis bisa mengikuti PON XX yang akan dilaksanakan di Papua tersebut. Selain dukungan penuh dari keluarganya, dia punya keyakinan lewat usaha sungguh-sungguh yang dijalaninya demi mencapai tujuan tersebut. Dalam arti, dia tidak pernah setengah hati dalam menekuni olahraga yang sudah dipilihnya.
Adapun jauh ke depan, Dinda yang selain sudah tampil di PON Remaja 2014, juga pernah mengikuti Kejuaraan Pencak Silat Antaruniversitas se-Asia 2017 itu berkomentar bahwa dia sudah punya harapan tersendiri untuk karier yang tengah dirintisnya di pencak silat.
"Untuk karier, semoga apa yang ditargetkan dapat tercapai dan terpenuhi. Sedangkan untuk pencak silat sendiri, kita bangga menjadi pesilat, sebab silat itu asli budaya Indonesia. Sudah seharusnya kita memajukan pencak silat," ujar gadis kelahiran Medan, 20 tahun yang lalu tersebut.
Penulis: Amalina Darayani P, mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara.