Apa yang pertama kali terlintas dipikiran kalian ketika mendengar kata Jakarta? Yaa, kemacetan. Jakarta tidak dapat lepas dari predikatnya sebagai kota yang sesak dan penuh dengan kendaraan, bukan?
Apa sebenarnya penyebab kemacetan di Jakarta? Serta bagaimana solusi untuk kemacetan di Jakarta dengan menggunakan salah satu metode dalam ilmu Matematika? Dalam kesempatan kali ini saya akan menjelaskan sedikit tentang gambaran bagaimana kemacetan di Jakarta dapat diatasi dengan Matematika.
Berdasarkan data world bank pada tahun 2018 jumlah populasi penduduk di Indonesia yaitu sebesar 267.663.435 jiwa. DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia juga memiliki populasi yang tinggi dengan jumlah penduduk berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2018 mencapai 10.467.629 jiwa.
Namun, jumlah tersebut hanya merupakan jumlah penduduk tetap di DKI Jakarta, belum ditambah dengan jumlah pendatang yang melakukan kegiatan baik bekerja, sekolah, kuliah, dan lain sebagainya di wilayah Jakarta.
Tingkat pertumbuhan penduduk di Jakarta merupakan salah satu yang tertinggi di Indonesia yaitu mencapai 1,43%. Tingginya pertumbuhan penduduk di Jakarta disebabkan oleh angka kelahiran penduduk yang tinggi dan faktor banyaknya pendatang baru di Jakarta.
Populasi yang tinggi mengakibatkan kehidupan warga Jakarta tidak lepas dari kondisi mobilitas yang tinggi pula. Proses mobilisasi tersebut tentunya banyak melibatkan kendaraan bermotor. Kendaraan yang termasuk dalam kelompok kendaraan bermotor seperti sepeda motor, mobil penumpang, mobil bus, dan mobil truk.
Berdasarkan data Statistik Transportasi DKI Jakarta 2018, mobil penumpang mencatat pertumbuhan tertinggi yaitu 6,48% per tahun, dengan jumlah 3,99 juta unit pada tahun 2018. Jumlah sepeda motor juga terus meningkat dengan rerata pertumbuhan 5,3% per tahun, dan memiliki jumlah mencapai 14,74 juta pada tahun 2018.
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor juga seharusnya sebanding dengan pertumbuhan infrastrukturnya, dalam hal ini jalan raya. Namun, tingkat pertumbuhan infrastruktur jalan raya hanya mengalami peningkatan sebesar 0,01% per tahun.
Hal inilah yang kemudian memunculkan polemik bagi penduduk Jakarta dan pemerintahannya yaitu tingkat kemacetan yang luar biasa. Tingkat kemacetan di Jakarta mengalami peningkatan yang signifikan pada waktu-waktu tertentu, yaitu pada pagi hari (berangkat kerja) dan sore hari (pulang kerja).
Banyak faktor yang dapat mengakibatkan kemacetan, salah satunya yaitu menumpuknya kendaraan pada lampu lalu lintas. Lampu lalu lintas secara umum dipergunakan untuk mengatur lalu lintas di setiap jalur untuk bergerak secara bergiliran agar tidak terjadi kemacetan. Namun yang terjadi justru sebaliknya, seringkali muncul permasalahan dimana pengaturan durasi waktu lampu lalu lintas yang tidak tepat.
Solusi untuk mengurangi atau mencegah penumpukan kendaraan pada lampu lalu lintas adalah dengan melakukan peningkatan manajemen analisis pada sistem lalu lintas pada waktu-waktu rawan terjadinya penumpukan kendaraan. Analisis tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu metode dari ilmu Matematika yaitu model antrian.
Menurut Gross dan Harris (1994) sistem antrian dapat digambarkan sebagai kedatangan pelanggan ke dalam sistem antrian, menunggu pelayanan, mendapatkan pelayanan, dan meninggalkan antrian setelah mendapatkan pelayanan. Pola kedatangan merupakan salah satu unsur dasar pada model antrian.
Pola kedatangan kendaraan dibedakan berdasarkan waktu antar kedatangan dua kendaraan yang berurutan yang dapat bersifat deterministik ataupun stokastik. Pola kedatangan bersifat deterministik jika waktu kedatangan antar kendaraan tetap atau tidak berubah, yang mengakibatkan panjang antrian juga tetap.
Sedangkan pola kedatangan yang bersifat stokastik merupakan pola kedatangan dengan waktu kedatangan antar kendaraan tidak tetap dan selalu berubah, sehingga mengakibatkan panjang antrian juga tidak tetap. Pola kedatangan stokastik ini dapat dicari dengan suatu formula tertentu berdasarkan pada suatu nilai distribusi. Pelayanan pada sistem antrian dapat dibedakan menurut jumlah layanannya, yaitu pelayanan tunggal atau jamak.
Analisis dapat dilakukan dengan melakukan penelitian dan pengamatan dengan mengambil sampel kasus kemacetan di salah satu persimpangan lampu lalu lintas di Jakarta. Data yang digunakan untuk melakukan penelitian ini merupakan data jumlah kedatangan kendaraan yang berada pada ruas jalan yang akan diamati serta durasi lampu lalu lintas.
Setelah data diperoleh, barulah dapat dilakukan perhitungan dan analisis dengan menggunakan model antrian yang sesuai dengan karakteristik antrian. Hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai suatu model untuk mengatur durasi lampu lalu lintas agar tidak terjadi peningkatan jumlah antrian pada persimpangan lalu lintas.
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan terkait manajemen sistem lalu lintas yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan kasus yang diteliti. Sehingga, dapat menjadi salah satu solusi dari kemacetan yang terjadi di Jakarta.